backup og meta

Osteoporosis

DefinisiGejalaPenyebabFaktor risikoDiagnosisPengobatanPengobatan di rumah

Anda mungkin pernah mendengar istilah tulang keropos. Kondisi ini dikenal secara medis sebagai osteoporosis. Meski sering kali terjadi tanpa disadari, osteoporosis merupakan masalah kesehatan serius yang dapat menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah, bahkan akibat cedera ringan. Simak selengkapnya seputar pengertian osteoporosis hingga gejala dan pengobatannya.

Osteoporosis

Apa itu osteoporosis?

Osteoporosis atau pengeroposan tulang adalah penyakit yang terjadi saat tulang mulai mengalami pengeroposan secara berkelanjutan.

Bagian dalam tulang yang sehat normalnya tampak memiliki banyak ruang kecil persis seperti sarang lebah.

Pengeroposan tulang akan membuat ruangan-ruangan tersebut menjadi lebih lebar.

Kondisi ini lambat laun membuat tulang kehilangan kekuatannya, sehingga menjadi lebih rapuh, hingga bahkan rentan patah akibat trauma kecil.

Pertumbuhan tulang bagian luar juga cenderung lebih lemah dan tipis daripada seharusnya.

Hal ini meningkatkan risiko gangguan pada struktur tulang, seperti patah tulang akibat pengeroposan.

Penderita osteoporosis biasanya memiliki risiko tinggi mengalami patah tulang panggul, patah tulang pergelangan tangan, dan patah tulang belakang.

Sayangnya, beberapa tulang seperti tulang panggul yang sudah rusak tidak dapat sembuh.

Mitos mengatakan bahwa osteoporosis adalah penyakit yang terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari, karena dianggap bagian dari penuaan.

Padahal, gangguan muskuloskeletal ini sebenarnya bisa dicegah atau diperlambat perkembangannya.

Namun, penyakit ini sering kali tidak terdeteksi hingga tulang tersebut akhirnya patah.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Osteoporosis membuat tulang keropos dan rentan patah, bahkan saat aktivitas ringan seperti berdiri atau berjalan.

Kondisi ini bisa dialami siapa saja, tapi lebih sering terjadi pada wanita Asia dan kulit putih, terutama setelah menopause.

Tanda dan gejala osteoporosis

osteoporosis pada anak

Penyakit osteoporosis biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu pada tahapan awal.

Bahkan, dalam beberapa kasus, orang yang telah mengalami pengeroposan tulang tidak mengetahui secara pasti kondisinya, hingga mengalami patah tulang.

Gejala utama osteoporosis yang bisa terasa adalah tulang mudah patah karena insiden kecil, seperti terjatuh, terpeleset, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dapat muncul beberapa gejala lainnya, di antaranya berikut ini.

  • Nyeri tulang punggung bawah.
  • Nyeri leher.
  • Postur tubuh bungkuk.
  • Penurunan tinggi badan secara bertahap.
  • Mudah sekali mengalami patah tulang.

Jika kondisi tersebut tidak segera diobati, tulang yang keropos bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Ketika struktur dan komposisi tulang sudah semakin menipis dan melemah, risiko patah tulang kemudian meningkat.

Gejala osteoporosis yang sudah tergolong parah bisa mengakibatkan tulang patah karena hal sepele sampai berat. 

Bukan hanya itu, beberapa orang kerap mengalami gejala berupa patah tulang iga, pergelangan tangan, atau panggul.

Namun sebagian besar kasus patah tulang karena pengeroposan ini terjadi di tulang belakang, hingga bisa menyebabkan cacat.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila sudah mulai memasuki fase awal menopause, rutin mengonsumsi obat kortikosteroid selama beberapa bulan, atau orangtua mengalami patah tulang panggul.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah kepada dokter Anda.

Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan Anda.

Penyebab osteoporosis

Sebenarnya, tidak sepenuhnya salah jika ada yang mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia, tulang akan semakin rentan mengalami pengeroposan.

Namun, bukan berarti semua orang yang bertambah tua sudah pasti mengalami penyakit osteoporosis.

Pada dasarnya, setiap kali tulang manusia yang sudah tua patah, tubuh akan menggantinya dengan tulang yang baru. Saat masih berusia muda, proses pergantian tulang tersebut tentu lebih cepat.

Setelah melewati usia dua puluhan, proses ini akan sedikit demi sedikit melambat. Umumnya, massa tulang akan mencapai puncaknya di usia 30 tahun.

Sejak saat itu, seiring dengan bertambahnya usia, massa tulang akan lebih cepat berkurang tanpa disertai dengan pembentukan tulang yang baru.

Secara tidak langsung, peluang Anda untuk terkena osteoporosis sebenarnya tergantung pada seberapa banyak massa tulang yang terbentuk saat Anda masih muda.

Semakin banyak massa tulang yang terbentuk, semakin banyak pula persediaan massa tulang yang disimpan.

Alhasil, kemungkinan Anda untuk mengalami osteoporosis seiring bertambahnya usia pun semakin kecil.

Oleh karena itu, tidak bisa serta merta dikatakan bahwa penyebab osteoporosis adalah pertambahan usia.

Jika Anda tidak dapat merawat kesehatan tulang selagi muda, risiko mengalami osteoporosis akan meningkat saat usia bertambah.

Faktor risiko osteoporosis

osteoporosis

Ada banyak faktor risiko untuk osteoporosis. Beberapa di antaranya dapat diubah sejak dini, tapi beberapa lainnya cenderung sulit atau bahkan tidak bisa diubah.

Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab osteoporosis.

  • Berjenis kelamin wanita.
  • Bertambahnya usia.
  • Penurunan kadar hormon dalam tubuh.
  • Ukuran tubuh yang kecil dan kurus.
  • Riwayat keluarga mengalami osteoporosis.
  • Pernah mengalami patah tulang.
  • Malas beraktivitas.
  • Kebiasaan merokok.
  • Konsumsi alkohol berlebihan. 

Diagnosis osteoporosis

Cara mendiagnosis osteoporosis yang umum adalah melalui pemeriksaan densitas atau tes kepadatan tulang untuk menilai komposisi dan struktur tulang Anda.

Tes yang disebut densitometri tulang atau dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA) ini melibatkan penggunaan sinar-X.

Pengecekan dengan sinar-X bertujuan mengukur kepadatan tulang yang biasanya dilakukan di beberapa titik yang paling berisiko terkena pengeroposan.

Misalnya pada pergelangan tangan, pinggung, atau tulang belakang. 

Pemeriksaan ini bersifat noninvasif. Artinya tes ini dilakukan tanpa jarum atau suntikan, dan dilakukan secara rawat jalan, sehingga pasien bisa langsung pulang setelah tes selesai.

Pengobatan untuk osteoporosis

penyebab demensia

Jika Anda benar dinyatakan mengalami pengeroposan tulang, dokter akan menentukan rencana perawatan terbaik berdasarkan kondisi kesehatan Anda. 

Beberapa pilihan pengobatan osteoporosis yang bisa dilakukan adalah berikut ini.

1. Penggunaan obat bifosfonat

Kelas obat ini dapat membantu memperlambat pengeroposan tulang di dalam tubuh.

Selain menjaga kepadatan tulang, obat osteoporosis ini bisa mengurangi risiko patah tulang.

Obat ini bisa digunakan pasien wanita maupun pria. Bifosfonat tersedia dalam bentuk obat minum (tablet) atau obat injeksi.

2. Obat-obatan antibodi monoklonal

Obat-obatan ini dapat menjaga kepadatan tulang pasien osteoporosis. Bahkan, obat ini mungkin memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan bifosfonat.

Obat ini juga dapat mengurangi risiko berbagai kerusakan tulang lainnya. Biasanya, obat ini akan diberikan oleh dokter setiap 6 bulan sekali dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh.

Jika dokter menyarankan untuk menggunakan obat ini, Anda mungkin harus terus meminumnya.

3. Terapi hormon

Jika pengeroposan tulang yang Anda alami disebabkan oleh rendahnya kadar hormon tertentu, dokter biasanya akan menyarankan terapi hormon.

Terapi ini bisa membantu meningkatkan kadar hormon rendah pada pria dan wanita.

4. Suplemen kalsium dan vitamin D

Kalsium adalah mineral yang dibutuhkan oleh tulang, sedangkan vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium ke dalam tubuh.

Jika tubuh kekurangan vitamin dan mineral ini, risiko mengalami osteoporosis tentu lebih tinggi.

Oleh sebab itu, jika Anda kesulitan mendapatkan kalsium dan vitamin D dari berbagai sumber alami, seperti makanan, konsumsi suplemen vitamin D dan kalsium dapat membantu menjaga mempertahankan kepadatan tulang.

Menjalani pengobatan osteoporosis sesegera mungkin harus dilakukan demi menghindari terjadinya komplikasi osteoporosis yang tidak diinginkan.

Pengobatan di rumah untuk osteoporosis

Berikut adalah gaya hidup untuk penderita osteoporosis yang dapat diterapkan sembari menjalani pengobatan. 

  • Rutin berolahraga, misalnya melakukan senam osteoporosis dengan gerakan-gerakan yang disesuaikan.
  • Konsultasi dengan terapis fisik atau rehabilitasi untuk membantu menguatkan otot dan tulang Anda.
  • Perbanyak sumber makanan penguat tulang, misalnya yang kaya kalsium dan vitamin D, seperti produk susu, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. 
  • Hindari kondisi yang bisa membuat Anda mudah terjatuh. 

Hal-hal tersebut juga bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap osteoporosis. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Kesimpulan


  • Osteoporosis adalah kondisi ketika tulang menjadi rapuh dan mudah patah, sering kali tanpa gejala yang jelas.
  • Penyakit ini lebih berisiko dialami wanita setelah menopause, tapi bisa dicegah sejak muda dengan gaya hidup sehat.
  • Pemeriksaan kepadatan tulang (DEXA scan) penting untuk mendeteksi osteoporosis lebih dini.
  • Menjaga pola makan bergizi, rutin berolahraga, serta mengonsumsi kalsium dan vitamin D bisa membantu memperkuat tulang dan mencegah komplikasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Osteoporosis – Diagnosis & Treatment. Retrieved July 21, 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/diagnosis-treatment/drc-20351974

What is Osteoporosis and What Causes It? Retrieved July 21, 2025, from https://www.nof.org/patients/what-is-osteoporosis/

Osteoporosis – Treatment. Retrieved July 21, 2025, from https://www.nhs.uk/conditions/osteoporosis/treatment/

Osteoporosis. Retrieved July 21, 2025, from https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/osteoporosis

Osteoporosis Overview. Retrieved July 21, 2025, from https://www.bones.nih.gov/health-info/bone/osteoporosis/overview

Osteoporosis. Retrieved July 21, 2025, from https://www.rheumatology.org/I-Am-A/Patient-Caregiver/Diseases-Conditions/Osteoporosis

Osteoporosis. Retrieved July 21, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4443-osteoporosis

Versi Terbaru

31/07/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Mengapa Patah Tulang pada Anak Lebih Cepat Sembuh Daripada Orang Dewasa?

5 Olahraga untuk Meningkatkan Kepadatan Tulang di Usia 40 Tahunan


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Diperbarui 31/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?