Tulang belakang
Patah tulang belakang cenderung yang paling sering terjadi saat seseorang terkena osteoporosis. Patah tulang ini bisa menyebabkan rasa sakit yang amat mengganggu dan menyebabkan postur membungkuk (kifosis). Meski begitu, kadang patah tulang belakang bisa terjadi begitu saja tanpa gejala atau tanda yang jelas.
Tulang pinggul
Patah tulang pinggul menjadi gejala osteoporosis yang paling umum pada orang berusia 75 tahun ke atas. Patah tulang pinggul umumnya membuat seseorang perlu menjalani rawat inap dan operasi.
Proses penyembuhannya cukup lama dan bahkan bisa menyebabkan seseorang sulit atau bahkan tak bisa lagi bergerak. Meski telah diobati, masih tinggi peluangnya untuk tulang pinggung patah kembali di masa depan.
Pergelangan tangan
Patah pergelangan tangan jadi salah satu gejala osteoporosis yang kerap dialami setelah terjatuh.
Patah pergelangan tangan bisa menyebabkan Anda kesulitan menggerakkan tangan. Terutama apabila patah terjadi di sisi tangan Anda yang dominan.
Baik patah tulang belakang, pergelangan tangan, atau pinggang, tidak ada yang boleh diremehkan begitu saja. Kondisi ini perlu pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut, karena berpotensi terjadi akibat osteoporosis.
Apabila Anda didiagnosis mengalami penyakit pengeroposan tulang ini, pastikan untuk mengonsumsi obat osteoporosis yang diresepkan oleh dokter untuk mencegah terjadinya patah tulang yang lebih membahayakan kondisi kesehatan.
4. Gusi menyusut
Menurut NIH Osteoporosis and Related Bone Disease National Resource Center, osteoporosis mungkin saja berkaitan dengan kesehatan gigi dan gusi. Pasalnya, gigi dan gusi ditopang oleh tulang rahang. Maka, ketika osteoporosis menyerang, tulang rahang akan kehilangan kepadatananya, sehingga garis gusi terlihat menyusut.
Tulang rahang yang rapuh sangat berkaitan dengan gejala osteoporosis di bagian ini. Jika Anda melihat ada perubahan pada gusi, periksakan ke dokter gigi untuk melihat kondisi lebih jelasnya. Dokter biasanya akan melakukan rontgen gigi untuk melihat pengeroposan tulang yang terjadi.
Dari hasil rontgen, dokter gigi bisa menyimpulkan masalah yang Anda alami. Namun jika ternyata hasil rontgen mulut kurang jelas, dokter akan melakukan berbagai tes lanjutan untuk memastikan bahwa Anda mengalami osteoporosis atau tidak.
5. Kekuatan genggaman melemah
Penelitan yang diterbitkan di jurnal Orthopaedic Surgery menemukan bukti bahwa melemahnya kekuatan genggaman berkaitan dengan tulang rangka yang mengalami pengeroposan.
Ketika gejala ini Anda alami, jangan dianggap angin lalu. Satu atau dua kali mungkin masih terbilang wajar. Namun, jika hal ini terjadi terus menerus Anda juga perlu waspada dan memeriksakan diri ke dokter.
Kondisi ini bisa jadi gejala osteoporosis dini yang perlu diwaspadai dan kerap diabaikan, terutama pada wanita pascamenopause.
Kekuatan genggaman yang melemah bisa mendatangkan masalah lebih besar, yaitu patah tulang. Pasalnya, ketika pegangan seseorang melemah, ia akan sulit untuk menjaga keseimbangan dirinya.
Pegangan dan genggaman yang kuat menjadi cara tepat mencegah jatuh. Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan kondisi dan mencegah keparahan osteoporosis jika memang menyerang Anda.
6. Kuku lemah dan rapuh
Mungkin Anda tak menyadari bahwa kuku yang lemah dan rapuh menandakan kesehatan tulang yang tidak lagi optimal. Kenapa begitu?
Pada dasarnya, kuku dan tulang terbuat dari mineral yang sama yaitu kalsium. Apabila kuku tampak lebih lemah dan rapuh dari biasanya, ini dapat menandakan tubuh tidak mendapat asupan kalsium yang cukup, atau tidak lagi bisa menyerap kalsium sebaik dulu.
Osteopenia, penyakit kelainan tulang tanda osteporosis
Osteopenia adalah penurunan kepadatan tulang hingga berada di bawah batas normal. Penyakit kelainan tulang ini dianggap sebagai salah satu gejala dari osteoporosis. Jika semakin parah, osteopenia dapat berlanjut menjadi osteoporosis yaitu kondisi tulang mengalami pengeroposan.
Sama halnya dengan osteoporosis, salah satu penyakit yang bisa menjadi penyebab osteoporosis ini juga tidak memiliki gejala khusus. Tak heran jika banyak penderita osteopenia yang berujung mengalami osteoporosis.
Meski begitu, sebenarnya osteopenia tidak selalu berujung menjadi osteoporosis. Apalagi jika penyakit osteopenia segera diatasi, sehingga pencegahan terhadap osteoporosis pun berhasil dilakukan.
Apabila Anda mengalami osteopenia, segera praktikkan gaya hidup sehat untuk tulang, misalnya rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan penguat tulang. Dengan begitu, Anda telah mengurangi risiko mengalami osteoporosis.
Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan berbagai obat penguat tulang yang biasanya diberikan untuk pengobatan osteoporosis.