Wajar bila Anda sesekali bangun di tengah malam karena ingin buang air kecil. Namun, jika Anda sering buang air kecil pada malam hari, ini mungkin merupakan gejala dari nokturia.
Nokturia adalah kondisi yang membuat Anda sering ingin buang air kecil pada malam hari. Penderita biasanya tidak bisa menahan kencing (inkontinensia urine) sehingga waktu tidurnya terganggu.
Apa saja gejala nokturia?
Gejala sering kencing pada malam hari tentu saja buang air kecil atau kencing dalam jumlah banyak di malam hari. Pada kondisi normal, Anda seharusnya bisa tidur selama 6-8 jam tanpa terganggu karena produksi urine menurun selama tidur.
Sementara pada penderita nokturia, mereka mungkin harus bangun setidaknya dua kali di tengah malam untuk buang air kecil. Lama-kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan kurang tidur dan menurunkan kualitas tidur.
Begitu Anda sudah mulai kurang tidur, Anda mungkin akan mengalami gejala:
- mood turun dan cenderung depresi,
- sering menguap dan mengantuk,
- lebih cepat lelah,
- susah berkonsentrasi,
- kurang motivasi, serta
- mudah marah dan lupa.
Jika nokturia disebabkan oleh penyakit tertentu, Anda bisa saja mengalami gejala selain sering buang air kecil. Gejala tersebut berbeda-beda, tergantung gangguan kesehatan apa yang menjadi penyebabnya.
Apa penyebab nokturia?
Nokturia biasanya adalah tanda dari suatu gangguan kesehatan. Berikut berbagai macam kondisi yang dapat menyebabkan sering buang air kecil pada malam hari.
1. Sleep apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang dapat membuat seseorang berhenti bernapas selama beberapa detik saat tidur. Ketika mengalami sleep apnea, tubuh akan berusaha mencari cara supaya dapat bernapas lega.
Otot jantung pun meregang untuk memompa lebih banyak darah kaya oksigen. Namun, hal ini juga memacu kerja hormon ANH (atrial natriuretic peptide) yang meningkatkan produksi urine sehingga Anda lebih sering buang air kecil.
2. Gagal jantung kongestif atau lemah jantung
Pada siang hari, cairan menumpuk di kaki akibat adanya gravitasi dan ketidakmampuan jantung untuk memompa secara normal. Saat Anda berbaring di malam hari, cairan ini akan kembali masuk ke aliran darah dan disaring oleh ginjal sehingga produksi urine meningkat.
3. Diabetes
Nokturia adalah salah satu gejala diabetes yang paling umum. Ini disebabkan karena penderita diabetes memiliki gula darah yang tinggi. Kelebihan gula dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urine, tapi gula juga menarik air sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil.
4. Gangguan saraf
Gangguan saraf seperti pada penyakit Parkinson, Alzheimer, dan multiple sclerosis bisa mengganggu pengiriman sinyal yang mengatur fungsi sistem perkemihan. Akibatnya, kandung kemih tidak mampu menampung air kencing dan membuat Anda sering buang air kecil.
5. Konsumsi obat-obatan diuretik
Obat untuk penyakit darah tinggi dan gagal jantung biasanya bersifat diuretik. Obat ini meningkatkan kadar air dan garam sehingga volume urine meningkat. Jika Anda sering kencing pada malam hari, berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
6. Infeksi saluran kemih yang berulang
Infeksi saluran kemih yang tidak diobati dapat mengganggu fungsi kandung kemih. Bila dibiarkan, kandung kemih mungkin tidak akan mampu mengeluarkan urine seutuhnya. Kandung kemih pun lebih cepat penuh sehingga Anda lebih sering buang air kecil.
7. Kehamilan
Ibu hamil biasanya sering kencing pada malam hari. Ini disebabkan karena volume darah ibu bertambah dan kandung kemih tertekan (cystitis) oleh janin yang berkembang. Meski demikian, keluhan ini akan berkurang seiring usia kehamilan.
Bagaimana cara mendiagnosis nokturia?
Nokturia adalah kondisi medis dengan penyebab yang sangat beragam. Oleh sebab itu, Anda akan menjalani banyak pemeriksaan untuk memastikan asal masalah ini. Dokter pertama-akan akan menanyakan hal-hal seperti:
- Kapan Anda mulai sering buang air kecil pada malam hari?
- Berapa kali Anda buang air kecil pada malam hari?
- Obat apa yang sedang rutin Anda minum?
- Apakah urine yang keluar lebih sedikit (anuria) atau lebih banyak dari biasanya?
- Apakah ada riwayat penyakit kandung kemih dalam keluarga?
- Apakah ada gejala lain yang mengkhawatirkan?
Setelah mengetahui kondisi dan riwayat medis Anda, dokter akan melanjutkan dengan serangkaian pemeriksaan. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi penyakit yang mungkin menjadi penyebabnya.
Jenis pemeriksaan untuk mendiagnosis nokturia adalah:
- tes gula darah untuk mendeteksi diabetes melitus
- tes deprivasi air untuk mendeteksi diabetes insipidus
- tes hitung darah lengkap dan tes kimia darah
- urinalisis (tes urine)
- tes kultur urine
- sitoskopi untuk melihat kondisi sistem perkemihan
- CT scan dan USG
Bagaimana cara mengatasi nokturia?
Cara terbaik mengatasi nokturia adalah dengan konsumsi obat-obatan dan perubahan gaya hidup. Mengacu laman Cleveland Clinic, berikut jenis obat yang dapat dikonsumsi.
- Antikolinergik, terutama untuk mengatasi kandung kemih overaktif (overactive bladder).
- Bumetanide dan furosemide untuk mengontrol produksi urine.
- Desmopressin untuk membantu ginjal mengurangi produksi urine.
Agar tidur malam Anda terasa lebih nyaman, berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan.
- Tidak minum banyak air, alkohol, ataupun minuman berkafein sebelum tidur.
- Membatasi makanan yang mengiritasi kandung kemih seperti makanan asam dan pedas.
- Melakukan latihan otot panggul atau senam Kegel.
- Tidur dengan mengganjal kaki agar posisinya lebih tinggi.
- Memakai stoking khusus untuk mencegah penumpukan cairan pada kaki.
- Jika harus minum obat diuretik, meminumnya enam jam sebelum tidur.
- Tidur siang selama 20-30 menit untuk mengganti tidur malam yang kurang.
Nokturia adalah bagian dari masalah sistem perkemihan yang disebut poliuria. Kendati tidak berbahaya, nokturia bisa mengacaukan siklus tidur dan memengaruhi keseharian Anda. Kondisi ini juga kerap menandakan masalah kesehatan lain sehingga sebaiknya tidak diabaikan.
[embed-health-tool-bmi]