Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Bladder outlet obstruction (obstruksi outlet kandung kemih) atau obstruksi pangkal kandung kemih adalah penyumbatan yang terjadi pada pangkal kandung kemih. Kondisi ini menghambat atau menghentikan aliran urine menuju uretra (saluran yang membawa urine keluar dari tubuh).
BOO banyak dialami oleh pria lanjut usia. Penyumbatan biasanya berawal dari penyakit BPH (pembesaran prostat jinak), batu kandung kemih, atau kanker kandung kemih. Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami penyumbatan akan semakin besar.
Gejala BOO dapat menyerupai gejala penyakit kandung kemih lainnya. Oleh sebab itu, Anda perlu menjalani rangkaian tes untuk mendiagnosis penyakit ini. Proses diagnosis juga berguna untuk mendeteksi penyakit lain yang menjadi pemicunya.
Setelah didiagnosis, barulah Anda dapat mengatasinya dengan konsumsi obat ataupun metode lain yang disarankan oleh dokter. Semakin cepat penyakit terdeteksi, semakin mudah pula pengobatannya.
Sebaliknya, BOO yang terlambat diobati dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada kandung kemih. Kerusakan akibat penyumbatan juga bisa memengaruhi seluruh saluran kemih hingga ginjal.
Gejala obstruksi outlet kandung kemih sangat bervariasi dan bisa menyerupai penyakit lain seperti kandung kemih overaktif atau anyang-anyangan. Namun, penderita sering kali mengalami keluhan sebagai berikut:
Kemungkinan ada gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda mengalami gejala penyakit kandung kemih yang kurang jelas, segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan penyebabnya.
Seiring bertambahnya usia, semakin besar pula risiko Anda terkena berbagai gangguan kandung kemih. Gangguan tersebut lambat laun memengaruhi fungsi kandung kemih, termasuk menyebabkan penyumbatan dan menghambat aliran air kencing.
Kondisi yang paling sering menyebabkan penyumbatan kandung kemih antara lain:
Beberapa kondisi berikut juga dapat menyebabkan BOO, tapi tergolong jarang:
Dokter mungkin mencurigai adanya BOO jika Anda mengalami pembesaran perut atau kandung kemih Anda lebih besar dari ukuran normal. Diagnosis BOO juga umum pada pria yang mengalami pembesaran prostat dan wanita dengan kandung kemih turun.
Pemeriksaan untuk mendiagnosis BOO meliputi:
Pengobatan BOO bergantung pada penyebabnya. Pada sebagian besar kasus, metode yang diandalkan adalah pemasangan kateter urine. Metode ini bertujuan untuk memperbaiki penyumbatan kandung kemih dan melancarkan aliran urine yang terhambat.
Dokter akan memasukkan kateter ke dalam uretra menuju kandung kemih. Pada kasus tertentu, dokter mungkin harus memasukkan kateter suprapubik melalui perut. Kateter ini memiliki fungsi yang sama, yaitu mengosongkan kandung kemih sehingga Anda bisa buang air kecil dengan normal.
BOO yang terdeteksi sejak dini dan belum menyebabkan komplikasi sebenarnya bisa ditangani dengan obat-obatan. Dokter akan meresepkan obat apa saja yang perlu Anda konsumsi berdasarkan penyakit awal yang menyebabkan penyumbatan.
Konsumsi obat-obatan juga dapat diandalkan untuk pengobatan BOO jangka panjang. Akan tetapi, pada kasus tertentu, penyumbatan kandung kemih yang telah berlangsung lama biasanya perlu ditangani dengan operasi.
Ini sebabnya obstruksi outlet kandung kemih harus dideteksi sedini mungkin. Pasalnya, penyumbatan pada organ penampungan yang vital ini belum berdampak pada ginjal, uretra, maupun bagian lainnya pada sistem perkemihan.
Kondisi kandung kemih terus menurun seiring waktu, tapi peluang timbulnya penyakit justru meningkat. Berbagai penyakit inilah yang dapat menyebabkan penyumbatan dan gangguan lainnya pada kandung kemih.
Cara terbaik mencegah BOO adalah dengan mengurangi risiko penyakit pada kandung kemih. Anda dapat memulainya dengan menjaga kesehatan kandung kemih lewat kiat berikut.
Langkah lainnya yang tidak kalah penting adalah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala bladder outlet obstruction. Pemeriksaan lengkap dapat membantu mendeteksi penyakit lebih dini sehingga pengobatan menjadi lebih optimal.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar