backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Striktur Uretra

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 23/11/2020

Striktur Uretra

Definisi

Apa itu striktur uretra?

Striktur uretra adalah penyempitan pada saluran kencing uretra yang diakibatkan oleh adanya luka atau pembengkakan di area tersebut. Uretra adalah saluran tempat di mana urine mengalir keluar dari kandung kemih.

Striktur uretra bisa menimbulkan berbagai masalah pada saluran kemih, baik berupa peradangan maupun berupa infeksi. Luka yang timbul karena masalah inilah yang akan menghalangi dan melemahkan aliran urine. Striktur parah mungkin bisa benar-benar menghambat aliran urine.

Kondisi ini dapat berkembang secara bertahap dan membuat penderitanya selalu merasakan urgensi untuk buang air kecil. Pada beberapa kasus, gejala juga dapat muncul tiba-tiba. Jika demikian, pasien membutuhkan perawatan segera. 

Seberapa umumkah kondisi ini?

Striktur uretra bisa terjadi pada segala usia. Namun penyakit ini lebih umum terjadi pada pria, pasalnya pria memiliki ukuran uretra yang lebih panjang daripada wanita. Penyakit ini bisa diatasi dengan mengurangi faktor-faktor risiko.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala striktur uretra?

Gejala penyakit ini bisa berupa ketidaknyamanan ringan saat buang air kecil, termasuk hal-hal berikut:

Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda khawatir tentang gejalanya, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Dikutip dari Cleveland Clinic, beberapa orang dengan striktur uretra parah sama sekali tidak dapat buang air kecil. Kondisi ini disebut dengan retensi urine dan merupakan keadaan darurat medis. Hidronefrosis dan gagal ginjal juga dapat terjadi karena cadangan urine ke ginjal kurang terkuras.

Striktur uretra juga dapat menyebabkan peradangan pada prostat. Uretra Anda dikelilingi oleh prostat, tepat di bawah kandung kemih. Radang prostat ini dikenal sebagai prostatitis. Cadangan urine juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih yang parah. 

Kapan sebaiknya ke dokter?

Anda harus ke dokter segera jika Anda mengalami gejala striktur uretra. Khususnya ketika penyakitnya menyebabkan pendarahan. Striktur uretra mungkin jadi gejala penyakit serius lainnya.

Penyebab

Apa penyebab striktur uretra?

Dikutip dari Mayo Clinic, jaringan parut yang dapat mempersempit uretra dapat disebabkan oleh sebagai berikut.

  • Prosedur medis yang memasukkan alat, seperti endoskop, ke dalam uretra.
  • Penggunaan tabung jangka panjang yang dimasukkan melalui uretra untuk mengalirkan kandung kemih (kateter urine).
  • Trauma atau cedera pada uretra atau panggul.
  • Pembesaran prostat jinak (penyakit BPH) atau operasi yang dilakukan untuk mengangkat atau mengurangi kelenjar prostat yang membesar.
  • Kanker uretra atau prostat.
  • Infeksi menular seksual.
  • Terapi radiasi.

Terkadang, peradangan pada uretra baru terjadi beberapa lama setelah uretra mengalami cedera dari berbagai prosedur di atas. Meski demikian, ada juga kasus lain yang terjadi segera setelah retra cedera.

Pengobatan

Informasi yang diberikan bukan pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan dengan dokter Anda.

Apa tes yang paling umum untuk mendiagnosis kondisi ini?

Ketika Anda mulai merasakan gejala yang berkaitan dengan masalah buang air kecil, Anda harus segera memeriksakan ke dokter untuk menemukan penyakit yang menyebabkan kondisi tersebut.

Pertama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Lalu dokter menanyakan riwayat kesehatan dan prosedur yang pernah Anda lakukan sebelumnya untuk mengetahui kemungkinan cedera.

Berikut adalah pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis kondisi Anda.

1. Pengujian non-invasif

Pengujian non-invasif atau tanpa mengambil sampel darah dapat mengidentifikasi masalah pengosongan kandung kemih. Hasil dari tes ini akan membantu dokter untuk menentukan adanya kemungkinan penyumbatan atau penyempitan.

Nantinya, Anda akan diminta untuk buang air kecil dengan menggunakan alat pengumpul berbentuk seperti corong yang akan mengukur seberapa kuat aliran urine Anda. Tahapan ini kerap disebut uji uroflow.

Selanjutnya adalah mengukur volume residu pasca-void (jumlah urine yang tersisa di kandung kemih ketika Anda selesai buang air kecil). Residu pasca-void dapat diukur melalui ultrasound pada kandung kemih.

Dalam kondisi ini beberapa jumlah urine akan tetap berada di kandung kemih. Selama pemindaian ultrasound, gelombang suara digunakan untuk membuat gambar yang memungkinkan dokter Anda dalam mengukur seberapa banyak urine yang tersisa.

Sayangnya, pengujian non-invasif tidak dapat menentukan apakah masalah ini disebabkan oleh striktur, pembesaran prostat, pelemahan kandung kemih, atau masalah lainnya. 

Uji ini hanyalah tahap awal untuk mengetahui adanya masalah pada sistem pembuangan urine.

2. Tes pencitraan

Jika dicurigai striktur uretra telah terjadi, prosedur pencitraan yang disebut dengan cystourethrogram diperlukan untuk menemukan masalah serta mengukurnya. 

Cystourethrogram adalah prosedur sinar-X dengan menyemprotkan agen kontras ke dalam lubang penis. Nantinya, film sinar-X akan menemukan penyempitan dan seberapa panjang penyempitan tersebut. 

Dalam kondisi yang jarang terjadi, Anda akan diminta untuk buah air kecil setelah kandung kemih penuh. Ini dapat membantu mengenali striktur uretra selama proses berkemih. 

3. Cystoscopy

Cystoscopy adalah prosedur di mana kamera kecil nan fleksibel yang bernama cystoscope dimasukkan ke dalam penis. Prosedur ini akan membantu dokter melihat bagian dalam uretra. 

Prosedur ini memakan waktu lima hingga 10 menit. Sebelum melakukan prosedur, dokter akan memberikan obat mati rasa yang dimasukkan ke dalam uretra Anda. 

4. Retrograde urethrogram

Prosedur ini akan dilakukan setelah striktur terdeteksi. Retrograde urethrogram bertujuan untuk mengetahui panjang dan derajat penyempitan yang terjadi pada uretra.

Pada prosedur ini, media kontras iodium akan dimasukkan ke dalam uretra untuk bantu memperlihatkan gambaran pada area tersebut menggunakan sinar-X atau ultrasonografi.

Prosedur ini sangatlah penting dilakukan, karena hasil pemeriksaannya akan menjadi acuan bagi dokter untuk menentukan metode perawatan yang akan dilakukan. Perlu diketahui, perawatan untuk striktur uretra akan dipengaruhi oleh letak dan panjang striktur.

Pengobatan

Apa pilihan pengobatan striktur uretra?

Perawatan untuk mengobati kondisi ini ditentukan dengan tes pencitraan. Pilihan pengobatannya mencakup:

  • dilatasi, pelebaran uretra secara bertahap,
  • uretrotomi internal, memotong bagian striktur dengan laser atau pisau, dan
  • rekonstruksi uretra, operasi pengangkatan striktur.

Striktur pendek dapat diatasi dengan dilatasi uretra atau uretrotomi internal. Setelah mendapatkan anestesi, uretra Anda akan dilebarkan menggunakan serangkaian alat yang dapat melebar secara bertahap. Cystoscope juga mungkin digunakan dalam prosedur ini.

Uretrotomi adalah penggunaan cystoscope untuk memotong cincin dan jaringan parut, serta membuka area penyumbatan.

Setelah prosedur, kateter uretra biasanya akan terpasang di uretra selama tiga hingga lima hari. Masalah yang dapat muncul akibat prosedur tersebut adalah striktur yang muncul kembali. Namun dalam beberapa kasus, prosedur ini dapat memperbaiki masalah.

Jika pelebaran atau uretrotomi gagal dan striktur uretra kembali, rekonstruksi uretra mungkin diperlukan untuk mempertahankan hasil yang lebih tahan lama. Dalam beberapa kasus, prosedur ini dilakukan dengan mengangkat jaringan parut, kemudian menjahit ujung uretra kembali menjadi satu.

Pada beberapa pasien, operasi bisa dilakukan lebih dari sekali dan menggunakan prosedur yang berbeda. Berikut beberapa pilihan lainnya.

Uretroplasti anastomosis

Prosedur ini biasanya dilakukan untuk striktur uretra yang pendek.Pada prosedur ini, dokter akan membuat sayatan di antara skrotum dan rektrum. Kemudian dokter menyatukan uretra yang sebelumnya telah melalui pengangkatan striktur.

Setelah operasi, kateter kecil pun dipasangkan selama 10 hingga 21 hari atau sampai keadaan pasien membaik. Substitusi uretroplasti

Subtitusi uretroplasti

Jika strikturnya panjang, jaringan lain yang masih sehat akan diambil untuk menggantikan bagian yang terkena striktur. Pada kasus yang parah, penggantian ini dapat dilakukan secara bertahap. Prosedur ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Free graft. Prosedur dilakukan dengan mengganti atau memperbesar saluran uretra menggunakan jaringan dari tubuh pasien sendiri. Jaringan yang mungkin akan diambil adalah jaringan kulit pada batang penis atau bagian dalam pipi.
  • Skin flap. Pada prosedur ini, lipatan kulit akan diputar dari bagian penis untuk membuat bagian baru pada uretra. Hal ini akan dilakukan ketika strikturnya lebih parah dan panjang.
  • Staged. Prosedur ini dilakukan ketika jaringan lokal tidak dapat memperbaiki striktur. Seperti namanya, prosedur ini terdiri dari beberapa tahap. Pertama, bagian bawah uretra akan dibuka, lalu cangkok jaringan baru akan dipasangkan pada daerah tersebut. Selama penyembuhan, pasien akan buang air kecil melalui lubang baru di belakang striktur. Kedua, setelah sembuh, jaringan tersebut akan dibentuk menjadi tabung. Uretra pun kembali normal.

Karena striktur bisa datang kembali bahkan setelah operasi, pasien harus terus melakukan pemeriksaan secara rutin dengan ahli urologi. Setelah kateter dilepas, pasien harus menjalani pemeriksaan fisik dan pemindaian sinar-X sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa kondisi telah benar-benar membaik.

Terkadang, striktur yang kembali lagi tidak menimbulkan masalah tertentu yang mengharuskan Anda untuk menjalani perawatan khusus. Namun, berhati-hati jika striktur mulai menyebabkan penyumbatan yang membuat Anda sulit buang air kecil.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi striktur uretra?

Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut dapat membantu Anda mengatasi striktur uretra:

  • Pastikan untuk menggunakan pelindung saat melakukan olahraga berbahaya.
  • Jaga gaya hidup sehat dan lakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi perkembangan setiap waktu dan pengobatan yang tepat.

Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter Anda untuk mengetahui solusi terbaik bagi Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 23/11/2020

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan