Penyakit gagal ginjal kronis kerap tidak memperlihatkan gejala apa pun hingga kondisinya semakin parah. Jika ginjal tak mampu menutupi kerusakan, gejala pada gagal ginjal kronis pun mulai terlihat. Lantas, apa saja ciri-ciri penyakit ginjal kronis?
Mengapa gejala gagal ginjal kronis awalnya tidak terasa?
Kebanyakan pasien yang mengalami gagal ginjal kronis mungkin tidak menunjukkan gejala di awal. Kondisi ini dapat terjadi karena ginjal mampu beradaptasi dengan kerusakan-kerusakan kecil dan menjaga tubuh tetap sehat.
Sebagai contoh, manusia dapat menyumbangkan ginjal mereka dan tetap sehat meskipun hanya memiliki satu ginjal. Bahkan, Anda juga mungkin tengah mengalami penyakit ginjal tanpa merasakan tanda-tanda apa pun. Artinya, ginjal masih dapat menutupi masalah tersebut.
Seiring berjalannya waktu, kerusakan ginjal yang tidak terobati dapat menimbulkan gejala yang sampai-sampai mengganggu aktivitas harian. Oleh sebab itu, pemeriksaan fungsi dan kelainan pada ginjal adalah satu-satunya cara untuk memastikan keberadaan penyakit.
Gejala gagal ginjal kronis berdasarkan stadiumnya
Jenis penyakit ginjal ini tidak terjadi tiba-tiba melainkan merusak ginjal secara perlahan. Maka dari itu, tidak mengherankan jika banyak orang yang tidak mengalami gejala ketika terkena penyakit gagal ginjal kronis.
Walaupun demikian, ketika gangguan pada ginjal semakin memburuk, Anda mungkin akan merasakan masalah pada tubuh yang mengganggu aktivitas harian. Berikut ini ada beberapa tanda seseorang mengalami gagal ginjal kronis berdasarkan stadiumnya.
Stadium 1
Dilansir dari American Kidney Fund, gagal ginjal kronis pada tahap ini tidak memiliki kerusakan yang begitu parah pada ginjal. Stadium ini juga memperlihatkan memperlihatkan eGFR (laju filtrasi glomerulus) sekitar 90 atau lebih.
Itu artinya ginjal Anda cukup sehat dan bekerja dengan baik. Namun, Anda mungkin memiliki beberapa gejala penyakit ginjal yang dapat berujung pada gagal ginjal kronis. Tanda kerusakan tersebut bisa berupa adanya protein dalam urine (proteinuria) atau cedera fisik pada ginjal.
Jika ditangani sedini mungkin, ada kemungkinan fungsi ginjal dapat kembali ke hampir normal. Maka dari itu, penting untuk menjalani pemeriksaan ginjal rutin, terutama ketika Anda memiliki faktor risiko.
Stadium 2
Hampir mirip dengan stadium 1, gejala pada gagal ginjal kronis stadium 2 tidak begitu terlihat. Anda yang telah memasuki tahap ini mungkin memiliki eGFR antara 60 dan 89 yang berarti ginjal masih bisa bekerja dengan baik.
Walaupun eGFR Anda termasuk normal, tanda-tanda kerusakan ginjal seperti proteinuria dan kerusakan fisik pada ginjal mungkin saja terjadi.
Stadium 3
Pada tahap ketiga dari gagal ginjal kronis, Anda mungkin sudah mulai merasakan beberapa gejala yang cukup mengganggu. Pasalnya, eGFR Anda kemungkinan besar berkisar pada 30 sampai 59.
Rentang angka tersebut mengindikasikan adanya beberapa kerusakan pada ginjal yang cukup mengkhawatirkan. Bahkan, beberapa fungsi ginjal mungkin tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Gagal ginjal stadium 3 dibagi menjadi dua bagian, yaitu tahap 3a dengan eGFR antara 45 dan 59 dan tahap 3b dengan eGFR antara 30 dan 44.
Beberapa orang mungkin tidak merasakan gejala apa pun pada stadium ini. Namun, tidak sedikit pula yang merasakan tanda gagal ginjal kronis, berupa:
- pembengkakan di tangan dan kaki akibat cairan berlebih di tubuh,
- sakit punggung karena ginjal bengkak atau terjadi masalah kandung kemih, dan
- perubahan frekuensi buang air kecil, baik lebih sering atau kurang dari biasanya.
Selain ketiga gejala di atas, ada masalah kesehatan lain akibat penumpukan limbah yang disebabkan oleh ginjal yang tidak bekerja, seperti:
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- anemia karena kurangnya produksi sel darah merah, dan
- penyakit tulang karena kandungan kalsium dan fosfat di darah tidak seimbang.
Stadium 4
Pasien gagal ginjal kronis pada stadium empat sebenarnya telah mengalami kerusakan ginjal yang cukup parah. eGFR pada stadium ini biasanya menunjukkan angka antara 15 dan 29.
Pada umumnya, pasien tahap ini sudah dianjurkan melakukan persiapan untuk dialisis atau transplantasi ginjal. Gejala gagal ginjal kronis stadium empat pun hampir mirip dengan stadium tiga, meliputi:
- Rasa logam di mulut karena penumpukan limbah dalam darah.
- Mengalami masalah saraf dan kesulitan berkonsentrasi.
- Kehilangan nafsu makan karena kadar urea meningkat dalam darah.
- Kulit gatal dan kemerahan akibat kadar hormon paratiroid terlalu tinggi.
- Mudah lelah karena kurangnya produksi sel darah merah.
Beberapa gejala di atas mungkin mirip dengan penyakit lainnya. Namun, Anda sebaiknya segera berdiskusi dengan dokter terkait persiapan dialisis dan transplantasi ginjal.
Stadium 5
Gagal ginjal kronis pada stadium 5 artinya ginjal hanya berfungsi 15 persen dari kondisi normal. Laju filtrasi glomerulus pun kurang dari angka 15. Angka tersebut menunjukkan bahwa ginjal mendekati kegagalan total.
Jika ginjal kehilangan fungsinya secara permanen, zat-zat beracun akan menumpuk dalam darah yang tentu berdampak besar bagi kesehatan. Ada beberapa gejala gagal ginjal kronis yang telah masuk tahap kelima, yaitu:
- kulit gatal dan kemerahan,
- nyeri otot,
- warna kulit berubah,
- merasa mual dan muntah,
- jarang merasa lapar,
- pembengkakan pada mata, lengan, dan kaki (edema),
- sulit bernapas dan mengalami gangguan tidur, serta
- nyeri punggung.
Pada stadium ini, para pasien gagal ginjal kronis juga berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan stroke. Bagi pasien yang telah mengalami kegagalan fungsi ginjal kurang dari 15 persen artinya mereka membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal demi bertahan hidup.
Kapan harus pergi ke dokter?
Sebenarnya, ada gejala lain terkait gagal ginjal kronis yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda merasa khawatir dengan kondisi tubuh akhir-akhir ini, segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat masalah ginjal terdeteksi, semakin rendah risiko komplikasi penyakit ginjal yang akan dihadapi.
Satu-satunya jalan untuk mengetahui apakah Anda mengalami masalah ginjal adalah melakukan pemeriksaan rutin, terlepas apakah Anda mengalami gejala atau tidak.
[embed-health-tool-bmi]