Sakit gigi bisa menjadi salah satu hal yang menyebalkan. Pasalnya selain menimbulkan rasa sakit, kondisi tersebut juga mengganggu saat Anda makan, berbicara, bahkan pada bentuk wajah.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai masalah pada gigi secara lebih mendalam. Dengan begitu, Anda bisa melakukan pencegahan hingga menentukan pengobatan yang tepat.
Apa itu sakit gigi?
Sakit gigi atau toothache adalah rasa nyeri di dalam dan sekitar gigi hingga rahang karena kerusakan gigi.
Kerusakan tersebut umumnya terjadi saat bakteri menyebabkan pembusukan di dalam mulut sehingga menghasilkan asam yang kemudian merusak gigi.
Rasa sakit juga akan timbul ketika ada saraf pulpa yang teriritasi atau terinfeksi bakteri. Saraf pulpa merupakan saraf paling sensitif di seluruh tubuh.
Tingkatan rasa sakit pada setiap orang mungkin berbeda-beda. Nyeri bisa saja hilang dalam hitungan menit, tetapi tidak jarang nyeri pada gigi juga bertahan selama beberapa hari.
Seberapa umumkah masalah ini?
Sakit gigi merupakan kondisi yang umum terjadi. Mengutip data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 lalu, setidaknya ada 45,3% penduduk Indonesia yang mengalami masalah gigi.
Anak-anak merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami kerusakan gigi karena kebiasan makan makanan manis dan kemampuan untuk menjaga kebersihan gigi yang umumnya masih kurang baik.
Tanda dan gejala sakit gigi
Gejala sakit gigi yang dirasakan setiap orang mungkin berbeda. Berikut adalah tanda-tanda secara umum yang kerap dirasakan pasien.
Nyeri yang berdenyut tajam dan muncul secara konstan.
Sakit yang muncul saat gigi digunakan untuk mengunyah makanan.
Bau mulut.
Gigi menjadi sensitif saat terkena makanan dingin atau panas.
Bengkak pada gusi atau sekitar rahang, bahkan hingga pipi terlihat membesar.
Kerusakan gigi yang tidak segera ditangani bisa menimbulkan rasa nyeri, infeksi, hingga gigi tanggal.
Kapan harus periksa ke dokter?
Meski tidak mengancam nyawa, sakit gigi mungkin menandakan kondisi medis lain yang lebih serius.
Anda sebaiknya segera pergi ke dokter gigi jika merasakan hal-hal berikut.
Nyeri yang berlangsung lebih dari 1–2 hari.
Demam tinggi.
Keluarnya cairan berbau busuk dan terasa tidak sedap dari gigi.
Kesulitan bernapas atau menelan.
Rasa sakit yang menjalar hingga ke rahang atau telinga.
Sampaikan kepada dokter mengenai semua gejala yang Anda alami agar dokter bisa menemukan penyebab utama kondisi Anda.
Penyebab sakit gigi
Penyebab sakit gigi yang utama adalah pembusukan gigi oleh bakteri. Lama-kelamaan, gigi akan rusak, pecah, atau berlubang sehingga akarnya terlihat.
Meski begitu, rasa sakit yang dialami setiap orang mungkin berbeda-beda, apalagi jika Anda memiliki masalah gigi seperti berikut.
Gingivitis: peradangan gusi yang disebabkan oleh penumpukan plak. Gingivitis kerap disertai pembengkakan, perdarahan, dan rasa nyeri pada gigi.
Gigi sensitif: lapisan dentin yang terbuka akibat menyikat gigi terlalu keras, resesi gusi, dan kebiasaan buruk lain bisa menyebabkan gigi sensitif sehingga mudah sakit.
Gigi retak: cedera, kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism), dan menggigit benda terlalu keras bisa membuat gigi retak.
Impaksi gigi bungsu: pertumbuhan gigi yang tidak wajar seperti terpendam di dalam gusi atau miring akan membuat Anda lebih mudah mengalami kerusakan gigi.
Pulpitis: peradangan pada pulpa yang terjadi karena gigi berlubang tidak segera ditangani.
Abses gigi: benjolan berisi nanah pada gusi atau abses sering kali disertai dengan rasa nyeri tajam yang berdenyut pada mulut.
Sinusitis: penumpukan lendir pada rongga sinus dapat membuat gigi terasa nyeri dan membengkak. Sinusitis terjadi karena sinus dan gigi belakang berbagi jalur saraf yang sama.
Perawatan gigi yang tidak tepat: pemasangan tambalan, mahkota, hingga kawat pada gigi yang tidak dilakukan dengan tepat juga bisa menyebabkan sakit gigi.
Faktor risiko sakit gigi
Meski bisa dialami siapa saja, beberapa kondisi berikut akan membuat Anda memiliki risiko lebih besar mengalami masalah gigi.
Memiliki penyakit tertentu seperti GERD atau diabetes.
Diagnosis sakit gigi
Ketika merasakan nyeri gigi, sudah sepatutnya Anda pergi ke dokter gigi. Dengan begitu, dokter bisa mencari tahu penyebabnya, sejauh mana kerusakan terjadi, dan menentukan pengobatan yang sesuai.
Selain memeriksa gigi, untuk melakukan diagnosis dokter mungkin juga mengecek telinga, hingung, tenggorokan, sinus, dan leher Anda.
Rontgen X-ray dan pemeriksaan EKG jantung mungkin juga dibutuhkan untuk memastikan diagnosis Anda.
Pengobatan sakit gigi
Nyeri pada gigi mungkin bisa menghilang sendiri dengan perawatan rumahan. Namun, tidak sedikit pula sakit gigi yang memang harus disembuhkan melalui perawatan dokter gigi.
Mengutip dari laman Cleveland Clinic, berikut adalah berbagai pengobatan sakit gigi yang bisa Anda lakukan sesuai dengan gejala yang menyertai.
1. Minum obat
Antibiotik dan obat pereda nyeri seperti ibuprofen dan parasetamol merupakan obat sakit gigi yang paling banyak diresepkan. Namun, pengobatan ini sifatnya hanya sementara.
Jika rasa sakit tidak juga berkurang setelah minum obat, segera kembali ke dokter.
Penting untuk diketahui!
Jika dokter meresepkan antibiotik untuk sakit gigi, pastikan Anda tidak berhenti mengonsumsinya tanpa arahan dokter meskipun rasa nyeri sudah berkurang.
2. Tambal gigi
Jika gigi berlubang merupakan penyebab gigi Anda kerap terasa ngilu, menambal gigi bisa menjadi solusi yang tepat.
Dokter akan melakukan penambalan dengan cara mengisi kekosongan pada lubang gigi dengan bahan khusus.
Opsi penambalan gigi biasanya diberikan jika lubang yang terbentuk masih kecil atau hanya terjadi pada sebagian kecil gigi Anda.
3. Pemasangan mahkota gigi
Kerusakan gigi yang lebih parah mungkin memerlukan penanganan dengan mahkota gigi. Mahkota gigi mungkin perlu diganti jika gigi Anda retak atau pecah.
Pada perawatan ini, gigi yang rusak akan ditutup dengan mahkota gigi buatan yang menyerupai gigi asli.
4. Terapi saluran akar
Apabila nyeri pada gigi Anda disebabkan oleh pulpitis atau kerusakan pada pulpa, Anda mungkin memerlukan terapi saluran akar.
Terapi saluran akar akan menghilangkan peradangan pada saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat pada bagian gigi terdalam.
Dalam kebanyakan kasus, terapi saluran gigi umumnya disertai dengan pemasangan mahkota.
5. Cabut gigi
Jika gigi Anda sudah rusak parah, dokter biasanya akan menyarankan cabut gigi untuk menghilangkan nyeri yang ada.
Gigi orang dewasa yang dicabut tentu tidak bisa tumbuh kembali. Anda bisa meminta opsi pemasangan gigi palsu untuk keperluan estetika atau membantu Anda mengunyah.
6. Pengobatan rumahan
Jika nyeri Anda terasa ringan, beberapa pengobatan sakit gigi rumahan mungkin bisa mengatasinya.
Cara pertama adalah berkumur air garam. Cukup larutkan ½ sendok teh air garam dengan air hangat, lalu gunakan untuk berkumur sampai rasa sakit berkurang.
Selain itu, Anda juga bisa menempelkan es batu atau air dingin yang dilapisi kain bersih ke bagian gigi yang terasa sakit. Diamkan selama 15 menit atau sampai rasa dingin mulai menghilang.
Pencegahan sakit gigi
Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa Anda lakukan sebagai upaya pencegahan kerusakan gigi.
Sikat gigi secara rutin minimal dua kali sehari dengan pasta gigi ber-fuoride.
Gunakan dental floss atau benang gigi untuk membersihkan sisa makanan pada sela-sela gigi yang sulit dijangkau sikat gigi.
Gunakan obat kumur atau mouthwash setelah sikat gigi.
Batasi konsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan nyeri pada gigi, contohnya makanan yang terlalu manis, panas, dingin, dan lengket.
Rutin periksa ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.
Sakit gigi merupakan masalah kesehatan sejuta umat. Agar kondisi ini tidak mengganggu aktivitas Anda, jagalah kebersihan gigi dan mulut Anda dengan sebaik mungkin.
Jika Anda merasakan tanda-tanda sakit gigi, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter gigi terdekat.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Toothache: Causes, symptoms, treatment & prevention. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved May 02, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10957-toothache.
Brushing your teeth: Does timing matter? (2021, October 7). Mayo Clinic. Retrieved May 02, 2023, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/expert-answers/brushing-your-teeth/faq-20058193.
Huynh, N. C., Everts, V., Leethanakul, C., Pavasant, P., & Ampornaramveth, R. S. (2016, July 21). Rinsing with saline promotes human gingival fibroblast wound healing in vitro. PLoS One, 11(7). Retrieved May 02, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4956236/.
JP, O. (2000). Nonodontogenic toothache. Texas Dental Journal, 117(7). Retrieved May 02, 2023, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11858065/.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved May 02, 2023, from https://www.kemkes.go.id/article/view/20030900005/situasi-kesehatan-gigi-dan-mulut-2019.html.
Periodontal disease. (2018, December 14). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved May 02, 2023, from https://www.cdc.gov/oralhealth/conditions/periodontal-disease.html.
Sinus infection and toothache: Any connection? (2021, September 17). Mayo Clinic. Retrieved May 02, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acute-sinusitis/expert-answers/toothache/faq-20058299.
Toothache: First aid. (2018, June 8). Mayo Clinic. Retrieved May 02, 2023, from https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-toothache/basics/art-20056628.
Toothache. (2017, October 18). nhs.uk. Retrieved May 02, 2023, from https://www.nhs.uk/conditions/toothache/.
Versi Terbaru
09/05/2023
Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri
Ditinjau secara medis olehdr. Nurul Fajriah Afiatunnisa