Apakah Anda mulai sering menaikkan volume televisi tanpa sadar? Jika iya, bisa jadi itu adalah tanda awal gangguan pendengaran. Masalah ini tidak hanya dialami oleh lansia, tetapi juga bisa menyerang siapa saja, bahkan di usia muda. Mengenali gejala sejak dini sangat penting agar gangguan ini tidak memengaruhi kualitas hidup Anda. Mari pahami lebih dalam tentang penyebab, jenis, hingga cara mengatasinya.
Apa saja gejala gangguan pendengaran?
Gangguan pendengaran adalah gangguan kesehatan di mana Anda kehilangan kemampuan untuk mendengar suara secara bertahap.
Mayo Clinic menyebut kondisi ini bisa terjadi akibat penuaan dan sejumlah faktor lainnya, termasuk mendengarkan suara yang terlalu bising.
Telinga terdiri dari tiga area utama, yaitu telinga bagian luar, tengah, dan dalam.
Ketika bagian-bagian telinga rusak, proses mendengar yang Anda lakukan akan terganggu.
Beberapa gejala umum dari gangguan pendengaran adalah:
- Kesulitan dalam mendengarkan dan mengerti kata-kata terutama pada tempat yang berisik
- Kesulitan mendengarkan konsonan
- Sering meminta lawan bicara untuk mengulangi kata-kata
- Tidak dapat mendeteksi arah suara
- Kesulitan mengikuti pembicaraan.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
- Anda menyadari kehilangan kemampuan mendengarkan secara tiba-tiba
- Anda tidak dapat mengerti keseluruhan cerita dalam pembicaraan
- Anda merasa suara seperti teredam
- Anda perlu untuk menaikkan volume saat menonton TV atau mendengarkan musik
Hubungi dokter Anda ketika merasakan kesulitan mendengar hingga mengganggu kegiatan sehari-hari Anda.
Hal ini bisa saja terjadi karena pengaruh umur, jadi Anda mungkin tak menyadarinya dengan cepat.
Apa penyebab gangguan pendengaran?
Sesuai dengan penyebabnya, gangguan pendengaran dibagi menjadi tiga jenis. Berikut penjelasannya.
1. Konduktif
Gangguan pendengaran ini biasanya terjadi ketika getaran suara tidak dapat masuk ke dalam bagian telinga dalam.
Kondisi ini bisa diakibatkan adanya gangguan pada bagian ossicles (stapes, malleus, dan incus) atau bagian telinga lainnya yang menghambat aliran suara mencapai koklea.
Masalah telinga yang tidak bisa menggetarkan gelombang suara dengan benar juga bisa jadi penyebab tuli konduktif ini.
- Kotoran telinga yang menumpuk
- Swimmer’s ear
- Telinga tersumbat
- Adanya cairan di telinga tengah
- Cacat
- Otosklerosis
- Cholesteatoma
2. Sensorineural
Gangguan pendengaran ini paling umum terjadi. Jika Anda memiliki kondisi ini, suara jadi sulit untuk didengar dan tidak jelas.
Masalah pada telinga ini terjadi pada bagian telinga dalam, saraf koklea, atau gangguan pada silia (rambut kecil di dalam telinga).
Jenis ini biasanya disebabkan oleh berbagai hal dan masalah medis tertentu, seperti:
- Penuaan
- Trauma akustik
- Penyakit autoimun yang menyerang telinga bagian dalam
- Penyakit meniere
- Perubahan tekanan udara mendadak
- Neuroma akustik
3. Kombinasi
Gangguan pendengaran kombinasi adalah gabungan dari jenis konduktif dan sensorineural. Orang dengan kondisi ini biasanya mengalami jenis sensorineural lebih dulu.
Seiring waktu tanpa perawatan, gangguan pendengar jadi bertambah buruk dan menimbulkan gangguan konduktif.
Faktor-faktor risiko gangguan pendengaran
Ada banyak faktor risiko untuk gangguan pendengaran, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- usia,
- suara kencang,
- keturunan,
- suara di tempat kerja,
- suara rekreasi, serta
- beberapa pengobatan, seperti antibiotik, sildenafil (Viagra) dan obat kemoterapi tertentu.
Bagaimana gangguan pendengaran didiagnosis?
Beberapa tes di bawah ini dapat dilakukan untuk mendiagnosis gangguan pendengaran supaya Anda penanganan yang tepat.
- Pemeriksaan fisik
- Tes skrining
- Pemeriksaan pendengaran berbasis aplikasi
- Tes garpu tala
- Tes audiometri
Pengobatan gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran bukan hanya berdampak pada kemampuan mendengar, tetapi juga bisa memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Pada lansia, kehilangan pendengaran sering kali menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi, yang berujung pada rasa frustrasi, isolasi sosial, hingga depresi.
Dalam jangka panjang, hal ini juga dapat memicu penurunan fungsi kognitif, seperti daya ingat dan konsentrasi.
Oleh karena itu, penting untuk segera mencari penanganan yang tepat. Pengobatan gangguan pendengaran bergantung pada penyebabnya.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan metode yang paling sesuai. Beberapa pilihan pengobatan yang umum meliputi:
1. Menyingkirkan penyumbatan kotoran telinga
Penyumbatan kotoran telinga bisa jadi penyebab dari gangguan pendengaran.
Dokter Anda akan menyingkirkan penyumbatan kotoran telinga dengan alat kecil.
2. Prosedur operasi
Beberapa jenis gangguan pendengaran bisa diatasi dengan operasi, termasuk kelainan gendang telinga atau tulang pendengaran (ossicles).
Jika Anda mengalami infeksi berulang karena cairan persisten, dokter mungkin akan memasukkan tabung kecil ke telinga Anda.
3. Alat bantu dengar
Jika gangguan pendengaran Anda merusak telinga bagian dalam, alat bantu dengar tentu bisa membantu.
Audiolog akan berdiskusi dengan Anda soal keuntungan menggunakan alat bantu dengar dan memberikan alatnya kepada Anda.
4. Implan koklea
Jika Anda mengidap gangguan pendengaran yang lebih parah dan kurang mendapatkan manfaat dari alat bantu dengar konvensional, implan koklea bisa jadi pilihan.
Implan koklea memintas bagian yang rusak atau tidak berfungsi dari telinga bagian dalam Anda secara langsung dan merangsang saraf pendengaran.
Seorang audiolog bersama dokter spesialis THT bisa mendiskusikan risiko dan keuntungan tindakan tersebut.
Pencegahan gangguan pendengaran
Pada dasarnya, gangguan pendengaran dapat dicegah dan dikendalikan dengan langkah-langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa upaya yang bisa Anda lakukan, baik sebagai pencegahan maupun penyesuaian gaya hidup untuk menghadapi gangguan pendengaran:
1. Lindungi telinga Anda dari paparan suara keras
Batasi durasi dan intensitas suara yang mengenai telinga Anda. Jika Anda bekerja di lingkungan bising, gunakan penutup telinga khusus seperti earplug berbahan gliserin atau pelindung telinga plastik.
Ketika berada di tempat ramai atau bising seperti konser musik, coba menjauh dari sumber suara setiap 15 menit dan beri waktu pemulihan sekitar 18 jam setelah terpapar suara keras.
2. Hindari risiko kebisingan rekreasional
Beberapa aktivitas seperti mengendarai kendaraan berisik, berburu, atau menonton konser musik bisa merusak pendengaran jika dilakukan tanpa pelindung.
Gunakan earplug atau beri jeda agar telinga tidak terus-menerus terpapar kebisingan.
3. Lakukan pemeriksaan pendengaran secara rutin
Pemeriksaan telinga penting dilakukan, terutama jika Anda sering berada di lingkungan bising atau memiliki faktor risiko seperti usia lanjut, pekerjaan sebagai musisi, atau sering menggunakan earphone dalam volume tinggi.
Pemeriksaan satu kali setahun bisa membantu mendeteksi gangguan pendengaran lebih awal.
4. Terapkan gaya hidup yang mendukung komunikasi
Jika Anda sudah mengalami penurunan pendengaran, beberapa penyesuaian gaya hidup dapat membantu Anda berkomunikasi dengan lebih baik, seperti:
-
Posisikan diri menghadap lawan bicara saat berbincang
-
Matikan suara latar atau sumber kebisingan lain saat sedang berbicara
-
Beri tahu orang terdekat tentang kondisi Anda agar mereka bisa menyesuaikan cara komunikasi
-
Jangan ragu untuk meminta lawan bicara mengulang ucapan dengan lebih jelas
-
Gunakan alat bantu dengar jika diperlukan
-
Pilih tempat yang tenang saat ingin berbicara
Jika Anda merasa gangguan pendengaran mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter THT atau audiolog untuk mendapatkan solusi terbaik.
Kesimpulan
- Gangguan pendengaran bisa terjadi karena penuaan, paparan suara keras, atau masalah pada telinga bagian luar, tengah, atau dalam.
- Gejalanya antara lain kesulitan mendengar, terutama di tempat ramai, serta sering meminta orang mengulang ucapan.
- Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan tes pendengaran, dengan pengobatan tergantung penyebabnya, seperti alat bantu dengar atau operasi.
- Pencegahan meliputi perlindungan dari suara bising, pemeriksaan rutin, dan penyesuaian gaya komunikasi.