Banyak orang mengira hubungan intim harus selalu dilakukan dengan penetrasi. Padahal, Anda bisa merasakan keintiman bersama pasangan dengan berbagai cara. Salah satu hubungan intim yang tidak melibatkan penetrasi dan aman dari risiko kehamilan adalah outercourse.
Apa itu outercourse?
Outercourse adalah cara berhubungan seksual tanpa melakukan penetrasi atau tanpa memasukan penis ke dalam vagina.
Beberapa contoh aktivitas dalam outercourse antara lain berciuman, menggesekkan alat kelamin, saling menyentuh dan merangsang alat kelamin menggunakan tangan.
Beberapa pasangan memilih melakukan cara ini dengan tujuan yang beragam, mulai dari sekadar mendapatkan kepuasan seksual, eksplorasi dalam mengekspresikan keintiman, atau meningkatkan kedekatan emosional bersama pasangan.
Outercourse juga sering kali dipilih sebagai bentuk KB alami untuk mencegah kehamilan dan alternatif bagi pasangan yang memiliki kondisi medis tertentu atau dalam pemulihan pascamelahirkan.
Cara melakukan outercourse
Setiap pasangan bisa melakukan outercourse yang berbeda-beda karena biasanya dilakukan sesuai dengan preferensi, tujuan, atau keterbatasan masing-masing.
Secara umum, ada beberapa cara melakukan metode seks ini, di antaranya sebagai berikut.
1. Berciuman intim

Salah satu bentuk outercourse yang bisa dilakukan adalah berciuman. Aktivitas ini bisa memberikan percikan romantis yang mempererat hubungan.
Lakukan ciuman secara perlahan dan penuh perhatian. Mulailah dengan saling menyentuh bibir dengan lembut dan berikan tekanan tanpa terburu-buru.
Lalu, Anda dan pasangan bisa mengeksplorasi ciuman agar lebih mesra dengan memainkan lidah (French kiss). Hindari melakukannya dengan agresif, tetaplah responsif dengan reaksi tubuh pasangan.
Anda juga bisa memberikan sentuhan fisik, seperti membelai wajah, rambut, atau leher untuk menambah keintiman.
2. Dry humping
Dry humping merupakan salah satu bentuk aktivitas outercourse yang dilakukan dengan cara menggesek-gesekkan alat kelamin satu sama lain.
Dry humping biasanya dilakukan dengan menggunakan pakaian lengkap atau setengah telanjang.
Posisi outercourse ini bisa disesuaikan dengan tingkat kenyamanan pasangan masing-masing, baik sambil duduk, berbaring, atau berdiri.
Hindari melakukan dry humping jika salah satu pihak memiliki luka terbuka, ruam, atau infeksi di area genital guna mengurangi risiko penularan penyakit.
3. Fingering
Memberikan rangsangan dengan menyentuh alat kelamin pasangan menggunakan tangan juga bisa menjadi cara melakukan outercourses.
Lakukan stimulasi pada kelamin secara perlahan. Jika memungkinkan, Anda bisa menggunakan pelumas atau lubrikan agar sentuhan terasa lebih halus dan mengurangi gesekan yang tidak nyaman.
Jangan lupa perhatikan reaksi pasangan untuk mengetahui apakah mereka menikmatinya atau perlu melakukan penyesuaian tertentu.
Agar lebih aman, mengutip Planned Parenthood, cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan fingering untuk menghindari penyebaran kuman atau penyakit.
4. Pijatan intim
Cara melakukan outercourse lainnya yang bisa Anda coba adalah dengan melakukan pijatan yang intim bersama pasangan.
Fokus pada area tubuh yang sensitif, seperti memijat payudara, paha bagian dalam, atau punggung bawah.
Mulailah dengan gerakan memijat yang lembut dan perlahan menggunakan ujung jari atau telapak tangan untuk mengeksplorasi setiap lekuk tubuh pasangan.
Hal terpenting, lakukan semuanya dengan penuh perhatian. Biarkan momen ini mengalir secara alami tanpa terburu-buru.
5. Masturbasi bersama
Outercorses juga bisa dilakukan dengan maturbasi bersama pasangan. Dalam aktivitas ini, Anda dan pasangan saling melakukan masturbasi di hadapan satu sama lain atau saling membantu secara langsung.
Aktivitas ini memungkinkan Anda dan pasangan untuk saling mengeksplorasi tubuh masing-masing sekaligus memahami apa yang disukai satu sama lain.
Jika ingin menambah variasi, Anda bisa mencoba menggunakan sex toy bersama atau saling memberikan stimulasi pada pasangan alih-alih hanya fokus pada diri sendiri.
Risiko melakukan outercourse

Meskipun dianggap sebagai alternatif seks yang lebih aman, outercourse tidak dapat melindungi Anda dari infeksi menular seksual.
Pasalnya, beberapa penyakit menular seksual dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit, cairan tubuh, atau luka terbuka, tanpa adanya hubungan seks vagina, anal, atau oral.
Sebagai contoh, penyakit herpes genital dan HPV (human papillomavirus) bisa menular hanya melalui sentuhan langsung pada area genital yang terinfeksi.
Selain itu, penyakit sifilis masih dapat menyebar melalui luka atau lecet yang tidak terlihat oleh mata telanjang.
Perlu juga diingat, outercourse tidak 100% efektif mencegah kehamilan bila ejakulasi terjadi dekat vagina.
Oleh karena itu, penggunaan kondom atau jenis KB lainnya tetap diperlukan jika Anda dan pasangan ingin mencegah kehamilan.
Pertimbangkan juga untuk melakukan vaksinasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan komunikasi terbuka dengan pasangan mengenai status kesehatan. Ini menjadi langkah penting untuk menghindari penyebaran penyakit menular seksual.
Kesimpulan
- Outercourse adalah hubungan seksual yang dilakukan tanpa memasukan penis ke dalam vagina (penetrasi).
- Setiap orang memiliki cara melakukan outercourses yang berbeda, di antaranya berciuman, dry humping, fingering, pijat intim, dan masturbasi bersama.
- Meski tanpa penetrasi, ada risiko infeksi menular seksual dari kontak antarkulit dan risiko kehamilan jika ejakulasi terjadi dekat vagina.
[embed-health-tool-ovulation]