Menggunakan tangan yang sama setiap kali masturbasi mungkin lebih efisien, karena kebanyakan orang cenderung setia dengan teknik yang sudah terbukti ampuh. Di sisi lain, melakukannya dengan tangan yang sama setiap waktu dapat menyebabkan dua masalah tersendiri.
Pertama, saraf di organ intim menjadi sangat terbiasa dengan satu gerakan yang itu-itu saja sehingga tidak lagi sensitif dalam menanggapi bentuk rangsangan lain, terutama ketika saat bersama pasangan Anda. Kedua, jalur saraf bisa menjadi “kedaluwarsa”, dan lama-kelamaan penis atau vagina mungkin tidak lagi merespon sama sekali — kadang disebut sebagai “sindrom genggaman maut (death grip syndrome).”
Beralih tanganlah sesekali, atau gunakan metode stimulasi lain, yang dapat membantu menghilangkan masalah ini. Mungkin tangan yang satunya dapat memberikan sensasi yang unik dan berbeda dari apa yang selama ini Anda rasakan.
4. Masturbasi sambil tengkurap
Masturbasi tak selamanya melibatkan aktivitas tangan. Jika Anda ingin melakukannya dalam mode hands-free, orgasme intens lewat seks solo bisa dicapai dengan berbaring tengkurap di atas tumpukan selimut lembut atau bantal — bahkan di lantai berkarpet — sementara pinggul mendorong ke bawah. Tapi ada risiko kesehatan dari cara ini, khususnya untuk pria.
Onani sambil tengkurap dapat menempatkan beban dan tekanan yang tidak perlu-perlu amat. Satu manuver keliru, dan penis ereksi bisa salah posisi tanpa Anda sadari, sehingga satu dorongan cepat dan kuat dapat merobek jaringan halus dan menyebabkan penis patah. Kebiasaan ini lama-lama dapat memicu penumpukan plak, atau jaringan parut, pada penis.
Mencapai klimaks dengan posisi ini juga dapat mengiritasi kulit penis karena bahan kain yang menjadi alas Anda tidak sehalus jaringan kulit. Masturbasi sambil berbaring juga bisa melukai uretra dalam berbagai cara sehingga urin keluar dari penis tidak dalam aliran lancar, namun layaknya semburan tak terkontrol sehingga Anda mungkin tidak lagi dapat menggunakan urinoir dan harus buang air kecil sambil duduk.
Di sisi lain, masturbasi pada wanita sah-sah saja untuk dilakukan sambil tengkurap. Misalnya saja, Anda bisa menunggangi armrest sofa atau bantal yang cukup padat sebagai pelana untuk Anda mendapatkan tekanan konstan pada klitoris.
5. Salah lubang “penetrasi”
Kadang, hanya “putar-tarik-remas” tidak cukup mampu membawa Anda menuju klimaks. Oleh karena itu, banyak orang yang menyiasati hal ini dengan melakukan simulasi mirip penetrasi dengan memasukkan penis ke lubang buatan — misalnya botol bir, cincin, atau pipa metal/PVC — atau sebaliknya, memasukkan barang-barang ke dalam vagina — misalnya timun, sisir, bahkan botol.
Bagi pria, beberapa dari produk ini dapat mengembang ketika mereka memanas sehingga memerangkap penis di dalamnya yang hanya dapat dilepas oleh seorang ahli bedah. Beberapa dari produk ini juga cukup rapuh, dan ketika mereka mengalami tekanan intens dari kontraksi otot vagina, mereka bisa hancur menjadi pecahan yang tajam yang dapat merobek dan mencederai kulit dalam vagina.
Bukannya tidak mungkin juga barang-barang ini jadi “terhisap” ke dalam vagina dan terperangkap di dalamnya. Pernah dengar, kan, soal mati gancet? Hal yang sama juga bisa terjadi jika Anda sembarangan memasukkan penis ke lubang yang tidak semestinya.
Jika Anda menginginkan simulasi penetrasi saat masturbasi, tidak ada salahnya untuk investasi terhadap mainan seks. Ingat untuk pastikan tangan dan setiap benda yang Anda gunakan untuk penetrasi sudah disterilkan (sebelum dan sesudah masturbasi). Jangan lupa juga untuk melapisinya dengan kondom lateks. Anda tentu tidak ingin menderita mengalami infeksi bakteri atau vagina lecet setelah puas dengan sesi seks solo Anda.
6. Memaksakan onani saat sakit atau sebelum olahraga
Ada hari-hari ketika Anda merasa lelah atau tidak enak badan tetapi Anda masih ingin mencobanya; mungkin untuk sedikit memperbaiki mood. Memang, sih, mendongkrak mood dan membantu tidur nyenyak adalah beberapa manfaat dari seks solo.
Tapi jika Anda terlalu lelah, sebaiknya absen dulu saja. Tidak hanya masturbasi akan membuat Anda semakin kecapekan, orgasme pun sulit tercapai sebagai akibat dari stres dan kelesuan tubuh yang dapat memicu keraguan tentang kemampuan diri sendiri. Sama halnya dengan masturbasi sebelum berangkat nge-gym. Anda akan membutuhkan semua testosteron Anda yang Anda miliki untuk membuat sesi latihan Anda lebih bertenaga.
7. Terburu-buru ingin orgasme
Anda mungkin tak sabaran ingin mulai masturbasi untuk segera orgasme dan langsung tidur. Tapi jika ingin mendapatkan kepuasan yang lebih maksimal, ada satu perangkap yang harus Anda hindari yaitu menetapkan gol bahwa Anda “harus orgasme”. Cara berpikir seperti ini justru bisa bikin stres berat, yang dapat menurunkan peluang anda untuk benar-benar mencapai orgasme.
Sebaliknya, cara yang lebih baik untuk onani adalah tidak memiliki tujuan. Anda harus melihat hal itu sebagai cara untuk bersantai sejenak demi memanjakan diri sendiri. Lebih baik untuk mulai perlahan dan bertahap untuk membangun antisipasi demi pengalaman orgasme yang lebih kuat. Mulailah dengan perlahan membelai, menyentuh paha sampai perut Anda dan daerah sensitif Anda. Cobalah untuk mendengarkan tubuh Anda untuk mencari tahu di mana yang paling terasa enak saat dirangsang.
Puting payudara Anda mungkin adalah yang paling sensitif dan terasa menyenangkan untuk menyentuh, atau mungkin belakang telinga atau paha dalam. Kuncinya adalah untuk terus bereksperimen dengan sentuhan dan temukan apa yang terbaik untuk Anda dan tubuh Anda.
Jangan takut untuk berpetualang dan sekreatif dengan sesi seks solo Anda. Temukan ritme yang paling nyaman untuk Anda dan cobalah hal yang berbeda — semua demi kepuasan! Terus goda area sensitif Anda selama 1-2 menit sebelum akhirnya menurunkan satu tangan ke arah selangkangan Anda.
Pernahkah Anda membuat kekeliruan cara masturbasi yang ada dalam daftar ini?
Berapa kali masturbasi yang dianggap normal?
Masturbasi merupakan kegiatan seksual yang umum dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia, tua muda pria juga wanita. Biasanya frekuensi masturbasi pada wanita atau pria tidak lebih dari 4 sampai 5 kali seminggu. Namun sesungguhnya tidak ada patokan tertulis soal berapa kali sebaiknya Anda melakukan masturbasi dalam sehari maupun seminggu.
Dilansir dari WebMd, Logan Levkoff, seorang seksologis dan pendidik seks, mengatakan bahwa bukan masalah berapa kali Anda masturbasi dalam seminggu atau sehari, tetapi yang jadi pertanyaan adalah bagaimana masturbasi mempengaruhi hidup Anda. Jika Anda sering melakukan masturbasi dalam seminggu dan Anda merasa sehat dan hidup Anda puas, itu baik buat Anda.
Tetapi jika terlalu sering melakukan masturbasi malah membuat Anda mengabaikan pekerjaan atau menjadi alasan untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan, mungkin Anda pertimbangkan lagi “hobi” yang satu ini.
Anda juga sebaiknya berkonsultasi pada psikolog atau dokter jika Anda hanya bisa mendapatkan kepuasan seksual dari bermasturbasi saja. Sedangkan jika Anda sedang bersama pasangan, Anda tidak akan mendapat kenikmatan apa pun.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar