Manfaat Masturbasi untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Masturbasi menjadi salah satu upaya untuk mengeksplorasi tubuh yang bisa dilakukan pria maupun wanita. Meskipun sering dianggap tabu, nyatanya terdapat sejumlah manfaat masturbasi yang telah terbukti secara medis.
Ragam manfaat masturbasi untuk kesehatan
Masturbasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara menyentuh, mengelus, atau memijat alat kelamin sendiri.
Kegiatan yang juga sering disebut sebagai onani ini umumnya bertujuan untuk mencapai titik klimaks atau orgasme. Faktanya, sebagian besar orang pernah melakukannya.
Menurut sejumlah penelitian medis, masturbasi yang dilakukan dalam batas wajar mampu memberikan manfaat untuk kesehatan fisik dan mental seperti berikut ini.
1. Melepaskan gairah seksual dengan aman
Banyak orang yang tidak bisa melepas gairah seksual dengan berhubungan seks. Hal ini umum terjadi pada seseorang yang belum menikah.
Solusi yang bisa dilakukan untuk memuaskan hasrat ini ialah dengan masturbasi. Alhasil, Anda tetap bisa mencapai kenikmatan seksual tanpa perlu berhubungan intim dengan orang lain.
Pelampiasan hasrat seksual ini juga tergolong paling aman dibandingkan mencari lawan hubungan seksual yang tidak dikenal sebelumnya.
Pasalnya, perilaku seksual yang tidak aman ini lebih berisiko akan penularan infeksi menular seksual hingga kehamilan di luar rencana.
2. Membantu mengenali diri sendiri
Tidak semua orang langsung tahu apa yang disukai dan tidak disukainya saat berhubungan seks, khususnya bila Anda belum pernah melakukannya.
Mengeksplorasi tubuh melalui masturbasi atau onani memiliki manfaat agar Anda lebih memahaminya secara lebih baik.
Apabila Anda sudah menikah, onani dapat membantu memperbaiki kualitas hubungan di atas ranjang jadi makin hangat dan menyenangkan.
Dari sini jugalah Anda bisa memberi tahu pasangan tentang bagian tubuh mana saja yang mudah terangsang secara seksual.
3. Mencegah stres dan kecemasan
Saat gundah, resah, dan dalam tekanan, terkadang masturbasi terlintas dalam pikiran Anda. Memang benar adanya bahwa onani bisa membantu memperbaiki suasana hati.
Anda bisa memperoleh manfaat tersebut karena masturbasi meningkatkan produksi sejumlah hormon, termasuk endorfin dan oksitosin.
Endorfin merupakanhormon yang menimbulkan rasa senang pada diri Anda. Pada saat yang sama, oksitosin juga memainkan peranan penting dalam mengurangi stres dan kecemasan.
Keduanya bekerja dengan cara menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar kortisol, yakni hormon stres di dalam tubuh Anda.
4. Mengurangi nyeri perut saat menstruasi
Selain mencegah stres, hormon endorfin yang diproduksi selama masturbasi juga berfungsi sebagai obat pereda nyeri alami tubuh Anda.
Menurut pakar dari Planned Parenthood, masturbasi wanita bisa membantu mengurangi dan bahkan mencegah nyeri perut selama menstruasi.
Meski begitu, tetapi praktikkan metode ini secara aman dan sehat, misalnya dengan mencuci tangan sebelum dan setelah Anda melakukannya.
5. Membuat tidur lebih nyenyak
Masturbasi juga bermanfaat untuk kesehatan karena mampu menurunkan tekanan darah dan memposisikan tubuh Anda dalam keadaan yang santai.
Meningkatnya hormon endorfin dan oksitosin membuat badan menjadi santai dan pikiran menjadi tenang. Dengan demikian, Anda bisa lebih mudah tidur nyenyak.
Oleh sebab itu, onani ada baiknya dilakukan sebelum Anda tidur, bukan saat bangun tidur dan baru akan memulai aktivitas pada pagi hari.
6. Mencegah ejakulasi dini
Para ahli umumnya merekomendasikan masturbasi sebagai langkah penanganan awal untuk mengatasi masalah ejakulasi dini pada kalangan pria.
Dikutip dari Mayo Clinic, terapi ini bisa Anda lakukan dengan melakukan onani satu atau dua jam sebelum berhubungan seks. Ini bisa membantu menunda ejakulasi Anda.
Selain itu, manfaat onani lainnya ialah membuat Anda lebih jeli mengukur kemampuan dalam menahan diri untuk mencapai orgasme saat berhubungan seks.
7. Menurunkan risiko kanker prostat
Banyak anggapan bahwa pria yang sering masturbasi berisiko rendah terkena kanker prostat.
Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena sebuah penelitian dalam jurnal European Urology (2016) menemukan risiko kanker prostat pada pria yang ejakulasi 21 kali sebulan berkurang 20% daripada mereka yang hanya 4–7 kali sebulan.
Meski begitu, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memahami hubungan antara risiko kanker prostat dan ejakulasi pada pria ini.
Apakah berbahaya bila masturbasi secara berlebihan?
Sebenarnya, tidak ada batasan cara atau seberapa banyak masturbasi yang dianggap normal. Akan tetapi, teknik yang kurang tepat berisiko membahayakan kesehatan.
Teknik masturbasi yang terlalu kasar bisa memicu iritasi atau infeksi kulit. Bagi pria, cedera atau penis patah bisa terjadi bila Anda memaksa menekuk alat vital saat tengah ereksi.
Manfaat masturbasi bisa saja menjadi masalah bila mulai mengganggu aktivitas sekolah, kerja, atau sosialisasi dengan teman dan keluarga.
Dalam dunia medis, kecanduan seks tergolong dalam perilaku kompulsif seksual. Kondisi ini ditandai dengan dorongan, fantasi, atau perilaku seksual yang sulit dikendalikan.
Adapun, ciri-ciri Anda mengalami kecanduan masturbasi adalah sebagai berikut.
Memiliki dorongan, fantasi, serta perilaku seksual yang muncul terlalu sering, terlebih bila merasa hal tersebut sudah tidak bisa dikontrol.
Merasa bersalah setelah melepaskan hasrat seksual tersebut.
Mencoba mengurangi aktivitas seksual tersebut, tetapi gagal.
Terlalu sering menggunakan masturbasi sebagai pelarian dari masalah lain, seperti kesepian, depresi, kecemasan, atau stres.
Mengalami kesulitan untuk menjaga dan membangun hubungan dengan orang lain.
Kecanduan seksual merupakan kondisi yang sulit dideteksi tanpa bantuan tenaga profesional. Apabila mengalami gejala di atas, mungkin berhenti onani bisa Anda lakukan.
Akan tetapi, segera periksakan dengan dokter atau psikolog bila Anda sulit menghentikannya.
Memeriksakan diri dengan tenaga ahli bisa menjadi jalan keluar untuk mengendalikan kecanduan masturbasi yang Anda alami.
Kesimpulan
Masturbasi atau onani adalah aktivitas seksual yang normal selagi dilakukan dengan teknik yang benar dan dalam batas wajar.
Manfaat masturbasi bisa dirasakan untuk kesehatan fisik dan mental, seperti mencegah ejakulasi dini, mengurangi stres dan kecemasa, hingga membuat Anda tidur lebih nyenyak.
Kebiasaan ini bisa menimbulkan rasa bersalah bisa terlalu berlebihan, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter atau psikolog bila Anda mengalaminya.
[embed-health-tool-ovulation]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Sexual pleasure. NHS UK. (2018). Retrieved 24 June 2022, from https://www.sexwise.org.uk/sexual-wellbeing/sexual-pleasure
Masturbation. Planned Parenthood. (2022). Retrieved 24 June 2022, from https://www.plannedparenthood.org/learn/teens/sex/masturbation
Is masturbation good for you?. Planned Parenthood. (2022). Retrieved 24 June 2022, from https://www.plannedparenthood.org/learn/teens/sex/masturbation/masturbation-good-you
I’m often aroused during my period. Is it okay to masturbate?. Planned Parenthood. (2020). Retrieved 24 June 2022, from https://www.plannedparenthood.org/learn/ask-experts/will-anything-happen-if-i-masturbate-while-i-am-on-my-period-because-it-seems-i-am-extremely-aroused-while-im-on-my-period-or-about-to-start-2
Prematuree ejaculation – Diagnosis & treatment. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 24 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-ejaculation/diagnosis-treatment/drc-20354905
Compulsive sexual behavior – Symptoms & causes. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 24 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/compulsive-sexual-behavior/symptoms-causes/syc-20360434
Horvath, Z., Smith, B., Sal, D., Hevesi, K., & Rowland, D. (2020). Body Image, Orgasmic Response, and Sexual Relationship Satisfaction: Understanding Relationships and Establishing Typologies Based on Body Image Satisfaction. Sexual Medicine, 8(4), 740-751. https://doi.org/10.1016/j.esxm.2020.06.008
Rider, J., Wilson, K., Sinnott, J., Kelly, R., Mucci, L., & Giovannucci, E. (2016). Ejaculation Frequency and Risk of Prostate Cancer: Updated Results with an Additional Decade of Follow-up. European Urology, 70(6), 974-982. https://doi.org/10.1016/j.eururo.2016.03.027
Robbins, C. (2011). Prevalence, Frequency, and Associations of Masturbation With Partnered Sexual Behaviors Among US Adolescents. Archives Of Pediatrics & Adolescent Medicine, 165(12), 1087. https://doi.org/10.1001/archpediatrics.2011.142
Magon, N., & Kalra, S. (2011). The orgasmic history of oxytocin: Love, lust, and labor. Indian Journal Of Endocrinology And Metabolism, 15(7), 156. https://doi.org/10.4103/2230-8210.84851
Versi Terbaru
07/09/2023
Ditulis oleh Satria Aji Purwoko
Ditinjau secara medis olehdr. Nurul Fajriah Afiatunnisa