Pelumas kerap jadi penolong saat vagina terasa kering sehingga penis lebih mudah masuk dan seks tidak terasa sakit. Oleh karenanya, pelumas mungkin menjadi produk wajib saat seks bagi sebagian orang. Namun, adakah efek samping yang akan dirasakan jika pakai pelumas sering-sering?
Amankah menggunakan pelumas sering-sering?
Menurut penelitian yang terbit dalam Journal Sexual Medicine, pelumas faktanya membuat seks jauh lebih memuaskan dan menyenangkan.
Semakin basah vagina Anda, akan semakin licin jalan masuk untuk penetrasi. Dengan begitu, gesekan akan semakin sedikit sehingga mengurangi rasa sakit yang mungkin muncul.
Namun ketika membicarakan seberapa sering harusnya memakai pelumas, keputusan kembali lagi pada masing-masing orang.
Pada dasarnya kita boleh memakai pelumas sesering yang diperlukan. Seks itu sendiri bukanlah kegiatan yang bisa ditakar kuantitasnya. Artinya, setiap orang bisa melakukan seks sesering atau sejarang yang diinginkan.
Kecil kemungkinannya pakai pelumas sering-sering akan berdampak buruk pada area genital pria dan wanita. Pasalnya, pelumas memang jadi salah satu produk yang direkomendasikan dipakai bersama kondom untuk mencegah penyakit kelamin.
Namun sebaiknya, Anda pelajari terlebih dahulu mana pelumas yang cocok untuk dipakai sering-sering. Pelumas umum dibuat dari bahan dasar yang aman seperti air, minyak, atau silikon. Setiap jenis pelumas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pelumas minyak dan silikon misalnya tidak cocok digunakan bersama kondom karena dapat merusak karetnya. Ada pula jenis pelumas yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi.
Pilih pelumas yang tepat
Pakai pelumas sering-sering memang aman tetapi Anda tetap perlu teliti saat membelinya. Pasalnya, pelumas berkualitas baik bisa dipertimbangkan dari beberapa aspek berikut, yaitu:
Kandungan bahan dasar
Dilansir dari International Society for Sexual Medicine, ada beberapa kandungan pelumas yang tersedia dan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, yaitu:
Berbahan dasar air
Pelumas berbahan dasar air biasanya banyak dipakai karena mudah dibersihkan dan harganya cenderung tidak terlalu mahal. Sayangnya, pelumas jenis ini tidak bertahan lama dan perlu sering dioles kembali untuk menjaga kelembapan.
Berbahan dasar silikon
Pelumas berbahan dasar silikon cenderung mampu melembapkan lebih lama dari air. Namun, pelumas jenis ini sulit untuk dibilas. Hal ini mungkin akan merepotkan Anda apalagi jika setiap seks Anda sering pakai pelumas.
Berbahan dasar minyak
Pelumas berbahan dasar minyak biasanya harus digunakan dengan lebih hati-hati. Pasalnya, pelumas ini bisa melemahkan lateks pada kondom sehingga membuatnya menjadi lebih mudah bocor atau robek. Akibatnya, peluang untuk hamil lebih besar begitupun dengan penularan infeksi menular seksual.
Berbahan dasar petroleum
Pelumas berbahan petroleum biasanya berupa minyak mineral atau baby oil. Sayangnya pelumas ini bisa menyebabkan iritasi atau peradangan bagi sebagian wanita.
Memiliki ph yang sama dengan vagina
Idealnya, pelumas sebaiknya memiliki pH yang sama dengan vagina yaitu sekitar 3,8 sampai 4,5. Ketika pelumas memiliki pH di atas 4,5, risiko infeksi bakteri vagina akan meningkat apalagi jika sering pakai produk ini.
Untuk menemukan produk yang tepat, mintalah rekomendasi dokter untuk memilihkan produk mana yang punya pH ideal.
Osmolalitas yang pas
Osmolalitas adalah kemampuan suatu zat untuk menarik kelembapan dari jaringan dan sel. Paparan pelumas dengan osmolalitas yang lebih tinggi dari cairan normal bisa menyebabkan jaringan vagina mengerut. Hal ini terjadi karena kelembapan di dalam sel-sel tersebut dikeluarkan.
Akibatnya, kondisi ini menyebabkan iritasi dan kerusakan penghalang membran mukosa yang melindungi vagina dari infeksi. Lagi-lagi, untuk menemukan produk yang tepat konsultasikanlah ke dokter.
Memperhatikan bahan-bahan pembuatnya
Secara umum pelumas dibuat sedemikian rupa supaya aman untuk area kulit vagina dan penis. Namun saat membelinya, Anda juga perlu membaca kemasan produk terlebih dahulu. Pasalnya ada beberapa bahan yang mungkin bisa menyebabkan iritasi atau peradangan seperti:
- Gliserin
- Propilen glikol
- Nonoxynol-9
- Petroleum
- Chlorhexidine gluconate
Sebaiknya Anda hindari pelumas dengan bahan-bahan di atas bila Anda akan sering pakai pelumas. Dikhawatirkan nantinya Anda malah mengalami iritasi setelah sering menggunakannya.
Selain itu, Carli Blau, seorang terapis seks dan hubungan di New York juga menyarankan untuk memilih pelumas yang bebas paraben, gliserin, dan petroleum. Menghindari ketiga bahan ini dilakukan dengan tujuan meminimalkan risiko infeksi.
[embed-health-tool-ovulation]