Menurut penelitian dalam jurnal Sexually Transmitted Diseases tahun 2012, ini karena beberapa produk pelumas bisa menyebabkan kerusakan sel-sel pada dinding vagina sehingga Anda lebih rentan diserang penyakit.
Untungnya, kejadian penularan penyakit kelamin akibat penggunaan pelumas memang sangat jarang terjadi.
Terutama kalau Anda berhubungan seks dengan aman, misanya tetap pakai kondom dan tidak berganti pasangan seksual.

Bagaimana cara mengatasi risiko akibat pelumas vagina?
Tenang saja, kebanyakan kasus infeksi akibat penggunaan pelumas seks bisa diatasi dengan cukup mudah. Simak tips-tipsnya di bawah ini.
Menjaga kebersihan vagina
Gejala-gejala infeksi vagina seperti vagina gatal dan bau tentu sangat mengganggu. Untuk itu, Anda harus rutin membersihkan vagina setiap hari dengan air hangat.
Supaya lebih cepat sembuh, Anda juga bisa pakai produk antiseptik pembersih vagina saat membasuh area kewanitaan Anda.
Produk antiseptik untuk vagina bisa membantu membersihkan bakteri, kuman, dan organisme penyebab infeksi lainnya karena mengandung bahan aktif yang aman, yaitu povidone-iodine.
Biarkan vagina Anda “bernapas”
Selagi memulihkan diri, pastikan area kewanitaan Anda mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Masalahnya, vagina yang lembap atau suhunya hangat bisa jadi tempat yang ideal bagi bakteri atau jamur berkembang biak.
Untuk itu, pilih celana dalam dari bahan katun dan ukurannya pas, tidak terlalu ketat. Hindari juga baju atau celana yang terlalu ketat, sesak, atau tebal.
Bila kebetulan sedang menstruasi, Anda harus rutin mengganti pembalut supaya vagina tidak lembap dan jadi sarang bakteri.
Periksa ke dokter
Anda harus langsung periksa ke dokter spesialis kandungan atau spesialis kulit dan kelamin apabila muncul gejala-gejala yang mengganggu Anda. Ikuti saran dokter dan minum obat yang diresepkan sesuai anjuran.