Berhubungan intim memang memberikan banyak manfaat untuk kesehatan, tidak hanya secara fisik tetapi juga mental. Namun, terlalu sering bercinta ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Apa saja efek samping keseringan berhubungan intim?
Efek buruk terlalu sering berhubungan intim
Selain membantu merekatkan hubungan dengan pasangan, ada pula berbagai manfaat bercinta bagi kesehatan.
Meski begitu, terlalu sering berhubungan juga tidak baik untuk Anda. Berikut efek samping yang dapat terjadi jika Anda dan pasangan melakukan hubungan badan setiap hari.
1. Lecet pada area kelamin
Berhubungan intim terlalu sering dapat menyebabkan lecet pada area genital/kelamin. Ini terjadi akibat terlalu banyak gesekan pada alat kelamin, terlebih jika penetrasi dilakukan dengan kasar.
Lecet bisa membuat Anda dan pasangan tidak nyaman untuk berhubungan intim dengan posisi tertentu. Bukan hanya lecet, area genital juga berisiko mengalami memar yang terasa menyakitkan.
2. Nyeri dan pembengkakan vagina
Salah satu efek samping setelah berhubungan intim bagi wanita ialah rasa tidak nyaman pada vagina. Gesekan yang terlalu sering dapat membuat vagina terasa nyeri.
Dalam beberapa kasus, vagina bahkan bisa mengalami pembengkakan. Meski begitu, kedua kondisi tersebut juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti:
3. Dehidrasi
Berhubungan intim merupakan aktivitas fisik yang membuat Anda berkeringat dan kehilangan banyak cairan. Saat dilakukan terlalu sering tanpa istirahat, Anda berisiko mengalami dehidrasi.
Risiko terjadinya dehidrasi akan meningkat jika Anda minum alkohol sebelum atau saat bercinta.
Pasalnya, minuman ini mengganggu produksi hormon antidiuretik yang membantu penyerapan cairan kembali ke dalam tubuh.
4. Infeksi saluran kemih (ISK)
Efek samping yang kerap tidak diduga dari hubungan badan setiap hari yaitu infeksi saluran kemih (ISK).
Penyakit ini ditandai dengan rasa tidak nyaman dan sakit saat buang air kecil.
Ketika aktivitas seksual terlalu sering dilakukan, bakteri dari vagina bisa masuk ke dalam kandung kemih melalui uretra (saluran tempat keluarnya urine). Akibatnya, Anda berisiko mengalami infeksi saluran kencing.
5. Nyeri punggung bawah
Seks terlalu sering membuat Anda berisiko mengalami nyeri pada punggung bawah. Kondisi ini tentu dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Selain itu, Anda dan pasangan juga menjadi tidak leluasa saat kembali bercinta.
Agar nyeri tidak bertambah parah, hindari posisi bercinta yang memberikan banyak tekanan pada punggung.
6. Cedera saraf
Terlalu sering berhubungan seks dapat menyebabkan efek jangka panjang berupa cedera saraf.
Saat kondisi ini terjadi, ada baiknya Anda berhenti melakukan hubungan intim untuk sementara waktu.
Hindari juga memberi terlalu banyak rangsangan pada lokasi yang sama saat bercinta. Jika terlalu sering dilakukan, kebiasaan ini bisa menimbulkan masalah pada saraf.
7. Masalah orgasme pada pria
Keseringan berhubungan intim juga memiliki efek bagi kesehatan reproduksi pria, salah satunya kesulitan mencapai orgasme.
Umumnya, kondisi ini terjadi akibat kelelahan atau berkurangnya jumlah sperma.
Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena kondisi tersebut normal terjadi. Tubuh membutuhkan waktu untuk mengisi ulang energi sebelum Anda kembali melakukan hubungan intim.
8. Otot tegang
Seperti aktivitas fisik lainnya, aktivitas seksual dapat menyebabkan otot tegang. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh yang terdampak.
Dalam beberapa kasus, otot yang tegang dapat membuat Anda kesulitan bergerak.
Bila hal ini terjadi, dokter mungkin akan meminta Anda menghindari hubungan intim sementara waktu hingga otot kembali pulih.
9. Rambut rontok
Ketidakseimbangan hormon seks dapat menjadi penyebab rambut rontok. Jenis hormon yang berperan dalam hal ini ialah dihydrotestosterone (DHT).
Saat bercinta, produksi hormon dihydrotestosterone dalam tubuh meningkat. Hormon DHT yang berlebih dapat membunuh folikel rambut dan menyebabkan pola kebotakan pada pria.
10. Kelelahan
Meski bukan efek yang berbahaya, kelelahan akibat berhubungan intim terlalu sering dapat memengaruhi kualitas hidup. Akibatnya, aktivitas sehari-hari pun menjadi terganggu.
Habisnya energi saat kelelahan membuat Anda sulit beraktivitas seperti biasa. Tidak hanya penurunan performa, kondisi ini juga berdampak buruk bagi hubungan dengan orang lain.
11. Menurunnya kekebalan tubuh
Kekebalan tubuh dapat melemah jika Anda terlalu sering bercinta. Efek sering berhubungan ini terjadi karena tubuh melepaskan hormon prostaglandin E2 ke aliran darah saat bercinta.
Jika diproduksi secara berlebihan, hormon ini bisa menyebabkan masalah-masalah seperti:
- melemahnya kekebalan tubuh,
- rusaknya jaringan,
- nyeri saraf dan otot, serta
- kurangnya rangsangan seksual.
12. Serangan jantung
Pada dasarnya, berhubungan seks baik untuk kesehatan jantung. Namun, jika dilakukan terlalu sering, kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Kondisi ini biasanya terjadi saat hubungan intim tetap sering dilakukan meski gejala sakit jantung sudah terasa.
Mengutip Johns Hopkins Medicine, sebaiknya hindari berhubungan intim ketika Anda mengalami gejala khas serangan jantung, seperti angina (nyeri dada).
13. Penis patah
Efek samping lainnya akibat keseringan berhubungan intim yaitu penis patah. Kondisi ini jarang terjadi, tetapi risikonya tentu akan meningkat jika hubungan seks dilakukan terlalu sering.
Penis patah ditandai dengan suara geretak yang diikuti dengan berhentinya ereksi. Anda juga akan menemukan pembengkakan pada pangkal penis atau skrotum.
Kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera. Jika tidak ditangani, penis patah dapat membuat bentuk penis melengkung dan menyebabkan disfungsi ereksi.
Jika Anda mengalami gejala yang berkaitan dengan kondisi di atas, sebaiknya kurangi frekuensi berhubungan intim dengan pasangan.
Segeralah berkonsultasi kepada dokter jika keluhan tidak juga membaik, apalagi jika semakin mengganggu.
Kesimpulan
Bercinta memang baik untuk memperkuat keintiman Anda dan pasangan. Namun, keseringan berhubungan bisa menimbulkan dampak berikut bagi kesehatan.
- Lecet di area genital.
- Nyeri dan pembengkakan vagina.
- Dehidrasi.
- Infeksi saluran kemih.
- Nyeri punggung bawah.
- Cedera saraf.
- Masalah orgasme pada pria.
- Otot tegang.
- Rambut rontok.
- Kelelahan.
- Menurunnya imunitas.
- Serangan jantung.
- Penis patah.
[embed-health-tool-ovulation]