Gangguan fungsi seksual bisa dialami baik pria maupun wanita. Fungsi seksual sendiri berkaitan dengan faktor neurologis (otak dan sistem saraf), kinerja hormon, dan psikologis. Disfungsi seksual bisa memengaruhi respons seksual seperti gairah seks (libido) atau orgasme.
Apa itu disfungsi seksual?
Disfungsi seksual adalah gangguan yang menyebabkan seseorang tidak mampu melakukan aktivitas seksual ataupun mendapatkan kepuasan seksual.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon, masalah psikologis, dan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung maupun diabetes.
Seseorang yang mengalami masalah seksual bisa menunjukkan ciri-ciri seperti kehilangan hasrat untuk berhubungan seks, kesulitan ereksi, atau tidak bisa merasakan orgasme.
Disfungsi seksual bisa diatasi melalui berbagai metode pengobatan mulai dari terapi psikologis, terapi hormon, hingga obat-obatan medis.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Disfungsi seksual adalah kondisi yang umum terjadi, terutama pada orang berusia lanjut. Hal ini berhubungan dengan penurunan kondisi kesehatan dan pertambahan usia.
Namun, siapapun sebenarnya bisa mengalami gangguan pada fungsi seksualnya.
Jika selama ini pria dianggap lebih rentan mengalami masalah seksual, disfungsi seksual nyatanya lebih banyak dialami oleh wanita.
Studi tahun 2017 dalam Indian Journal of Psychiatry, menyebutkan bahwa secara umum disfungsi seksual dialami oleh setidaknya 43% wanita dan 31% pria.
Secara umum, faktor seperti perubahan hormon saat menopause menjadi pemicu utama gangguan seksual pada wanita.
Sementara pada pria, gangguan ini biasanya disebabkan oleh disfungsi ereksi.
Jenis disfungsi seksual
Berdasarkan panduan diagnosis gangguan mental, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), terdapat 4 jenis gangguan yang termasuk ke dalam disfungsi seksual, yaitu:
1. Gangguan libido (desire disorder)
Gangguan ini terjadi ketika seseorang kehilangan atau hanya memiliki sedikit gairah seks (libido) untuk melakukan aktivitas seksual.
Secara medis, masalah disfungsi seksual ini dikenal juga dengan penurunan libido.
Penyebab dari gangguan libido adalah rendahnya kadar hormon estrogen dan testosteron maupun mengalami penyakit kronis seperti diabetes dan jantung koroner.
Ketika Anda punya masalah dalam hubungan, depresi, gangguan kecemasan, dan masalah psikologis lainnya juga dapat menyebabkan gangguan libido.
2. Gangguan rangsangan seksual
Gangguan ini membuat pria dan wanita kesulitan atau tidak dapat terangsang secara seksual pada hal-hal yang berkaitan dengan seks.
Salah satu contoh yang paling umum adalah disfungsi ereksi.
Meskipun tidak merasakan rangsangan seksual, orang yang mengalami gangguan ini tetap memiliki ketertarikan terhadap aktivitas seksual.
3. Gangguan orgasme
Jenis disfungsi seksual ini menyebabkan seseorang tidak mampu atau terlambat mencapai orgasme.
Gangguan orgasme umumnya dialami oleh wanita, tetapi bisa juga terjadi pada pria.
Kondisi seperti nyeri saat seks, stres, kelelahan, dan perubahan hormon memengaruhi kerja libido sehingga menghambat atau menghilangkan sensasi orgasme.
4. Pain disorder (nyeri saat seks)
Rasa sakit yang terjadi terus-terusan setiap kali melakukan hubungan seksual dapat menandakan adanya masalah pada fungsi seksual.
Pada perempuan, rasa sakit saat penetrasi bisa disebabkan oleh kondisi vagina kering, vaginismus (gangguan pada otot vagina), hingga infeksi saluran kemih (ISK).
Bukan hanya itu, sakit saat berhubungan seks pada perempuan bisa dikarenakan perubahan hormon, menopause, dan faktor lainnya.
Sementara penyakit Peyronie (kerusakan fisik penis), ISK, prostatitis, dan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur atau herpes kelamin bisa menyebabkan pain disorder pada pria.
Tanda dan gejala disfungsi seksual
Setiap orang yang mengalami disfungsi seksual bisa menunjukkan berbagai tanda dan gejala, tergantung dari jenis gangguan yang dialami serta penyebabnya.
Gejala disfungsi seksual pada pria dan wanita adalah sebagai berikut:
- kehilangan gairah seksual,
- kesulitan merasakan rangsangan seksual, dan
- rasa nyeri saat berhubungan intim.
Gejala adanya masalah seksual pada pria yaitu:
- ketidakmampuan melakukan atau mempertahankan ereksi, dan
- tidak mampu, terlambat, atau terlalu lama ejakulasi saat mendapatkan rangsangan seksual,
- ejakulasi terlalu cepat (ejakulasi dini)
Gejala disfungsi seksual pada wanita adalah sebagai berikut:
- ketidakmampuan atau terlambat mencapai orgasme,
- vagina kering, dan
- vagina kram atau kaku saat penetrasi.
Kapan harus ke dokter?
- Ketika tanda dan gejala sering dialami atau terjadi berulang kali selama 6 bulan, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter.
- Bagi Anda yang mengidap penyakit kronis tertentu dengan risiko komplikasi disfungsi seksual, sebaiknya periksakan diri ke dokter secara rutin untuk mencegah komplikasi tersebut.
Penyebab disfungsi seksual
Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab masalah pada fungsi seksual seseorang.
Penyebab masalah seksual tersebut diklasifikasikan dalam 3 kelompok, yaitu kondisi medis tertentu, gangguan hormon, dan masalah psikologis.
Berikut penyebab seseorang mengalami disfungsi seksual:
1. Kondisi medis tertentu
Masalah kesehatan dan penyakit dapat mengakibatkan komplikasi disfungsi seksual, seperti:
- diabetes,
- infeksi saluran kemih,
- gagal ginjal,
- kanker,
- kolesterol tinggi,
- tekanan darah tinggi,
- penyakit jantung,
- multiple sclerosis,
- kerusakan saraf,
- kecanduan alkohol, dan
- penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Tidak hanya dampak dari perkembangan penyakit, masalah pada fungsi seksual juga bisa disebabkan oleh efek samping dari pengobatan penyakit tertentu.
Pengobatan kemoterapi dan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah atau antidepresan bisa mengurangi gairah seksual seseorang.
Bukan hanya itu, pengobatan dan obat-obatan tersebut dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mencapai orgasme.
Metode pengobatan yang menyebabkan gangguan atau kerusakan saraf juga bisa mengganggu fungsi seksual seseorang.
2. Perubahan hormon
Ketidakseimbangan hormon juga dapat memengaruhi fungsi seksual.
Kadar hormon estrogen yang terlalu rendah atau tinggi berimbas pada respons seksual wanita, seperti kehilangan gairah seks atau kesulitan merasakan sensasi orgasme.
Sementara pada laki-laki, rendahnya hormon testosteron berdampak langsung pada penurunan libido dan berkurangnya keinginan untuk melakukan aktivitas seksual.
3. Masalah psikologis
Banyak orang yang mengalami disfungsi seksual karena memiliki masalah psikologis tertentu.
Masalah tersebut biasanya menyangkut hubungan dengan pasangan, citra diri yang buruk, maupun trauma kekerasan seksual serta pelecehan.
Selain itu, gangguan psikologis yang berkaitan dengan stres kronis, gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya bisa memberi dampak negatif pada fungsi seksual.