Masturbasi atau onani merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kepuasan seksual. Tidak hanya laki-laki, perempuan pun bisa menyentuh alat kelaminnya di saat mendapat rangsangan seksual. Lantas, adakah bahaya masturbasi bagi wanita?
Bahaya masturbasi bagi wanita
Pada dasarnya, masturbasi aman dilakukan. Anda bahkan bisa memperoleh manfaat, seperti mengurangi restless leg syndrome saat tidur hingga menurunnya risiko kanker serviks.
Hanya saja, bahaya biasanya timbul akibat melakukannya secara berlebihan. Berikut risiko masturbasi bagi wanita yang mungkin timbul.
1. Iritasi pada kelamin
Pada pria, ada mitos masturbasi bisa bikin lutut kopong.
Faktanya, onani berlebihan bisa membuat iritasi kulit organ intim dan sekitarnya, baik bagi pria maupun wanita.
Pada wanita, bahaya masturbasi ini terjadi akibat gesekan pada klitoris atau vagina yang terlalu kuat.
Meski begitu, ririko iritasi bisa dikurangi dengan menggunakan pelumas.
Bila terasa nyeri atau iritasi saat masturbasi, pastikan Anda berhenti menyentuh area alat kelamin hingga terasa membaik.
2. Infeksi kelamin
Bila tidak mencuci tangan atau vibrator, Anda mungkin lebih berisiko mengalami infeksi kelamin akibat jamur dan bakteri.
Ada beberapa jenis penyakit yang mungkin terjadi, seperti infeksi saluran kencing, vaginosis bakterialis, dan vaginitis.
Kondisi ini ditandai dengan adanya:
- keputihan,
- nyeri,
- bau,
- air kencing berbau tajam dan keruh
- sensasi terbakar saat buang air kecil, serta
- bengkak dan kemerahan pada bibir kelamin.
3. Rasa bersalah dan malu
Bahaya onani berlebihan bagi wanita bisa memengaruhi kondisi emosional berupa malu dan bersalah.
Rasa malu dan bersalah ini timbul akibat adanya stigma bahwa perempuan tidak pantas mendapatkan kepuasan seksual.
Beberapa ajaran tertentu juga menganggap bahwa masturbasi dianggap sebagai hal yang kotor dan memalukan.
Meski begitu, stigma dang pandangan tersebut salah.
4. Kecanduan masturbasi
Kecanduan masturbasi bagi wanita terjadi akibat dilakukan berlebihan.
Namun, ini bukanlah kondisi masalah mental yang bisa didiagnosis. Kecanduan masturbasi tergolong ke dalam perilaku seksual kompulsif.
Kecenderungan kecanduan terjadi ketika Anda merasa sulit mengendalikan hasrat masturbasi.
Berikut tanda-tanda kecanduan yang bisa Anda amati.
- Masturbasi menyita banyak waktu dalam sehari.
- Kehidupan pribadi dan pekerjaan terganggu akibat onani.
- Lebih memilih onani daripada aktivitas langsung di keseharian, seperti pulang saat pesta atau sendirian daripada bersama pasangan.
- Onani di tempat umum atau tak lazim meskipun saat tidak terangsang.
- Masturbasi untuk mengatasi emosi negatif.
- Masturbasi sering memenuhi pikiran.
- Sulit menjaga hubungan yang sehat dan stabil.
- Merasa bersalah atau kesal selama atau sesudah onani.
5. Kenikmatan hubungan seksual berkurang
Masturbasi, baik dengan tangan maupun vibrator, bisa membuat Anda lebih mudah mendapatkan kenikmatan seksual.
Namun, kondisi ini bisa menurunkan kepuasan saat Anda berhubungan intim yang sehat langsung dengan pasangan.
Mengutip studi terbitan Sexes (2022), hal ini disebabkan sering masturbasi bisa membuat klitoris tak lagi sensitif seperti biasanya.
Terlebih, pasangan mungkin tidak bisa memberikan rangsangan yang seintens yang diberikan vibrator. Akibatnya, Anda tidak puas dengan pasangan sehingga mungkin sulit orgasme.