Dalam hal psikologis, dampak yang timbul akibat masturbasi berlebihan dapat berupa kurangnya daya pikir dan ingatan, serta lebih mudah marah dan mengamuk. Seseorang yang sering masturbasi juga akan merasa kesepian dan tidak nyaman untuk berada dalam aktivitas sosial.
Masturbasi di masa pandemi
Masturbasi dianggap sebagai cara mencapai kepuasan seksual yang paling aman di saat pandemi. Karena hubungan seksual konvensional (penetrasi ataupun oral) tidak disarankan terutama apabila salah satu pasangan dinyatakan reaktif atau terpapar virus tersebut.
Hal ini didukung dengan temuan penelitian yang melaporkan bahwa didapatkannya komponen virus COVID-19 pada mulut, cairan semen (sperma), dan lubang anus seseorang yang terpapar virus tersebut. Temuan tersebut menunjukkan kemungkinan penularan melalui hubungan seksual, walaupun penelitian ini masih perlu didukung dengan penelitian yang lebih besar.
Walaupun dikatakan paling aman saat pandemi, tetapi masturbasi harus memperhatikan kebersihan jika tidak ingin mendapat dampak buruk. Cuci tangan sebelum masturbasi dan pembersihan alat bantu seksual yang tepat sangat dianjurkan.
Bahkan, badan kesehatan di Spanyol menganjurkan bahwa masturbasi saat pandemi merupakan sesuatu yang normal dan memutus rantai penularan virus COVID-19 melalui aktivitas seksual.Tentu saja hal ini harus ditinjau lebih lanjut melihat perbedaan aspek budaya dan norma agama di negara masing-masing.