backup og meta

Vasektomi dan Tubektomi, Sterilisasi untuk Mencegah Kehamilan

Vasektomi dan Tubektomi, Sterilisasi untuk Mencegah Kehamilan

Vasektomi dan tubektomi adalah dua metode sterilisasi yang masing-masing dilakukan pada pria dan wanita untuk mencegah kehamilan. Jika vasektomi adalah metode sterilisasi pada pria, tubektomi atau dikenal dengan ligasi tuba, adalah metode sterilisasi yang dilakukan pada wanita. Keduanya memiliki tingkat efektivitas hingga 100 persen. Namun, apa perbedaan dari kedua metode sterilisasi ini? Yuk, simak penjelasan berikut.

Perbedaan vasektomi dan tubektomi untuk mencegah kehamilan

Vasektomi dan tubektomi adalah salah satu pilihan bagi Anda jika ingin mencegah kehamilan secara permanen. Kedua metode sterilisasi ini biasanya menjadi pilihan tepat bagi Anda yang sudah tidak ingin memiliki anak lagi bersama pasangan.

Tak hanya itu, vasektomi dan tubektomi juga bisa menjadi pilihan jika Anda dan pasangan sudah sepakat untuk bersama tanpa perlu adanya kehadiran momongan. Lalu, apa perbedaan antara kedua jenis sterilisasi ini?

Prosedur pelaksanaan vasektomi

Vasektomi adalah metode sterilisasi yang dilakukan pada pria. Vasektomi dilakukan dengan cara mencegah terjadinya pelepasan sperma saat ejakulasi. Jika Anda menjalani prosedur ini, vas deferens, atau pipa yang menyalurkan sperma dari testis menuju uretra akan dipotong.

Pasalnya, sperma harus bergerak keluar dari testis menuju uretra agar bisa menyebabkan kehamilan pada pasangan. Jika satu-satunya jalan menuju uretra dipotong atau ditutup, tidak ada sperma yang bisa sampai pada uretra. Dengan kata lain, Anda tidak akan bisa menyebabkan kehamilan pada pasangan.

Prosedur pelaksanaan tubektomi

Sementara itu, tubektomi atau ligasi tuba adalah prosedur sterilisasi yang biasanya dilakukan pada perempuan. Prosedur sterilisasi ini dilakukan dengan menutup kedua tuba falopi yang terdapat di dalam tubuh wanita. Ini artinya sperma yang masuk ke dalam vagina tidak dapat “bertemu’ dengan sel telur, apalagi membuahinya.

Tuba falopi ditutup dengan cara dipotong terlebih dahulu. Lalu, diikat dan ditutup menggunakan alat menyerupai cincin. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan menggunakan teleskop kecil yang disebut dengan laparascope. Alat ini dimasukkan melalui sayatan berupa lubang kecil di bawah pusar. Kemudian, ujung laparascope lainnya ditutup dengan sayatan kecil di dekat rambut vagina.

Manfaat dari vasektomi dan tubektomi

Ada beberapa manfaat dari vasektomi dan tubektomi yang dapat Anda peroleh dari proses sterilisasi tersebut, seperti:

Efektif

Vasektomi dan tubektomi sama-sama memiliki manfaat atau kelebihan dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya. Salah satunya terletak pada tingkat efektivitas dari metode sterilisasi untuk mencegah kehamilan ini. Pasalnya, vasektomi dan tubektomi hampir 100% efektif mencegah kehamilan. Hal ini juga terjadi karena keduanya bersifat permanen.

Mudah

Sementara itu, melansir Planned Parenthood, vasektomi dan tubektomi adalah metode kontrasepsi yang tergolong mudah. Anda hanya perlu melakukannya satu kali seumur hidup jika tidak ingin memiliki anak lagi. Sifatnya yang permanen membuat vasektomi dan tubektomi adalah cara termudah mencegah kehamilan.

Jika Anda memutuskan untuk menggunakan metode sterilisasi ini, Anda tidak perlu mengingat-ingat harus minum obat, atau tidak perlu secara rutin menjadwalkan pemeriksaan ke rumah sakit.

Hubungan seks terasa lebih nikmat

Vasektomi maupun tubektomi adalah metode sterilisasi yang tidak perlu Anda gunakan saat berhubungan seks, seperti kondom atau dental dam yang harus dipakai terlebih dahulu. Meski begitu, Anda tidak perlu mengkhawatirkan tentang kehamilan atau memiliki momongan meski tidak menggunakan kondom saat bercinta.

Justru “pengaman’ permanen seperti tubektomi dan vasektomi ini tidak terasa atau menimbulkan gangguan apapun pada hubungan seks Anda dan pasangan. Jadi, Anda bisa bebas bercinta tanpa harus khawatir menyebabkan kehamilan.

Risiko dari vasektomi dan tubektomi

Vasektomi dan tubektomi memiliki kemungkinan untuk dibatalkan. Artinya, saat Anda berubah pikiran, Anda bisa saja melakukan prosedur reversal atau pengembalian. Meski begitu, Anda tidak bisa berharap terlalu banyak pada prosedur ini. Hal ini disebabkan, tentu bagian tubuh yang telah dipotong atau ditutup melalui prosedur ini mungkin tidak akan bekerja persis sama seperti sedia kala.

Selain itu, layaknya metode kontrasepsi lainnya, tubektomi dan vasektomi risiko sterilisasi yang perlu Anda pertimbangkan

Jika Anda laki-laki dan ingin menjalankan vasektomi, berikut adalah beberapa risiko yang mungkin akan Anda hadapi:

  • Perdarahan di dalam skrotum.
  • Perdarahan pada air mani.
  • Skrotum membengkak.
  • Infeksi di area tubuh yang dioperasi.
  • Rasa sakit atau rasa yang tidak nyaman.
  • Terdapat luka di area skrotum.

Sementara, jika Anda seorang wanita dan ingin melakukan tubektomi, Anda mungkin akan menghadapi beberapa hal berikut ini:

  • Kerusakan pada kandung kemih.
  • Reaksi terhadap anestesi.
  • Infeksi pada area yang dioperasi.
  • Rasa sakit pada perut.
  • Prosedur tidak bekerja dengan baik, sehingga tetap menyebabkan kehamilan.

Melihat risiko yang mungkin dialami jika menjalankan vasektomi maupun tubektomi, Anda mungkin ingin mendiskusikan terlebih dahulu dengan pasangan Anda, apakah metode kontrasepsi yang satu ini adalah pilihan yang terbaik untuk Anda.

Vasektomi dan tubektomi, lebih baik pilih yang mana?

Meski kedua prosedur ini adalah prosedur yang aman dan efektif, sebagai pasangan, hanya perlu satu orang yang melakukan prosedur ini jika tidak ingin memiliki anak. Artinya, tidak perlu keduanya melakukan metode sterilisasi ini. Hanya saja, jika Anda berdua memang sudah sepakat untuk melakukannya bersama-sama, bukan berarti tidak boleh untuk melakukannya.

Namun, jika Anda dan pasangan hanya sepakat bahwa cukup satu di antara Anda berdua yang melakukannya, mungkin Anda harus berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.

Untuk menentukan mana metode yang terbaik bagi Anda dan pasangan, Anda disarankan untuk memeriksakan kesehatan Anda berdua serta mendiskusikan dengan dokter mana pilihan terbaik bagi Anda berdua. Hal ini sebaiknya juga dilihat dari hasil pemeriksaan kesehatan yang Anda lakukan.

Jika Anda dan pasangan sama-sama berpotensi untuk melakukan metode sterilisasi, Anda dan pasangan mungkin ingin menentukan siapa yang lebih baik melakukan metode tersebut.

Biasanya, vasektomi lebih banyak diminati oleh para pasangan dibanding ligasi tuba. Pertimbangan ini biasanya diambil karena vasektomi memiliki efek samping yang lebih ringan, lebih mudah, dan lebih murah. Meski begitu, tubal ligasi masih merupakan pilihan sterilisasi yang juga aman, dan tidak sedikit wanita yang ingin melakukannya.

Sumber foto: Sciencepost.fr

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Vasectomy – Mayo Clinic. Retrieved 6 March 2020, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/vasectomy/about/pac-20384580

Tubal ligation – Mayo Clinic. Retrieved 6 March 2020, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/tubal-ligation/about/pac-20388360

How Do I Get a Tubal Ligation & How Much Will It Cost?. Retrieved 6 March 2020, from https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/sterilization/what-are-benefits-sterilization

What Are the Benefits & Advantages of a Vasectomy?. Retrieved 6 March 2020, from https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/vasectomy/what-are-benefits-vasectomy

Vasectomy vs Tubal ligation | Marie Stopes Vasectomy. (2018). Retrieved 6 March 2020, from https://www.vasectomy.org.au/faqs/vasectomy-vs-tubal-ligation/

Vasectomy: Procedure, Benefits, and Risks. (2016). Retrieved 6 March 2020, from https://www.healthline.com/health/birth-control-vasectomy

Versi Terbaru

21/04/2021

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Stephanie Eka Siholnida


Artikel Terkait

Deretan Alat Kontrasepsi Terbaik untuk Wanita Usia 35 Tahun ke Atas

14 Kesalahan yang Sering Dilakukan Ibu Saat Hamil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 21/04/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan