Selain bermanfaat untuk mencegah kehamilan, pil KB memiliki efek samping yang sering kali tidak disadari oleh penggunanya. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, pil KB termasuk satu dari empat pilihan terbanyak metode KB di Indonesia. Meski begitu, sebagian besar wanita telah melaporkan mengalami beberapa efek sampingnya. Kira-kira apa saja efek samping pil KB? Simak ulasannya berikut ini.
Efek samping pil KB yang umum terjadi
Pil KB sebagian besar mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pembuahan yang dilakukan sel sperma terhadap sel telur di dalam tubuh seorang wanita.
Selain dikenal sebagai alat pencegah kehamilan, pil KB juga dapat membantu mengatasi menstruasi yang tidak teratur, nyeri haid, dan jerawat.
Namun, pada beberapa wanita, mungkin ada efek samping yang bisa terjadi saat Anda mengonsumsi pil KB, di antaranya sebagai berikut.
1. Muncul bercak darah
Perdarahan pada vagina merupakan salah satu efek samping pil KB yang paling umum.
Hampir sekitar 50% orang yang menggunakan pil KB mengeluarkan darah atau bercak darah dari vaginanya di luar jadwal menstruasi yang biasa terjadi.
Selama mengeluarkan bercak darah, pil KB akan tetap efektif mencegah kehamilan.
Kendati begitu, Anda disarankan untuk tetap menggunakan pil KB secara rutin meski muncul bercak darah untuk menjaga kadar hormon di dalam tubuh.
Namun, jika Anda mengalami perdarahan berat selama tiga hari atau lebih, sebaiknya konsultasikan hal tersebut kepada dokter Anda.
2. Mual
Salah satu dampak dari penggunaan pil KB adalah mual. Beberapa orang yang baru mulai mengonsumsi pil KB biasanya akan mengalami rasa mual yang ringan sebagai salah satu efek samping yang mungkin Anda alami.
Mual ini biasanya akan reda setelah beberapa saat. Namun, alangkah lebih baik jika Anda mengonsumsi obat ini setelah makan malam atau sebelum tidur.
Anda juga bisa mengonsumsi antasida atau obat maag kira-kira 30 menit sebelum mengonsumsi pil KB ini untuk menetralkan kondisi perut Anda sehingga rasa mual dapat dicegah.
3. Payudara bengkak dan nyeri
Pil KB dapat menjadi penyebab payudara bengkak dan nyeri jika ditekan.
Efek samping dari penggunaan pil KB ini terjadi pada minggu-minggu pertama setelah mengonsumsi pil dan akan menghilang setelah itu.
4. Berat badan bertambah
Saat menggunakan pil KB, beberapa bagian di tubuh mungkin bisa bertambah besar, antara lain di sekitar payudara dan pinggul.
Mengutip situs University of Rochester Medical Center, hormon esterogen yang terkandung dalam pil KB dapat memperbesar sel lemak yang khas pada wanita, khususnya di payudara, bokong, dan paha.
Hal inilah yang berpotensi meningkatkan berat badan Anda saat menggunakan pil KB.
5. Suasana hati mudah berubah-ubah
Salah satu efek samping dari penggunaan pil KB adalah suasana hati atau mood yang gampang berubah.
Ini dikarenakan pil KB menekan beberapa hormon lain di dalam tubuh, termasuk hormon yang memengaruhi suasana hati.
6. Keputihan
Keputihan bisa terjadi karena efek samping pil KB yang Anda konsumsi.
Kondisi ini biasanya tidak berbahaya, tapi perubahan warna atau bau keputihan bisa mengindikasikan adanya infeksi pada alat kelamin Anda.
7. Sakit kepala atau migrain
Salah satu efek samping dari penggunaan pil KB yang mungkin Anda alami adalah sakit kepala atau migrain.
Tidak seimbangnya kadar hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi, seperti estrogen dan progesteron, dapat menimbulkan gejala sakit kepala dan migrain.
Oleh karena itu, minum pil KB dengan jenis dan dosis yang berbeda mungkin akan menimbulkan tingkat sakit kepala yang berbeda sebagai efek samping.
8. Perubahan gairah seks
Tahukah Anda ternyata perubahan gairah seks juga bisa menjadi salah satu dampak penggunaan pil KB?
Ya, karena mengandung estrogen dan progesteron, pil KB dapat mempengaruhi gairah seksual wanita.
Untuk sebagian orang pil KB dapat menurunkan gairah, sedangkan untuk sebagian orang lainnya konsumsi obat ini malah bisa meningkatkan gairah seksual.
9. Infeksi jamur vagina
Menurut The National Women’s Health Resource Center, sekitar 75% wanita pernah mengalami infeksi jamur vagina setidaknya sekali seumur hidup. Bahkan pada beberapa wanita, infeksi ini bisa terjadi berulang.
Infeksi jamur pada vagina dapat terjadi sebagai efek samping dari penggunaan pil ini.
Menjamurnya pertumbuhan jamur ini menyebabkan vagina gatal, terasa panas, sakit saat buang air kecil atau berhubungan seks, dan mengeluarkan keputihan abnormal (bertekstur bongkahan cair dan berbau busuk).
Hal tersebut terjadi karena pil KB mengandung ethinylestradiol, versi sintetis dari estrogen dan progestin yang diproduksi secara alami dalam tubuh wanita.
Kombinasi hormon sintetis ini dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen dan progesteron alami dalam tubuh. Bila kadar hormon tidak seimbang, gula darah bisa meningkat cukup drastis.
Pada dasarnya, penggunaan kontrasepsi hormon jenis apapun dapat meningkatkan risiko Anda terhadap infeksi jamur vagina dengan mekanisme yang sama. Ini termasuk kontrasepsi spiral (IUD), koyo, dan cincin KB.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda untuk menentukan kontrasepsi apa yang paling cocok untuk Anda.
Cara menghilangkan efek samping pil KB
Salah satu dampak dari penggunaan pil KB ini dapat diobati dengan obat-obatan yang dijual bebas di apotek.
Obat-obatan tersebut termasuk krim atau salep infeksi jamur pada vagina, seperti clotrimazole, miconazole, dan terconazole.
Namun, ada juga cara lain yang bisa Anda lakukan untuk menghilangkan efek samping pil KB, di antaranya sebagai berikut.
- Tidak melakukan hubungan seksual sementara waktu atau selama perawatan untuk mencegah penularan infeksi jamur pada pasangan.
- Minum pil KB dengan cara ditelan bersamaan dengan makanan atau meminumnya ketika sebelum tidur untuk mencegah mual.
- Gunakan celana dalam berbahan katun, longgar, celana pendek, atau rok.
- Hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat, termasuk stocking.
- Jaga area vagina tetap bersih dan kering.
- Ganti pakaian renang sesegera mungkin sehabis berenang.
- Hindari konsumsi antibiotik yang tidak perlu dan gula berlebihan.
- Lakukan meditasi secara rutin, misalnya setiap pagi sebelum memulai aktivitas untuk menjaga mood tetap stabil.
- Memilih bra yang tidak menggunakan kawat dan tidak terlalu ketat untuk mengurangi nyeri payudara.
[embed-health-tool-ovulation]