Mencegah lebih baik daripada mengobati, hal ini juga berlaku pada infeksi menular seksual (IMS). Salah satu IMS yang sangat menular adalah HPV atau human papillomavirus. Infeksi ini bisa dicegah dengan pap smear dan vaksin HPV.
Perbedaan pap smear dan vaksin HPV
Sebelum menjalani kedua prosedur ini, Anda perlu mengetahui perbedaan pap smear dan vaksin HPV.
Pap smear adalah tindakan yang dilakukan dengan cara mengambil sampel sel leher rahim Anda, lalu diteliti di bawah mikroskop.
Tujuan pap smear adalah untuk skrining atau deteksi dini adanya sel abnormal pada leher rahim (serviks) yang berpotensi menjadi kanker.
Sementara itu, vaksin HPV adalah vaksin yang berguna untuk mencegah penularan HPV dari hubungan seksual. Tujuan vaksinasi agar membuat tubuh lebih kebal dari virus.
Pap smear dilakukan ketika Anda sudah berumur 21 tahun. Sementara itu, vaksin HPV sebaiknya dimulai sebelum berhubungan seksual, tepatnya sejak umur 9 atau 11 – 12 tahun.
Hal ini bertujuan agar vaksin bisa memberikan kekebalan lebih optimal terhadap infeksi virus.
Tidak hanya melindungi dari kanker serviks dan kutil kelamin, vaksin HPV juga melindungi dari kanker mulut, anus, tenggorokan.
Jika Anda sudah melakukan deteksi dini dengan pap smear, diharapkan Anda bisa mendapatkan penanganan sesegera mungkin bila ditemukan sel abnormal.
Apakah sebelum vaksin HPV harus pap smear?
Untuk menjalani pap smear dan vaksin HPV, Anda perlu mengetahui prosedur mana yang perlu terlebih dahulu Anda lakukan.
Anda disarankan untuk melakukan pap smear sebelum vaksin HPV pertama. Selain mendeteksi adanya sel yang berpotensi menjadi kanker, pap smear berguna untuk mengecek adanya infeksi HPV di dalam serviks Anda.
Tes ini pun membantu menemukan kondisi selain sel kanker atau HPV, misalnya infeksi kelamin berbahaya lain atau peradangan.
Semisal ditemukan infeksi patogen atau peradangan dengan kondisi sedang hingga parah sebelum vaksin, dokter mungkin menunda vaksin HPV hingga Anda sembuh.
Setelah sembuh, Anda bisa mendapatkan vaksin HPV dosis pertama. Anda tidak perlu mengulangi pap smear sebelum mendapatkan dosis kedua atau ketiga.
Hal ini dikarenakan pap smear dilakukan setiap tiga tahun sekali, sedangkan vaksin dosis kedua diberikan 6 – 12 bulan setelah dosis pertama.
Persiapan sebelum pap smear dan vaksin HPV
Agar Anda bisa mendapatkan manfaat pap smear dan vaksin HPV secara maksimal, Anda perlu mengetahui persiapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan.
1. Persiapan sebelum pap smear
Hindari memasukkan apa pun ke vagina dua hari sebelum tindakan.
Jadi, Anda tidak boleh berhubungan seks, memasukkan mainan seks, obat-obatan suppositoria, dan pelumas seks.
Memasukkan benda-benda ke dalam kelamin justru mengangkat sel-sel yang abnormal dan dicurigai.
Jangan melakukan pap smear pada saat Anda menstruasi. Hal ini dikarenakan darah menstruasi bisa menutup sel-sel yang kemungkinan terinfeksi, mengalami radang, atau bahkan berpotensi menjadi kutil kelamin hingga kanker.
2. Persiapan sebelum vaksin HPV
Setelah Anda mendapatkan hasil pap smear, ada beberapa aturan vaksin HPV dewasa yang perlu Anda perhatikan.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah merangkumnya menjadi beberapa poin.
- Jika Anda berumur di bawah 26 tahun, Anda bisa mendapatkan 3 dosis penuh.
- Konsultasikan ke dokter terlebih dahulu jika usia berusia 27 – 45 tahun.
- Apabila hasil pap smear menunjukkan peradangan dan infeksi sedang hingga parah, tunda vaksinasi hingga Anda sembuh.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah didiagnosis terinfeksi HPV.
- Tunda vaksinasi jika alergi ragi atau kandungan vaksin lainnya.
Pap smear dan vaksinasi adalah dua cara untuk mencegah HPV.
Pastikan Anda memulai pap smear jika berusia 21 tahun ke atas, lalu dilanjutkan dengan vaksin HPV jika belum memulai atau mengejar dosis tertinggal.
Rangkuman
Pap smear dilakukan sebelum vaksin HPV. Pap smear berguna untuk deteksi dini agar mendapatkan penanganan medis segera. Sementara itu, vaksin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari HPV.
Temukan semua yang perlu Anda ketahui tentang HPV di link ini.