Mencegah lebih baik daripada mengobati, hal ini juga berlaku pada kanker serviks. Ada dua jenis prosedur yang umumnya dilakukan untuk mencegah kanker serviks yakni pap smear dan vaksin HPV. Apa beda keduanya?
Perbedaan pap smear dan vaksin HPV
Pemeriksaan pap smear dan vaksin HPV sering kali dianggap sama karena kedua prosedur medis ini berkaitan dengan pencegahan kanker serviks.
Padalah, keduanya merupakan prosedur medis yang berbeda.
Pap smear adalah pemeriksaan untuk mendeteksi sel abnormal di leher rahim, sedangkan vaksin HPV mencegah infeksi HPV yang menjadi salah satu penyebab kanker serviks.
Sebelum menjalani kedua prosedur ini, Anda perlu mengetahui perbedaan keduanya.
1. Tujuan
Pap smear adalah tindakan yang dilakukan dengan cara mengambil sampel sel leher rahim Anda, lalu diteliti di bawah mikroskop.
Tujuan pap smear adalah untuk skrining atau deteksi dini adanya sel abnormal pada leher rahim (serviks) yang berpotensi menjadi kanker.
Sementara itu, vaksin HPV adalah vaksin yang berguna untuk mencegah penularan virus HPV yang merupakan salah satu penyebab kanker serviks.
Hal ini bertujuan agar vaksin bisa memberikan kekebalan lebih optimal terhadap infeksi virus.
2. Waktu pemberian

Selain dari tujuannya, perbedaan pap smear dan vaksin HPV juga terdapat pada waktu pemberiannya.
Mengutip Mayo Clinic, pap smear pertama kali dapat dilakukan ketika wanita berumur 21 tahun.
Sementara itu, vaksin HPV sebaiknya dimulai sebelum berhubungan seksual, tepatnya sejak umur 9 atau 11 – 12 tahun.
3. Cara pemberian
Cara pemberian kedua prosedur medis ini juga berbeda. Seperti pemberian vaksin pada umumnya, vaksin HPV diberikan melalui suntikan di lengan bagian atas.
Sementara itu, pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim (serviks) menggunakan alat khusus, biasanya berupa spatula atau sikat halus.
Prosedur pap smear mungkin akan membuat Anda sedikit merasa tidak nyaman, tetapi prosedur ini hanya berlangsung singkat.
4. Frekuensi pemberian
Pemeriksaan pap smear dimulai sejak wanita berusia 21 tahun dan dianjurkan untuk dilakukan secara rutin setiap 3 tahun sekali.
Namun, setelah wanita menginjak usia 30 tahun, pemeriksaan ini bisa dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Di sisi lain, vaksin HPV biasanya dilakukan ketika anak-anak berusia 11 dan 12 tahun, sebanyak 2 dosis dengan jarak antara 6 hingga 12 bulan.
Jika 2 dosis diberikan dengan jarak kurang dari 5 bulan, anak usia 9 – 14 tahun perlu mendapat dosis ketiga. Bagi remaja dan dewasa usia 15 – 26 tahun yang baru mulai vaksin, diperlukan 3 dosis untuk perlindungan optimal.
Apakah sebelum vaksin HPV harus pap smear?

Anda disarankan untuk melakukan pap smear sebelum vaksin HPV pertama. Selain mendeteksi adanya sel yang berpotensi menjadi kanker, pap smear berguna untuk mengecek adanya infeksi HPV di dalam serviks Anda.
Tes ini pun membantu menemukan kondisi selain sel kanker atau HPV, misalnya infeksi kelamin berbahaya lain atau peradangan.
Semisal ditemukan infeksi patogen atau peradangan dengan kondisi sedang hingga parah sebelum vaksin, dokter mungkin menunda vaksin HPV hingga Anda sembuh.
Setelah sembuh, Anda bisa mendapatkan vaksin HPV dosis pertama. Anda tidak perlu mengulangi pap smear sebelum mendapatkan dosis kedua atau ketiga.
Hal ini dikarenakan pap smear dilakukan setiap tiga tahun sekali, sedangkan vaksin dosis kedua diberikan 6 – 12 bulan setelah dosis pertama.
Persiapan sebelum pap smear dan vaksin HPV
Agar bisa mendapatkan manfaat dari kedua prosedur medis ini, Anda perlu mengetahui persiapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan.
1. Persiapan sebelum pap smear
Hindari memasukkan apapun ke vagina dua hari sebelum tindakan. Jadi, Anda tidak boleh berhubungan seks, memasukkan mainan seks, obat-obatan suppositoria, dan pelumas seks.
Memasukkan benda-benda ke dalam kelamin justru mengangkat sel-sel yang abnormal dan dicurigai.
Jangan melakukan pap smear pada saat Anda menstruasi. Hal ini dikarenakan darah menstruasi bisa menutup sel-sel yang kemungkinan terinfeksi, mengalami radang, atau bahkan berpotensi menjadi kutil kelamin hingga kanker.
2. Persiapan sebelum vaksin HPV
Setelah Anda mendapatkan hasil pap smear, ada beberapa aturan vaksin HPV dewasa yang perlu Anda perhatikan.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah merangkumnya menjadi beberapa poin.
- Jika Anda berumur di bawah 26 tahun, Anda bisa mendapatkan 3 dosis penuh.
- Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu jika usia berusia 27 – 45 tahun.
- Apabila hasil pap smear menunjukkan peradangan dan infeksi sedang hingga parah, tunda vaksinasi hingga Anda sembuh.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah didiagnosis terinfeksi HPV.
- Tunda vaksinasi jika alergi ragi atau kandungan vaksin lainnya.
Pap smear dan vaksinasi adalah dua cara untuk mencegah kanker serviks.
Pastikan Anda memulai pap smear jika berusia 21 tahun ke atas, lalu dilanjutkan dengan vaksin HPV jika belum memulai atau mengejar dosis tertinggal.
Kesimpulan
- Perbedaan pap smear dan vaksin HPV dapat diketahui dari tujuan, waktu pemberian, metode, dan frekuensi prosedur dilakukan.
- Pap smear dilakukan sebelum vaksin HPV dan berguna untuk deteksi dini agar mendapatkan penanganan medis segera. Sementara itu, vaksin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari HPV.