backup og meta

Mengenal Tes Romberg, Pemeriksaan Keseimbangan Tubuh

Mengenal Tes Romberg, Pemeriksaan Keseimbangan Tubuh

Apabila Anda mengalami gangguan keseimbangan terus-menerus, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan tes Romberg. Ketahui lebih lanjut tentang tujuan pemeriksaan, tahapan prosedur, dan hasil tes Romberg. 

Apa itu tes Romberg?

Tes Romberg (Romberg test) atau juga dikenal sebagai Romberg’s sign dan Romberg’s maneuver adalah pemeriksaan yang dilakukan ketika pasien memiliki gangguan keseimbangan. 

Pemeriksaan ini secara khusus melihat kondisi bagian otak dan sumsum tulang belakang yang bertanggung jawab mengatur keseimbangan.

Prosedur ini biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, tanpa pembedahan ataupun tindakan medis dengan alat khusus. Tenaga kesehatan akan mengamati keseimbangan tubuh pasien dari sejumlah gerakan yang diinstruksikan. 

Hasil tes ini dapat mengevaluasi gangguan neurologis (saraf dan otak) atau gangguan vestibular (telinga dan otak).

Romberg test juga sering digunakan pihak kepolisian saat menguji pengemudi apakah ia berada di bawah pengaruh alkohol atau tidak.

Tes ini ditemukan oleh ahli saraf dari Eropa, Mortiz Romberg. Mortiz mencoba metode pemeriksaan ini saat akan mendiagnosis sifilis dengan tanda-tanda stadium akhir, yang disebut ataksia lokomotor.

Siapa yang memerlukan tes Romberg?

Dokter akan merekomendasikan berbagai jenis pemeriksaan untuk mengetahui penyebab dari masalah keseimbangan, salah satunya adalah tes keseimbangan Romberg.

Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa kelompok yang mungkin memerlukan Romberg test.

  • Pasien dengan gejala neurologis, seperti ataksia, kelemahan otot, parestesia.
  • Orang dengan gangguan vestibular, seperti vertigo, penyakit Meniere, dan labirinitis.
  • Pasien dengan neuropati perifer, seperti diabetes dan alkoholisme.
  • Orang dengan defisiensi vitamin B12.
  • Pasien cedera kepala atau tulang belakang.
  • Orang yang mengalami efek samping obat,
  • Orang dengan gangguan metabolis, seperti hipertiroidisme.
  • Pasien dengan riwayat penyakit sistemik, seperti lupus atau penyakit autoimun lainnya.

Tahapan dan jenis prosedur tes Romberg

Sumber: National Health Service

Ada beberapa jenis tes Romberg yang bisa dilakukan. Tahapan pemeriksaan bisa berbeda tergantung dengan jenis tesnya.

1. Tes Romberg klasik

Berikut tahapan pemeriksaan Romberg klasik.

  • Pertama, pasien akan diminta melepas sepatu kemudian berdiri dengan kedua kaki rapat di permukaan datar dan keras.
  • Tenaga kesehatan kemudian akan meminta pasien untuk menyilangkan tangan di depan tubuh atau meletakkannya di samping tubuh.
  • Pasien akan diminta berdiri diam sambil membuka mata selama sekitar 30 detik.
  • Tenaga kesehatan akan mengamati gerakan dan keseimbangan tubuh.
  • Masih dalam posisi yang sama, tenaga kesehatan kemudian akan meminta pasien menutup mata dan berdiri tegak selama 30 detik.
  • Tenaga kesehatan kemudian akan memeriksa gerakan dan keseimbangan pasien.

2. Tes Romberg yang dipertajam

Berikut tahapan pemeriksaan Romberg yang dipertajam.

  • Pasien diminta berdiri dengan satu kaki di depan kaki lainnya dalam posisi “heel-to-toe” (tandem stance). Tumit kaki depan harus menyentuh jari kaki belakang.
  • Lengan pasien dibiarkan di samping tubuh atau disilangkan di dada.
  • Pasien berdiri dalam posisi tandem stance dengan mata terbuka selama beberapa detik.
  • Tenaga kesehatan melakukan observasi untuk melihat apakah pasien dapat mempertahankan keseimbangan tanpa goyah.
  • Pasien kemudian diminta menutup mata sambil tetap dalam posisi tandem stance.
  • Tenaga kesehatan akan melakukan observasi pada pasien selama 20 – 30 detik atau sampai pasien kehilangan keseimbangan.

3. Tes sikap berdiri dengan satu kaki

Berikut tahapan pemeriksaan Romberg dengan satu kaki.

  • Pasien berdiri di tempat yang aman, dengan permukaan datar dan tanpa hambatan di sekitarnya.
  • Pasien diminta untuk berdiri dengan kaki rapat dan tangan di samping.
  • Pasien kemudian diminta untuk mengangkat satu kaki, membengkokkan lutut sehingga kaki terangkat dari lantai.
  • Pasien harus mencoba mempertahankan posisi ini selama 30 detik.
  • Tes dilakukan dengan mata terbuka dan kemudian dengan mata tertutup.

Perlu diketahui bahwa pemeriksaan ini dilakukan tanpa dukungan fisik apa pun. Artinya, jika pasien kehilangan keseimbangan, tenaga kesehatan tidak akan menahan atau menopang pasien.

Biasanya tenaga kesehatan akan menyiapkan bantalan di sekitar pasien untuk mencegah terjadinya cedera.

Hasil pemeriksaan

Berikut adalah rincian mengenai apa yang dianggap sebagai hasil positif dan negatif dalam tes Romberg.

1. Hasil tes positif

Berikut ini indikator hasil Romberg test positif.

  • Pasien kehilangan keseimbangan saat mata tertutup. Pasien mulai goyah, bergoyang, atau kehilangan keseimbangan saat mereka menutup mata.
  • Adanya gerakan tangan untuk menjaga keseimbangan atau mencegah jatuh.
  • Pasien benar-benar jatuh atau hampir jatuh saat mata tertutup.

Jika hasil pemeriksaan positif, tenaga kesehatan akan meminta tes lanjutan untuk mencari penyebab dan menegakkan diagnosis.

2. Hasil tes negatif

Tes Romberg negatif jika pasien tetap stabil bergerak selama tes dengan goyangan tubuh yang minim. Ini berarti pasien mungkin tidak memiliki gangguan keseimbangan.

Efek samping tes Romberg

Tes Romberg umumnya aman dilakukan. Namun, ada beberapa efek samping atau risiko yang perlu dipertimbangkan, terutama jika pasien memiliki kondisi tertentu.

Berikut adalah beberapa efek samping dan risiko yang mungkin terjadi.

  • Risiko jatuh.
  • Cedera, seperti memar, keseleo, bahkan patah tulang.
  • Pada pasien dengan gangguan vestibular, menutup mata dan berdiri diam bisa memicu episode vertigo atau pusing.
  • Pasien mungkin merasa cemas atau tidak nyaman saat diminta untuk menutup mata dan berdiri dalam posisi yang tidak stabil.
  • Beberapa pasien mungkin merasa kelelahan pada otot kaki setelah mencoba berdiri dalam posisi stabil untuk waktu yang lama.

Apabila Anda memiliki gejala lain selain kehilangan keseimbangan, jangan ragu bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan.

Ringkasan

  • Tes Romberg dilakukan ketika pasien memiliki gangguan keseimbangan. Tes ini mengevaluasi fungsi bagian otak dan sumsum tulang belakang yang mengatur keseimbangan dan posisi tubuh.
  • Pasien dengan gejala neurologis, gangguan vestibular, neuropati perifer, defisiensi vitamin B12, cedera kepala atau tulang belakang, dan penyakit sistemik mungkin memerlukan tes ini.
  • Jenis tes ini dapat berupa tes Romberg klasik, tes yang dipertajam, dan tes sikap berdiri dengan satu kaki.
  • Hasil tes positif jika pasien tidak dapat mempertahankan keseimbangan, tes negatif jika pasien mengalami sedikit goyangan tubuh.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

professional, C. C. medical. (2022). Romberg Test for Balance Issues: What It Is & Types. Retrieved 9 August 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/22901-romberg-test 

Forbes, J. (2023). Romberg Test. Retrieved 9 August 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563187/#:~:text=The%20Romberg%20sign%20is%20an,60%20seconds%20with%20eyes%20closed

Woon, Y. K. Y., Su, E. L., Khor, K. X., Abdullah, M. N. B., & Yeong, C. F. (2023, October). Comparison between Romberg test with sensor-based balance assessment using electronic wobble board. Journal of Physics: Conference Series (Vol. 2622, No. 1, p. 012009). IOP Publishing.

Romberg Balance Test. (N.d.). Retrieved 9 August 2024, from http://www.fieldsobrietytests.org/rombergbalancetest.html 

Halmágyi, G. M., & Curthoys, I. S. (2021). Vestibular contributions to the Romberg test: Testing semicircular canal and otolith function. European journal of neurology, 28(9), 3211-3219.

Berge, J. E., Goplen, F. K., Aarstad, H. J., Storhaug, T. A., & Nordahl, S. H. G. (2022). The Romberg sign, unilateral vestibulopathy, cerebrovascular risk factors, and long-term mortality in dizzy patients. Frontiers in Neurology, 13, 945764.

Versi Terbaru

16/08/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Cara Mengatasi Hidung Anak Berdarah Akibat Jatuh

Bahaya Jatuh Saat Hamil dan Cara Mencegahnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 16/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan