Selama beberapa dekade terakhir, suntik botoks (botox) menjadi salah satu perawatan paling ampuh untuk menghilangkan garis halus dan kerutan pada wajah. Meski begitu, perawatan dengan botoks hingga kini seakan tak habis menuai pro dan kontra.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Selama beberapa dekade terakhir, suntik botoks (botox) menjadi salah satu perawatan paling ampuh untuk menghilangkan garis halus dan kerutan pada wajah. Meski begitu, perawatan dengan botoks hingga kini seakan tak habis menuai pro dan kontra.
Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk menjajal suntik botox demi membuktikan kebenarannya, mari simak dahulu informasi berikut ini.
Suntik botoks (botox injection) adalah prosedur perawatan menggunakan larutan hasil penyulingan murni dari botulinum toxin A. Larutan ini berasal dari bakteri Clostridium botulinum penyebab botulisme.
Zat neurotoksin dalam botox akan mengadang sinyal dari otak yang mengatur kontraksi otot sehingga otot menjadi lemah atau lumpuh sementara.
Dalam dosis yang kecil dan tepat, botoks memiliki manfaat dalam dunia kesehatan dan kosmetik.
Pada perawatan kecantikan misalnya, obat ini berguna untuk mengurangi garis halus, keriput, dan sejumlah masalah lain pada kulit wajah.
Food and Drug Administration (FDA), organisasi yang setara dengan BPOM RI, juga telah menyetujui penggunaan botoks untuk menangani gangguan kandung kemih, mata kedutan, dan migrain.
Berbeda dengan racun botulinum yang berbahaya, botoks untuk keperluan medis dan kosmetik dikembangkan di laboratorium. Teknisi mengencerkan dan mensterilkan botox sehingga tidak lagi dapat menyebabkan botulisme.
Penggunaan botoks terpusat pada keperluan medis dan kosmetik. Berikut sejumlah kondisi yang dapat dokter atasi dengan prosedur ini.
Manfaat utama suntik botoks yakni mengurangi tampilan garis halus dan kerutan wajah. Pasien biasanya memilih perawatan ini untuk mengatasi masalah kulit pada area berikut.
Beberapa orang juga melakukan perawatan ini untuk mengatasi kantung mata. Namun, keampuhan botoks untuk tujuan ini belum teruji secara pasti.
FDA hingga kini juga baru menyetujui penggunaan botoks di sekitar mata dan pada dahi.
Suntik botoks dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan sistem otot dan saraf.
Berikut penggunaan botoks untuk keperluan medis pada orang berusia 18 tahun ke atas yang telah disetujui oleh FDA.
Menurut penelitian dalam jurnal Skin Appendage Disorders, suntik botoks juga terbukti dapat mengatasi kondisi berikut.
Berikut proses yang akan Anda jalani sebelum, saat, dan sesudah suntik botox.
Beri tahu dokter bila Anda minum obat-obatan atau suplemen tertentu. Konsumsi obat pengencer darah, NSAID, dan antikoagulan bisa meningkatkan risiko memar pada area penyuntikan obat.
Hindari pula konsumsi alkohol selama 24 jam sebelum prosedur.
Dokter akan menyuntikkan botoks dalam dosis kecil ke area target menggunakan jarum yang halus.
Tergantung masalah yang Anda alami, Anda mungkin perlu mendapatkan beberapa kali suntikan pada beberapa titik kulit.
Jika Anda menjalani suntik botoks untuk mengatasi kandung kemih overaktif, dokter mungkin akan memberikan bius lokal atau regional.
Dokter kadang juga mengoleskan obat untuk membuat area suntikan mati rasa.
Botoks merupakan racun yang bereaksi pada saraf. Racun ini menghambat pengiriman sinyal yang merangsang kontraksi (pemendekan) otot.
Dengan begitu, otot tidak dapat berkontraksi dan akhirnya menjadi lumpuh sementara.
Agar dapat memicu kontraksi otot, saraf harus melepaskan zat kimia berupa asetilkolin.
Asetilkolin lalu menempel pada sel otot dan membuat otot berkontraksi. Botoks mencegah hal ini sehingga otot tidak mampu berkontraksi sebagaimana mestinya.
Anda bisa segera pulang atau kembali beraktivitas setelah suntik botoks kecuali dokter menyarankan sebaliknya.
Selama 12 jam pertama, jangan menggosok atau menekan area suntikan. Hindari pula aktivitas fisik yang berat.
Mungkin butuh waktu beberapa hari sebelum botoks mulai bekerja. Biasanya, efek obat ini akan hilang dalam 3–6 bulan.
Setelah itu, otot kembali berkontraksi dan kerutan mulai tampak. Anda mungkin memerlukan suntik botox kembali.
Meskipun secara teknis menggunakan racun, suntik botoks merupakan prosedur yang aman.
Kebanyakan orang bisa menerima prosedur ini dan laporan terkait efek samping sangatlah jarang.
Kendati demikian, suntik botoks bisa gagal atau menimbulkan efek samping berikut.
Terdapat pula risiko infeksi pada area suntikan, reaksi alergi terhadap botoks, dan penyebaran efek samping ke area tubuh lainnya. Hal ini amat tergantung pada kondisi tubuh dan genetik setiap orang.
Suntik botoks merupakan prosedur yang bermanfaat untuk keperluan medis sekaligus kosmetik.
Berbagai penelitian pun telah membuktikan bahwa manfaatnya lebih besar dari efek sampingnya.
Jika Anda berminat menjalani perawatan ini, berkonsultasilah kepada dokter agar Anda dapat melakukan persiapan yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar