Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Hidradenitis suppurativa adalah sebuah penyakit kronis (kambuhan) yang menyerang kulit bagian folikel rambut dan kelenjar keringat. Penyakit ini menyebabkan munculnya benjolan-benjolan seperti jerawat pada kulit.
Umumnya, benjolan-benjolan tersebut akan menyebar dan muncul di area seperti lipatan paha, ketiak, dan pada wanita biasanya di bawah payudara.
Pada beberapa kasus, benjolan dapat tumbuh di bawah permukaan kulit dan menimbulkan rasa sakit. Benjolan juga dapat pecah dan mengeluarkan nanah yang mengakibatkan infeksi kulit atau peradangan.
Menurut data dari Medscape, sekitar 1 – 4 persen orang di dunia mengalami kondisi ini. Angka tersebut juga masih estimasi, karena beberapa orang mungkin merasa malu untuk memeriksakannya dan melakukan pengobatan ke dokter.
Penyakit kulit ini lebih banyak menyerang perempuan dan biasanya muncul pada masa pubertas. Kasus dengan pasien termuda terjadi pada anak berusia 6 tahun, walaupun penyakit ini sangat jarang ditemukan pada anak-anak.
Selain itu, hidradenitis suppurativa adalah penyakit yang dapat diturunkan. Sebanyak sepertiga penderitanya memiliki anggota keluarga penderita kelainan yang sama.
Tidak, hidradenitis suppurativa bukanlah penyakit menular. Penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui kontak fisik, aktivitas seksual, maupun dipengaruhi oleh kebersihan penderitanya.
Gejala awal hidradenitis suppurativa pada setiap pasien bervariasi, tapi umumnya berupa gatal-gatal dan munculnya benjolan merah seperti jerawat. Benjolan tersebut berisi nanah yang kemudian akan pecah dan mengeluarkan bau busuk.
Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat mengecil dan menghilang dengan sendirinya. Namun, hal ini hanya terjadi untuk sementara. Setelah itu, biasanya akan muncul benjolan-benjolan baru di sekitar area tempat pertama kali benjolan muncul.
Jika tidak ditangani lebih lanjut, benjolan tersebut akan bertambah besar dan menyebar ke area lain. Luka yang ditimbulkan setelah benjolan pecah pun dapat meninggalkan bekas yang sulit hilang nantinya.
Meski tampilannya menyerupai jerawat, terdapat sedikit perbedaan di antara keduanya. Bintil akibat hidradenitis suppurativa biasanya berukuran lebih besar dan disertai easa nyeri seperti melepuh.
Area yang paling sering ditemukan benjolan hidradenitis suppurativa adalah:
Selain di area-area yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa kasus di mana benjolan ditemukan di telinga, sekitar pusar, wajah, leher, atau punggung. Namun, hal ini sangat jarang terjadi.
Tanpa perawatan khusus, pasien dapat mengalami gejala-gejala:
Hidradenitis suppurativa adalah penyakit yang mungkin berkembang menjadi kanker kulit apabila gejala-gejala di atas tidak segera ditangani dengan serius.
Kebanyakan kasus hidradenitis suppurativa yang berubah menjadi kanker terjadi pada pria dengan benjolan-benjolan yang muncul di area kelamin atau pantat.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Apabila jenis penyakit kulit ini terdeteksi sejak awal, dokter dapat memberikan perawatan yang paling efektif. Oleh karena itu, segera kunjungi dokter apabila Anda mulai mengalami kondisi:
Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dapat memastikan secara jelas apa penyebab penyakit ini.
Walaupun begitu, banyak ahli percaya bahwa kondisi ini diakibatkan oleh pori-pori kulit yang tersumbat. Apabila keringat dan kotoran masuk ke dalam pori-pori, folikel rambut dapat membengkak dan pecah, bahkan mengalami infeksi.
Para ahli juga meyakini adanya peran hormon, faktor genetik, dan sistem imun tubuh dalam menyebabkan penyakit ini. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan memiliki berat badan berlebih diduga turut memengaruhi munculnya benjolan pada kulit.
Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, para ahli telah sepakat bahwa hidradenitis suppurativa tidak ada kaitannya dengan kurang menjaga kebersihan tubuh. Anda juga tidak akan terserang penyakit ini dengan cara tertular dari orang lain.
Penyakit hidradenitis suppurativa dapat terjadi pada siapa saja, tapi ada berbagai hal yang meningkatkan kemungkinan terserang penyakit ini. Berikut adalah faktor risiko yang memicu Anda mengalami kondisi ini.
Penyakit ini paling banyak terjadi pada orang-orang berusia 18 hingga 29 tahun.
Dilansir dari website Mayo Clinic, menunjukkan bahwa penderita hidradenitis suppurativa paling banyak adalah pasien berjenis kelamin perempuan.
Apabila Anda memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit ini, maka peluang Anda mengalami masalah yang sama adalah sebesar 30%.
Pada beberapa kasus, jerawat berpotensi berkembang menjadi hidradenitis suppurativa.
Orang-orang yang mengidap penyakit diabetes juga cenderung lebih mudah terkena penyakit ini.
Pasien dengan penyakit jantung juga lebih rentan terkena penyakit kulit ini.
Penyakit Crohn yang menyerang saluran pencernaan ini juga diduga kuat bisa meningkatkan risiko munculnya benjolan pada kulit.
Menurut para ahli, kondisi berat badan berlebihan atau obesitas memiliki pengaruh pada munculnya hidradenitis suppurativa.
Merokok secara aktif tidak hanya berakibat buruk pada kesehatan secara menyeluruh, namun juga dapat meningkatkan risiko Anda terkena hidradenitis suppurativa.
Apabila benjolan tidak kunjung membaik dan sering kambuh, maka pasien kemungkinan akan mengalami berbagai komplikasi sebagai berikut.
Benjolan-benjolan pada kulit berisiko pecah dan meninggalkan bekas luka. Bekas yang timbul dapat menebal dan membutuhkan waktu yang lama untuk hilang.
Area benjolan yang pecah dan terluka dapat mengalami infeksi.
Benjolan dan luka pada kulit akan terasa sakit dan menyebabkan Anda sulit menggerakkan bagian tubuh dengan leluasa.
Area-area tertentu pada kulit Anda, terutama bagian yang terdapat benjolan-benjolan, akan mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap.
Tampilan kulit yang penuh benjolan, luka, dan mengeluarkan bau tak sedap dapat menurunkan rasa percaya diri. Hal ini dapat mengakibatkan pasien merasa sedih, bahkan depresi.
Benjolan-benjolan dan bekas luka yang ada di permukaan kulit bisa jadi terletak di sekitar kelenjar getah bening. Hal ini dapat memengaruhi aliran cairan getah bening, yang dapat menyebabkan pembengkakan.
Walaupun sangat jarang terjadi, hidradenitis suppurativa memiliki kemungkinan memicu munculnya kanker kulit.
Untuk mendapatkan penanganan paling efektif, hidradenitis suppurativa harus didiagnosis sedini mungkin. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi dan komplikasi lainnya yang diakibatkan dari benjolan-benjolan yang sudah ada.
Apabila memiliki benjolan yang diduga adalah hidradenitis suppurativa, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Setelah itu, biasanya dokter akan mengecek area kulit yang terkena gejala. Dokter juga akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit Anda.
Umumnya, pemeriksaan tidak memerlukan tes apa pun. Akan tetapi, jika ada nanah keluar dari benjolan, dokter mungkin akan mengambil sampel cairan tersebut dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mengetahui tindakan apa yang dapat diambil.
Sampai saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan hidradenitis suppurativa secara total. Penyakit ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan bersifat kambuhan.
Namun, pengobatan biasanya dapat membantu menghilangkan gejala-gejala penyakit ini, seperti meredakan rasa sakit, mempercepat pemulihan luka, mencegah munculnya benjolan baru, dan mencegah terjadinya komplikasi.
Terdapat beberapa pilihan penanganan yang umumnya dibagi menjadi dua, yaitu dengan konsumsi obat-obatan atau melewati prosedur bedah.
Sebelum memilih, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai risiko dan manfaat dari masing-masing serta kombinasi perawatan, pengobatan atau prosedur operasi yang tepat untuk Anda.
Ada berbagai macam obat-obatan yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk membantu mengurangi gejala-gejala hidradenitis suppurativa, di antaranya sebagai berikut.
Dokter akan meresepkan antibiotik seperti clindamycin, tetracycline, dan doxycycline untuk mengurangi peradangan dan infeksi.
Obat-obatan turunan vitamin A atau retinoid efektif untuk mengobati jerawat, namun biasanya dokter juga akan meresepkan obat ini untuk mengurangi gejala hidradenitis suppurativa.
Beberapa kasus, terutama pada pasien perempuan, menunjukkan bahwa obat-obatan yang membantu mengontrol hormon seperti spironolakton dapat membantu meredakan gejala.
Untuk mengurangi rasa sakit pada area yang terdampak, dokter akan menganjurkan Anda untuk minum obat pereda nyeri.
Obat-obatan seperti adalimumab (Humira) dan infliximab (Remicade) dapat membantu mengobati hidradenitis suppurativa dengan cara menekan sistem imun Anda.
Steroid oral maupun injeksi dapat mengurangi peradangan dan meredakan gejala-gejala yang muncul.
Anda juga akan disarankan mandi dengan menggunakan sabun dan mengaplikasikan losion antiseptik untuk mengurangi kadar bakteri pada benjolan-benjolan di kulit.
Bedah atau operasi akan dilakukan oleh dokter apabila bisul dan benjolan tidak kunjung membaik, bahkan setelah diberikan obat-obatan di atas.
Pada beberapa kasus, tindakan operasi dipilih untuk mengatasi benjolan yang tumbuh di bagian dalam permukaan kulit.
Berikut adalah prosedur bedah yang umumnya direkomendasikan dokter.
Dokter bedah akan menggunakan laser karbondioksida untuk menghilangkan benjolan di bawah kulit.
Prosedur ini dilakukan dengan menyayat kulit dan daging di area benjolan yang terhubung dengan terowongan di bawah kulit.
Dalam prosedur ini, dokter akan membuang kulit area benjolan dan mengeluarkan nanah di dalamnya. Namun, prosedur ini tidak memberikan efek jangka panjang.
Bagi pasien yang ingin menghilangkan bisul secara tuntas, biasanya dokter akan melakukan teknik ini. Hampir seluruh jaringan benjolan akan dihilangkan dan kemudian ditutup dengan prosedur cangkok kulit.
Masing-masing jenis pengobatan memiliki kemungkinan adanya efek samping. Selalu tanyakan dokter mengenai masalah yang muncul setelah Anda melakukan serangkaian pengobatan tertentu.
Selain mengonsumsi obat-obatan dan menjalankan perawatan medis, Anda juga dapat melakukan pengobatan sendiri di rumah untuk meringankan gejala hidradenitis suppurativa.
Perawatan medis memang penting, namun dengan melakukan perawatan sendiri di rumah, maka tingkat efektivitasnya pun lebih tinggi. Anda hanya perlu mengganti kebiasaan-kebiasaan lama dengan gaya hidup yang lebih sehat.
Berikut adalah beberapa tips pengobatan rumahan dan perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan.
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko munculnya hidradenitis suppurativa. Oleh karena itu, lakukan olahraga ringan dan atur porsi makanan Anda agar berat badan selalu berada di batas normal.
Kurangi juga konsumsi makanan yang mengandung susu atau tinggi akan kandungan gula. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kekambuhan.
Jika rasa sakit dan tidak nyaman timbul, segera atasi dengan cara dikompres. Anda bisa menggunakan handuk hangat yang diletakkan di area yang sakit selama 10 menit.
Mengganti sabun Anda sehari-hari dengan sabun antiseptik dapat membantu mengurangi bakter yang ada pada benjolan.
Pakaian yang ketat dapat menimbulkan gesekan-gesekan pada kulit Anda. Hal ini dapat memicu munculnya benjolan baru. Oleh karena itu, selalu kenakan pakaian longgar dengan bahan yang lembut dan ringan.
Memencet benjolan justru akan memperparah hidradenitis suppurativa. Selain itu, benjolan yang terluka akan meninggalkan bekas.
Apabila Anda perokok aktif, Anda harus segera berhenti merokok. Kandungan tembakau pada rokok dapat memperburuk gejala-gejala penyakit ini.
Cobalah untuk mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman Anda. Tanyakan dokter untuk memberi tahu ahli profesional kesehatan mental atau informasi kontak kelompok dukungan.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar