backup og meta

5 Manfaat Rosemary untuk Pengobatan Alternatif

5 Manfaat Rosemary untuk Pengobatan Alternatif

Menu makanan barat sering menggunakan rosemary sebagai rempah. Tidak hanya itu, tanaman ini diolah menjadi aromaterapi. Ternyata, tanaman ini memiliki berbagai potensi yang baik untuk kesehatan. Lantas, apa saja manfaat rosemary?

Kandungan tanaman rosemary

Rosemary (Rosmarinus officinalis) atau lebih dikenal di Indonesia sebagai rosmarin ini  berasal dari Mediterania, Eropa.

Sebagai obat herbal, daun rosemary tersedia dalam teh herbal kering ataupun minyak esensial.

Daun dan minyak rosemary pun mengandung ratusan senyawa khas tanaman atau fitokimia. Beberapa di antaranya, yakni:

  • cineol,
  • humulene,
  • phellandrene
  • pinene,
  • terpinene,
  • alpha-thujene,
  • beta-caryophyllene,
  • borneol,
  • camphor,
  • carnosic acid,
  • carvacrol,
  • cineol,
  • cis-piperitol
  • cis-sabinene-hydrate
  • limonene,
  • terpineol,
  • dipentene,
  • fenchol,
  • flavone,
  • linalool,
  • myrcene,
  • piperitone,
  • rosmarinic acid,
  • sabinene,
  • thymol, dan
  • verbenone.

Kandungan vitamin C, A, dan B-6 juga terdapat dalam tanaman ini. Pada minyak rosemary, terdapat asam lemak linoleat, asam lemak oleat, dan tokoferol. 

Manfaat rosemary untuk kesehatan

rambut rontok karena diabetes

Sebagai obat herbal, rosemary memiliki potensi untuk mengatasi keluhan berikut.

1. Kerontokan rambut

Rambut rontok yang tidak terkendali menyebabkan penipisan, bahkan kebotakan atau alopesia

Sebuah studi terbitan Skinmed (2015) memaparkan bahwa mengoleskan minyak rosemary di kepala selama 6 bulan pada pasien dengan alopesia androgenetik membantu menumbuhkan rambut secara signifikan.

Meski ini merupakan bahan herbal untuk rambut rontok, hasilnya bisa mirip dengan toner penumbuh rambut yang telah terbukti klinis, yaitu minoksidil konsentrasi 2 persen.

Manfaat rosemary ini berasal dari senyawa camphor. Senyawa ini mampu menutrisi kulit kepala sehingga merangsang pertumbuhan rambut. 

Kandungan carnosic acid pada rosemary merangsang pertumbuhan saraf baru yang membantu pertumbuhan rambut pula.

2. Kecemasan dan stres

Meminum teh rosemary mungkin bisa mengurangi stres dan cemas.

Studi terbitan Iranian Journal of Basic Medical Science (2020) menemukan bahwa teh rosemary mengandung rosmarinic acid, luteolin, dan carnosic acid.

Ketiganya berpotensi memengaruhi fungsi saraf atau memberikan efek tertentu sehingga mungkin bisa mengurangi kecemasan.

Tak hanya itu, kegunaan rosemary sebagai aromaterapi pun diduga bisa memiliki efek yang sama. 

Pasalnya, wangi minyak rosemary yang dihirup diduga menurunkan kadar hormon kortikosteron yang memicu stres, serta meningkatkan kadar dopamin atau hormon pemicu suasana hati membaik.

Tidak heran bila rosemary banyak dipilih sebagai minyak esensial untuk atasi cemas.

Meski demikian, studi ini baru diujicobakan pada tikus dan sel-sel di laboratorium. Jadi, butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya.

3. Kanker

Manfaat rosemary yang satu ini berasal dari kandungan yang bersifat antioksidan. Jadi, antioksidan ini menangkal radikal bebas pemicu kanker.

Selain itu, tinjauan terbitan Nutrients (2020) juga menyampaikan bahwa rosemary mungkin bisa memerangi kanker yang terdapat pada:

  • usus besar,
  • pankreas,
  • hati,
  • paru-paru,
  • serviks dan ovarium,
  • kulit,
  • prostat,
  • payudara,
  • leukemia, dan
  • mulut.

Beberapa senyawa pada rosemary yang berpotensi bersifat antikanker adalah carnosic acid, carnosol, dan rosmarinic acid. Berikut potensinya:

  • Menghambat pembelahan dan perbanyakan sel kanker.
  • Merusak sel kanker.
  • Menghambat dan mengurangi pertumbuhan kanker.
  • Menghentikan siklus sel kanker.

Lagi-lagi, hasil penelitian ini baru diuji pada sel di laboratorium dan pada hewan.

Terlebih, sediaan rosemary yang diuji tidak mungkin digunakan pada kondisi sehari-hari. 

Jadi, potensi manfaatnya tetap memerlukan penelitian lebih lanjut.

4. Degenerasi makula

Ini merupakan kerusakan mata yang terjadi seiring bertambahnya usia. Penyebabnya lagi-lagi paparan radikal bebas. 

Studi terbitan Investigative Ophthalmology & Visual Science (2012) mengamati bahwa kandungan carnosic acid pada rosemary mungkin bisa menghambat degenerasi makula.

Kandungan ini bersifat antioksidan sehingga bisa melindungi retina mata dari radikal bebas, seperti paparan sinar matahari. 

Jadi, kerusakan pun mungkin berkurang dan diperkirakan bisa menurunkan risiko degenerasi makula.

Akan tetapi, studi ini diujicobakan dengan cara mengambil sel retina pada tikus, lalu diberikan senyawa hidrogen peroksida sebagai radikal bebas.

Uji coba lainnya pun dilakukan dengan cara menyuntikkan carnosic acid ke mata tikus. 

Tentu, kondisi ini tidak sesuai dengan kehidupan sesungguhnya sehingga masih perlu dibuktikan lebih lanjut.

5. Alzheimer

Alzheimer dipicu oleh adanya stres oksidatif dari paparan radikal bebas.

Upaya untuk menangkal radikal bebas adalah dengan mengonsumsi sumber antioksidan, teh rosemary salah satunya.

Tanaman ini mengandung rosmarinic acid dan carnosic acid yang bersifat antioksidan sehingga ada potensi manfaat rosemary berupa mengurangi salah satu faktor pemicu Alzheimer.

Selain itu, rosmarinic acid membantu menghambat senyawa prolyl oligopeptidase di otak. Proses ini meningkatkan fungsi kognitif yang berkaitan dengan ingatan.

Perlu diingat, penelitian ini menggunakan tikus sebagai objek uji coba. Jadi, potensi ini tetap membutuhkan kajian lebih lanjut.

Menghirup rosemary pun memiliki potensi untuk menjaga kognitif. Kandungan rosmarinic acid dan ursolic acid masuk ke saluran pernapasan dan melintasi sirkulasi darah ke otak.

Jadi, kemungkinan ada reaksi senyawa di otak yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir, konsentrasi, dan memori.

Meski demikian, jumlah peserta penelitian dalam jurnal Therapeutic Advances in Psychopharmacology (2012) ini relatif sedikit.

Terlebih, peneliti masih memerlukan uji coba pada hewan dan sel di laboratorium untuk mengetahui cara kerjanya secara pasti.

Efek samping rosemary

Walaupun ada berbagai potensi manfaat rosemary, tanaman ini bisa memicu efek samping.

Efek samping ini biasanya muncul ketika Anda mengonsumsi rosemary dalam jumlah besar.

Beberapa efek bahaya obat herbal rosemary yang mungkin muncul, di antaranya:

  • mual dan muntah,
  • kejang,
  • koma,
  • edema paru (penumpukan cairan di paru-paru),
  • keguguran.

Cara pemakaian rosemary

cara menggunakan rosemary

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, Anda perlu mengetahui cara pemakaian yang tepat. 

Bila ingin menggunakan minyak rosemary untuk rambut rontok, pastikan Anda mengencerkannya dengan minyak pelarut atsiri untuk mencegah iritasi kulit kepala

Jangan menelan minyak, pakai minyak esensial ini hanya untuk penggunaan luar.

Jika Anda ingin konsumsi daun rosemary dalam bentuk teh atau kapsul, pastikan jumlah asupan total daun kering tidak lebih dari 4 hingga 6 gram.

Interaksi obat dengan rosemary

Penggunaan rosemary dapat memengaruhi aktivitas beberapa obat. Konsultasikan ke dokter bila Anda mengonsumsi obat-obatan berikut.

  • Obat pengencer darah, seperti warfarin, aspirin, dan clopidogrel.
  • ACE inhibitor, seperti captopril, elaropril, lisinopril, fosinopril.
  • Obat diuretik, seperti furosemide dan hydrochlorothiazide.
  • Litium.
  • Obat diabetes.

Manfaat rosemary memang cukup menjanjikan. Namun, perlu diingat bila sebagian besar riset masih diujicoba pada sel di laboratorium dan hewan.

Terlebih, kondisi penelitian dan sediaan rosemary tidak sesuai dengan kondisi pada kehidupan sehari-hari.

Jadi, Anda tidak bisa mengandalkan rosemary saja dalam pengobatan. 

Ringkasan

  • Rosemary bisa digunakan sebagai obat herbal dalam bentuk minyak esensial dan daun kering.
  • Sebagian besar manfaat berasal dari senyawa carnosic acid dan rosmarinic acid.
  • Antioksidan pada kandungan rosemary berpotensi mengatasi penyakit kronis, tetapi belum diuji coba pada manusia.
  • Hasil penelitian rosemary untuk rambut rontok cukup menjanjikan karena langsung menggunakan minyak yang biasa dijual di pasaran, dites pada pasien kebotakan, dan berlangsung cukup lama.
  • Minyak rosemary bisa mengiritasi kulit jika langsung ditetes tanpa diencerkan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fooddata Central Search Results. FoodData Central. (n.d.). Retrieved June, 22, 2022, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/171333/nutrients

Rahbardar, M. G., & Hosseinzadeh, H. (2020). Therapeutic effects of rosemary (Rosmarinus officinalis L.) and its active constituents on nervous system disorders. Iranian Journal of Basic Medical Sciences, 23(9), 1100.

Alzheimer & Demensia – Alzheimer Indonesia. (2022). Retrieved 22 June 2022, from https://alzi.or.id/alzheimer-demensia/

Nematolahi, P., Mehrabani, M., Karami-Mohajeri, S., & Dabaghzadeh, F. (2018). Effects of Rosmarinus officinalis L. on memory performance, anxiety, depression, and sleep quality in university students: A randomized clinical trial. Complementary Therapies in Clinical Practice, 30, 24-28. doi: 10.1016/j.ctcp.2017.11.004

Rezaie, T., McKercher, S., Kosaka, K., Seki, M., Wheeler, L., & Viswanath, V. et al. (2012). Protective Effect of Carnosic Acid, a Pro-Electrophilic Compound, in Models of Oxidative Stress and Light-Induced Retinal Degeneration. Investigative Opthalmology & Visual Science, 53(12), 7847. doi: 10.1167/iovs.12-10793

Herb – Complementary and Alternative Medicine – Rosemary. (2022). Retrieved 22 June 2022, from https://ssl.adam.com/content.aspx?productid=107&pid=33&gid=000271&site=makatimed.adam.com&login=MAKA1603

Rosemary Information | Mount Sinai – New York. (2022). Retrieved 22 June 2022, from https://www.mountsinai.org/health-library/herb/rosemary

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

10 Manfaat Minyak Peppermint untuk Kesehatan

Daun Mimba, Ketahui 10 Manfaatnya untuk Kesehatan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan