backup og meta

Waspadai 7 Penyakit yang Muncul Akibat Sibuk Bekerja

Waspadai 7 Penyakit yang Muncul Akibat Sibuk Bekerja

Terlalu sibuk bekerja sering kali membuat Anda mengabaikan kesehatan diri. Jika terus berlanjut, bekerja nonstop bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang pada akhirnya menghambat produktivitas. Inilah berbagai penyakit yang bisa muncul akibat sibuk bekerja.

Penyakit yang menghantui orang sibuk bekerja

Pekerjaan yang menumpuk setiap harinya terkadang membuat beberapa orang merelakan waktu istirahat dan memaksakan diri menuntaskan sisa pekerjaan kantor di rumah.

Padahal, istirahat yang cukup penting untuk memulihkan tubuh. Akibatnya, seseorang bisa berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan fisik maupun mental.

Salah satu dampak psikologis terlalu sibuk bekerja antara lain merusak hubungan dengan pasangan dan keluarga, tidak pernah merasa puas, serta meningkatkan risiko gangguan kecemasan. 

Selain itu, ada beberapa jenis penyakit lain yang bisa dialami karena terlalu sibuk bekerja, di antaranya sebagai berikut.

1. Nyeri otot dan sendi

badan mudah pegal

Tuntutan pekerjaan dengan deadline ketat sering kali membuat Anda tanpa sadar menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan layar komputer. 

Duduk terlalu lama terutama dengan postur tubuh yang kurang baik dapat menyebabkan ketegangan otot dan nyeri, khususnya di area leher, bahu, punggung, atau pinggang. 

Oleh sebab itu, hindari duduk terus-menerus dalam waktu lama. Lakukanlah peregangan di sela-sela jam kerja dan berjalan-jalan sebentar untuk meningkatkan aliran dan mengurangi ketegangan otot.

2. Sakit kepala

Sakit kepala merupakan salah satu keluhan penyakit yang kerap dialami oleh banyak orang, termasuk mereka yang terlalu sibuk bekerja. 

Terlalu banyak bekerja, terutama duduk di depan komputer selama berjam-jam dapat menyebabkan ketegangan otot di leher dan bahu. 

Ketegangan otot ini kemudian dapat menjalar ke kepala dan memicu terjadinya sakit kepala tegang alias migrain.

Tak hanya itu, tuntutan dan tekanan pekerjaan yang tinggi juga dapat membuat seseorang mengalami stres. Mengutip Mayo Clinic, stres sendiri salah satu penyebab sakit kepala dan migrain.

3. Gangguan jantung

Penyakit lainnya yang bisa terjadi akibat terlalu sibuk bekerja adalah gangguan jantung. Hal ini disebutkan oleh sebuah studi dalam jurnal The Lancet.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa orang yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu memiliki risiko 13% lebih tinggi terkena serangan jantung dan 33% lebih mungkin terserang stroke dibandingkan orang yang bekerja 35 – 40 jam per minggu.

Risiko ini bisa dipengaruhi oleh pola makan yang buruk. Orang yang sangat sibuk bekerja cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat, seperti gorengan atau fast food, yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

4. Diabetes 

Studi dalam jurnal Annals of Occupational and Environmental Medicine mengungkapkan bahwa orang yang bekerja selama lebih dari 52 jam dalam seminggu memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan yang tidak. 

Pasalnya, terlalu sibuk bekerja dapat menyebabkan perubahan gaya hidup, seperti jarang olahraga, lebih sering merokok, serta minum alkohol. Ketiganya merupakan faktor risiko diabetes.

Selain itu, stres akibat menumpuknya pekerjaan sehari-hari bisa jadi pemicu diabetes.

Hormon kortisol yang dilepaskan saat stres bisa mengganggu kerja hormon insulin yang bertugas mengatur gula darah. Akibatnya, kadar gula darah meningkat.

5. Menurunnya fungsi otak

Orang yang terlalu sibuk bekerja terkadang rela mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan pekerjaan. Padahal, kurang tidur bisa menurunkan fungsi otak.

Jika tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup, sel-sel otak (neuron) tidak punya waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri. 

Kondisi ini bisa mengganggu kemampuan berpikir dan konsentrasi saat Anda kembali bekerja. Dalam jangka panjang, kurang tidur bisa meningkatkan risiko demensia.

6. Menurunnya sistem imun tubuh  

imunosupresi

Melemahnya sistem imun tubuh bisa menjadi salah satu kondisi yang kerap dialami oleh orang yang terlalu sibuk bekerja.

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kondisi ini, salah satunya adalah kurang tidur. Tubuh membutuhkan tidur untuk memulihkan diri. Tanpa istirahat cukup, sel tubuh, termasuk sel imun tidak dapat bekerja optimal.

Mengutip studi dalam jurnal JAMA Internal Medicine orang yang kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi dan pilek dibandingkan dengan orang yang tidur cukup. 

Oleh sebab itu, penting untuk tetap mendapatkan waktu tidur yang cukup, setidaknya 7 – 8 jam setiap harinya untuk menjaga kesehatan tubuh. 

7. Masalah pencernaan

Penyakit lainnya yang mungkin dialami karena terlalu sibuk bekerja adalah masalah pada sistem pencernaan, seperti GERD atau sembelit.

Ketika terlalu fokus pada pekerjaan, Anda cenderung melewatkan waktu makan. Kebiasaan ini dapat memicu peningkatan asam lambung dan yang bisa memicu asam lambung naik atau GERD.

Selain itu, Anda mungkin lebih memilih makanan praktis, seperti makanan cepat saji yang tinggi lemak dan kurang serat sehingga menyebabkan sembelit.

Agar tetap produktif, penting untuk membatasi waktu kerja untuk menjaga kesehatan Anda.

Pastikan Anda mendapatkan waktu istirahat yang cukup setelah bekerja dan manfaatkan akhir minggu untuk rehat dari pekerjaan.

Selain menerapkan pola makan sehat, luangkan waktu lebih banyak untuk berolahraga secara rutin sehingga tubuh tetap bugar dan terhindar dari penyakit.

Kesimpulan

Inilah beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang bisa dialami karena terlalu sibuk bekerja.
  • Nyeri otot dan sendi.
  • Sakit kepala.
  • Gangguan jantung.
  • Diabetes.
  • Menurunnya fungsi otak.
  • Melemahnya sistem imun.
  • Masalah pencernaan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kivimäki, M., Jokela, M., Nyberg, S. T., Singh-Manoux, A., Fransson, E. I., Alfredsson, L., … & Virtanen, M. (2015). Long working hours and risk of coronary heart disease and stroke: a systematic review and meta-analysis of published and unpublished data for 603 838 individuals. The Lancet, 386(10005), 1739-1746.

Only the overworked die young. (2015). Retrieved 04 January 2025, from https://www.health.harvard.edu/blog/only-the-overworked-die-young-201512148815 

Headaches: Reduce stress to prevent the pain. (2024). Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tension-headache/in-depth/headaches/art-20046707 

Stress and diabetes. Retrieved 04 January 2025,  from https://www.diabetes.org.uk/living-with-diabetes/emotional-wellbeing/stress 

Seo, E., Lee, Y., Mun, E., Kim, D. H., Jeong, Y., Lee, J., … & Lee, W. (2022). The effect of long working hours on developing type 2 diabetes in adults with prediabetes: the Kangbuk Samsung Cohort Study. Annals of Occupational and Environmental Medicine, 34.

Cleveland Clinic. (2024). 5 Side Effects of Working Too Much. Retrieved 04 January 2025,  from https://health.clevelandclinic.org/effects-of-working-too-much 

Prather, A. A., & Leung, C. W. (2016). Association of insufficient sleep with respiratory infection among adults in the United States. JAMA Internal Medicine, 176(6), 850-852.

How Lack of Sleep Impacts Cognitive Performance and Focus. (2023). Retrieved 04 January 2025,  from https://www.sleepfoundation.org/sleep-deprivation/lack-of-sleep-and-cognitive-impairment 

Versi Terbaru

10/02/2025

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Tanda dan Cara Menghadapi Lingkungan Kerja yang Tidak Nyaman

7 Bahaya Kerja Lembur Berlebihan Bagi Kesehatan Anda


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan