Hal ini dibuktikan melalui sebuah studi dari Jepang yang diterbitkan dalam jurnal Industrial Health (2009) tentang efek gila kerja terhadap kesejahteraan karyawan.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa pekerja yang lebih fokus terhadap pekerjaannya cenderung lebih mudah lelah secara emosional.
Orang tersebut sering menetapkan standar tinggi dan tidak puas dengan pekerjaan yang ia miliki. Ia pun sering menganggap level orang lain berada di bawahnya.
3. Meningkatkan risiko gangguan kecemasan

Dampak terlalu sibuk bekerja juga cukup besar terhadap kesehatan mental. Masalah tersebut meliputi depresi, gangguan kecemasan, dan OCD (Obsessive Compulsive Disorder).
Penelitian dari University of Bergen, Norwegia, melibatkan 16.426 pekerja dan 8% dari mereka termasuk dalam kategori workaholic. Sepertiga di antaranya lebih berisiko mengalami ADHD dan 26% dari mereka menunjukkan tanda-tanda OCD.
Meski begitu, belum ada studi yang benar-benar membahas bagaimana kecenderungan gila kerja bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental pada pekerja.
Ada kalanya masalah mental tersebut mungkin diakibatkan oleh faktor genetik. Pada akhirnya, menyibukkan diri dalam pekerjaan menjadi faktor pemicunya.
Tanda-tanda pekerjaan dan kehidupan tidak seimbang
- Lupa jaga diri, seperti makin jarang makan sehat dan tidak berolahraga.
- Lebih mudah tersinggung, marah, stres, dan merasa gelisah.
- Kurang meresa kompeten dan kualitas pekerjaan menurun.
- Tidak ada batasan antara urusan pekerjaan dan rumah.
- Sering merasa kesepian sepanjang waktu.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar