Penyakit lupus adalah penyakit autoimun yang dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan hormon. Selain itu, penggunaan obat tertentu diduga dapat memicu lupus. Benarkah obat dapat menyebabkan lupus?
Apakah obat bisa menyebabkan lupus?
Paparan obat tertentu secara terus-menerus dalam jangka panjang kemungkinan dapat menyebabkan lupus, terutama pada orang yang memiliki faktor risiko genetik penyakit lupus.
Lupus yang berkaitan dengan paparan obat tertentu disebut drug-induced lupus (DIL). Akan tetapi, mekanisme munculnya lupus akibat paparan obat belum diketahui secara pasti.
Mengutip NIH, ada sekitar 15.000 – 30.000 kasus lupus baru setiap tahunnya di Amerika Serikat yang terjadi akibat konsumsi obat-obatan.
Umumnya, gejala penyakit lupus yang disebabkan oleh reaksi obat dapat muncul setidaknya 3 – 6 bulan setelah mengonsumsi obat tersebut.
Gejala DIL dapat berupa demam, nyeri dan pembengkakan pada sendi, kehilangan nafsu makan, serta munculnya ruam di wajah.
Namun, penyakit lupus yang terjadi karena obat biasanya jauh lebih ringan dibandingkan dengan penyakit lupus lainnya seperti systemic lupus erythematosus (SLE).
Bahkan, gejala DIL perlahan dapat menghilang dengan menghentikan konsumsi obat-obatan pemicu lupus tersebut.
Daftar obat yang menyebabkan lupus
Jenis obat yang dapat memicu lupus merupakan obat-obatan yang biasa dikonsumsi seperti obat penyakit jantung, hipertensi, atau obat antikonvulsan.
Selain itu, beberapa jenis obat antibiotik dan diuretik bisa memengaruhi munculnya gangguan autoimun pada lupus.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini daftar obat-obatan yang dapat memicu lupus.
1. Procainamide
Procainamide merupakan obat yang paling banyak memicu penyakit lupus dengan risiko sebesar 30 persen. Obat ini biasa digunakan untuk gangguan irama jantung (aritmia).
Mengutip studi dalam jurnal Current Opinion in Rheumatology, sebagian besar pasien yang akhirnya mengalami lupus setelah minum procainamide cenderung memiliki tubuh yang lambat memproses obat aritmia ini.
Nah, kelompok pasien ini lebih mungkin mengalami penumpukan autoantibodi, yakni sel antibodi yang menyerang jaringan tubuh yang sehat.
2. Hydralazine
Hydralazine adalah obat untuk darah tinggi atau hipertensi. Orang yang mengonsumsi obat ini diperkirakan 5 – 10% berisiko terkena lupus.
Sama seperti procainamide, orang yang mengonsumsi obat ini cenderung memiliki tubuh yang lebih lambat memproses obat atau disebut slow acetylators.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukan autoantibodi yang dapat berisiko tinggi memicu lupus.
3. Quinidine
Jenis obat lainnya yang juga dapat memicu lupus adalah quinidine. Obat ini biasa digunakan untuk mengatasi gangguan irama jantung
Namun, jika dibandingkan dengan procainamide dan hydralazine, risiko obat ini menyebabkan lupus cukup rendah, yakni hanya sekitar 1 persen.
Meski begitu, belum diketahui secara pasti bagaimana mekanisme obat ini dalam menimbulkan penyakit lupus.
4. Isoniazid
Isoniazid adalah obat yang digunakan untuk membantu mengatasi tuberkulosis (TBC) dan mencegahnya kambuh kembali.
Konsumsi obat ini dapat memicu terjadinya penyakit lupus, tetapi efek samping ini cukup jarang terjadi.
Menurut studi kasus dalam jurnal Cureus, konsumsi isoniazid merangsang produksi autoantibodi dan pelepasan kromatin makrofag antigenik, yaitu materi genetik sel darah putih yang mengandung antibodi.
Nah, kedua proses tersebut diduga berkontribusi pada perkembangan penyakit lupus.
5. Minocycline
Jenis obat pemicu penyakit lupus selanjutnya adalah minocycline. Antibiotik ini biasa diresepkan untuk menghilangkan jerawat dan infeksi bakteri.
Namun, kasus lupus yang berkaitan dengan penggunaan obat ini cukup jarang terjadi. Biasanya, minocycline dapat memicu lupus dalam penggunaan jangka panjang dan dosis yang tinggi.
Penyakit lupus yang terjadi akibat penggunaan minocycline biasanya ditandai dengan demam, ruam, dan artralgia, yakni nyeri dan kaku pada persendian.
6. Obat antikejang
Obat-obatan yang diresepkan untuk mengurangi gejala kejang atau disebut dengan antikonvulsan dapat memicu terjadinya lupus.
Contoh obat antikejang ini antara lain phenytoin, trimethadione, primidone, ethosuximide, dan carbamazepine.
Gejala penyakit lupus yang muncul karena konsumsi antikonvulsan jangka panjang bisa bervariasi, tetapi umumnya ditandai dengan nyeri otot, demam, serta ruam kulit.
7. Antibiotik lainnya
Golongan obat antibiotik yang berfungsi untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri juga bisa memicu lupus.
Akan tetapi, para ahli belum mengetahui secara pasti bagaimana obat antibiotik dapat berpotensi memicu penyakit lupus.
Jenis obat antibiotik yang memicu penyakit lupus adalah sulfa, tetrasiklin, penisilin, dan siprofloksasin, tetapi efek samping ini cukup jarang terjadi.
8. Beta-blockers
Golongan obat beta-blockers (penghambat beta) yang biasanya digunakan untuk menurunkan tekanan darah juga bisa menjadi pemicu lupus.
Beberapa jenis obat beta-blockers yang kemungkinan menyebabkan lupus antara lain acebutolol, atenolol, labetalol, serta timolol eye drop.
Namun, para ahli juga belum mengetahui secara pasti bagaimana beta-blockers berkontribusi dalam perkembangan penyakit lupus.
9. Diuretik
Obat diuretik dirancang untuk mengurangi penumpukan cairan tubuh melalui urine dan biasanya diresepkan untuk menurunkan tekanan darah.
Studi kasus yang diterbitkan dalam The American Journal of Case Reports menunjukkan bahwa obat diuretik, yakni hydrochlorothiazide dapat memicu lupus. Namun, kasus ini cukup jarang terjadi.
Penderitanya dapat mengalami gejala seperti demam, kelelahan, pembengkakan pada sendi, dan berkurangnya nafsu makan.
Selain hydrochlorothiazide, obat diuretik lain seperti aldactone dan dyazide kemungkinan berperan dalam perkembangan penyakit lupus.
10. Lain-lain
Jenis obat-obatan lainnya seperti captopril, chlorpromazine, methyldopa, sulfasalazine dan levamisole yang biasanya terdapat pada kokain juga dapat memicu lupus.
Selain itu, obat imunoterapi untuk kanker seperti pembrolizumab dapat menyebabkan berbagai reaksi autoimun, termasuk lupus.
Namun, belum diketahui secara pasti bagaimana mekanisme obat-obatan tersebut dapat memicu penyakit lupus.
Kapan harus pergi ke dokter?
- Jika Anda mengalami gejala serupa dengan lupus setelah mengonsumsi obat-obatan di atas dan tidak membaik setelah berhenti mengonsumsinya, segera periksakan diri kepada dokter.
- Jika menggunakan obat-obatan di atas dan khawatir tentang risiko lupus, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda. Dokter mungkin dapat mengganti obat atau mengubah dosisnya.
[embed-health-tool-bmi]