2. Terlalu jarang terpapar alergen
Mengutip Livescience, risiko seseorang memiliki alergi dapat lebih tinggi jika sejak masa kanak-kanak dibiasakan hidup di lingkungan yang terlalu bersih. Dengan begitu, sistem imun tidak mendapat banyak kesempatan untuk terpapar berbagai macam zat asing yang ada di sekitarnya. Maka nanti tubuh si anak tidak bisa membedakan mana zat yang benar-benar harus dilawan dan yang tidak.
Penelitian yang dikutip Livescience menemukan, risiko alergi dan asma pada anak yang sering terpapar alergen di rumah sejak lahir sampai umur setahun justru lebih rendah ketimbang anak yang dibiasakan hidup terlalu “steril” di rumah yang terlalu bersih dan bebas zat alergen.
Menurut dr. Christine Cole Johnson, salah satu peneliti dan ketua Department of Public Health Sciences di Detroit, tidak jelas apa alasannya sering terpapar alergen sejak kecil bisa membuat seseorang lebih kebal alergi.
Namun, dr. Johnson dan timnya menduga frekuensi paparan yang tinggi selama masa tumbuh kembang emas akan menghasilkan sistem kekebalan yang lebih kuat dan baik.
4. Dibatasi makan makanan tertentu
Apabila sejak kecil Anda tidak diperbolehkan makan makanan tertentu oleh orangtua, ini bisa jadi faktor risiko penyebab munculnya alergi. Misalnya Anda dibatasi makan kacang atau telur sejak kecil karena orangtua sudah keburu takut akan kena alergi; padahal belum tentu. Maka saat dewasa nanti, sistem imun tubuh Anda akan lebih sensitif terhadap makanan tersebut.
American Academy of Pediatrics (AAP) menuturkan, memvariasikan menu makan anak sejak dini justru dapat mencegah risiko alergi berkembang di kemudian hari. Tidak ada alasan juga untuk menunda memberikan bayi makanan yang sering dianggap sebagai pemicu alergi, misalnya seperti kacang, telur, atau ikan.
Dr. Scott Sicherer, seorang ahli alergi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York merekomendasikan setiap orangtua untuk memberi makanan jenis apapun tanpa harus takut menjadi penyebab alergi nantinya.
Alergi makanan pada umumnya terjadi akibat sistem imun tubuh yang salah menganggap protein dalam kandungannya sebagai zat asing. Maka dari itu, membiasakan anak makan makanan bervariasi sejak dini menjadi kesempatan untuk orangtua mengenalkan protein sebagai zat yang baik.
Sistem kekebalan tubuh anak umumnya juga masih akan terus berkembang, sehingga dapat menyesuaikan reaksinya terhadap berbagai kandungan makanan.
Dr. Sicherer juga mengatakan, orangtua bisa memberikan makanan yang sering menjadi penyebab alergen didampingi dengan nasi, buah-buahan, atau sayuran sebagai awal perkenalan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar