Seiring bertambahnya usia, ada orang tua yang mengalami kesulitan untuk bergerak dan berbicara. Beberapa dari mereka mungkin berpikir, apakah ini merupakan gejala penyakit Parkinson? Lalu, apa sebenarnya penyakit Parkinson itu? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan di bawah ini.
Apa itu penyakit Parkinson?
Penyakit Parkinson (Parkinson’s disease) adalah kelainan sistem saraf progresif yang memengaruhi gerakan tubuh. Disebut progresif karena penyakit ini berkembang secara bertahap dan memburuk seiring waktu.
Kelainan ini terjadi ketika sel saraf di salah satu bagian otak ada yang mati sehingga tidak menghasilkan cukup dopamin, yaitu bahan kimia otak yang berperan dalam mengendalikan gerakan otot.
Akibatnya, kontrol gerakan otot menjadi menurun, sehingga penderitanya kesulitan untuk berjalan, bicara, hingga mengalami masalah keseimbangan dan koordinasi.
Penyakit Parkinson adalah kelainan yang tidak dapat sembuh sepenuhnya. Namun, berbagai pilihan obat dan pengobatan dari dokter dapat dilakukan untuk membantu meringankan gejala guna menunjang kualitas hidup yang lebih baik.
Pasalnya, meski penyakit ini tidak berakibat fatal, komplikasi penyakit bisa menjadi sesuatu yang serius.
Seberapa umum penyakit ini?
NHS menyebut, diperkirakan sekitar 1 dari 500 orang di dunia terkena penyakit Parkinson. Sebagian besar penderitanya mulai mengalami gejala ketika berusia di atas 50 tahun.
Namun, sekitar 1 dari 20 orang dengan kondisi ini mengaku pertama kali merasakan gejala pada usia di bawah 40 tahun.
Adapun penyakit ini menyerang pria sekitar 50% lebih banyak daripada wanita.
Apa saja tanda dan gejala penyakit Parkinson?
Setiap orang mungkin memiliki tanda dan gejala yang berbeda satu sama lain. Secara umum, berikut adalah tanda dan gejala penyakit Parkinson.
- Tubuh bergetar atau tremor, yang biasanya dimulai di tungkai kaki, tangan, atau jari.
- Gerakan melambat (bradikinesia) secara bertahap.
- Otot kaku dan tidak fleksibel, terutama pada lengan, tungkai kaki, atau batang tubuh.
- Keseimbangan dan koordinasi terganggu, seperti postur tubuh menjadi bungkuk dan terkadang menyebabkan terjatuh.
- Hilangnya gerakan otomatis, seperti berkedip, tersenyum, atau mengayunkan tangan saat berjalan.
- Perubahan berbicara, seperti bicara terlalu cepat, cadel, atau lainnya.
- Kesulitan menulis.
- Masalah pada buang air kecil dan besar.
- Gangguan tidur.
- Masalah pada ingatan.
- Depresi dan gangguan kecemasan.
Selain yang disebutkan di atas, tanda dan gejala lainnya mungkin saja muncul. Bila Anda khawatir akan perubahan tertentu dalam diri Anda, sebaiknya segera hubungi dokter.
Di samping itu, melansir dari Parkinson’s Foundation, ada pola khas yang menggambarkan perkembangan gejala penyakit ini, yang kemudian disebut dengan grade atau stadium.
Berikut adalah gambaran grade, stadium, atau tahapan penyakit Parkinson.
- Stadium 1. Pada tahap ini, penderita mengalami gejala ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti tremor di satu sisi tubuh serta perubahan postur, berjalan, dan ekspresi wajah.
- Stadium 2. Gejala mulai memburuk yang ditandai dengan tremor, kekakuan otot, dan gejala gerakan lainnya yang memengaruhi kedua sisi tubuh. Penderita masih bisa hidup sendiri, tetapi sudah kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari dan lebih lama.
- Stadium 3. Gejala sudah mulai terasa signifikan, seperti kehilangan keseimbangan dan lambatnya gerakan, sehingga sudah mengganggu aktivitas sehari-sehari, seperti berpakaian dan makan.
- Stadium 4. Gejala Parkinson sudah parah hingga membatasi aktivitas sehari-hari penderitanya, seperti sulit berjalan yang kerap membutuhkan alat bantu jalan.
- Stadium 5. Ini merupakan tahap yang paling parah dengan tanda kekakuan di otot kaki, sehingga penderitanya tidak bisa berdiri atau berjalan dan harus menggunakan kursi roda atau hanya terbaring di tempat tidur.
Apa penyebab penyakit Parkinson?
Penyakit Parkinson terjadi ketika sel saraf (neuron) di bagian otak bernama substansia nigra menjadi terganggu atau mati.
Bagian otak ini menghasilkan zat kimia otak penting yang disebut dopamin, dan berfungsi mengontrol gerakan di dalam tubuh.
Bila sel saraf rusak atau mati, produksi dopamin menjadi terganggu sehingga menyebabkan masalah pada pergerakan.
Meski demikian, penyebab matinya sel saraf penghasil dopamin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berasumsi bahwa penyebab penyakit Parkinson adalah kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan.
Selain itu, para peneliti mencatat banyak perubahan yang muncul di otak pada penderita Parkinson, meskipun tidak jelas mengapa perubahan tersebut terjadi.
Perubahan ini termasuk adanya body Lewy, yaitu gumpalan zat tertentu dalam sel otak sebagai penanda mikroskopis Parkinson, serta A-synuclein, yaitu protein alami yang tersebar luas di dalam body Lewy.
Apa yang meningkatkan risiko penyakit Parkinson?
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit Parkinson adalah sebagai berikut.
- Usia lanjut, yaitu di atas 50 tahun.
- Faktor keturunan atau memiliki anggota keluarga yang mengidap Parkinson.
- Jenis kelamin, yaitu pria lebih banyak terpengaruh daripada wanita.
- Paparan racun, seperti herbisida dan pestisida.
- Paparan logam.
- Cedera kepala atau cedera otak traumatis.
Tidak ada faktor risiko bukan berarti Anda tidak bisa mengidap penyakit Parkinson. Tanda ini hanya sebagai referensi. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut.
Apa saja komplikasi penyakit Parkinson?
Parkinson adalah penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.
Meski tidak mematikan, penderita penyakit ini tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti yang dilakukan orang pada umumnya.
Apalagi, penyakit ini terus berkembang seiring berjalannya waktu dan tidak bisa disembuhkan. Dengan demikian, penderitanya mau tidak mau akan mengalami penurunan kualitas hidup ini.
Beberapa komplikasi dan kondisi medis lain yang juga mungkin timbul pada penderita penyakit Parkinson adalah sebagai berikut.
- Kesulitan berpikir dan demensia.
- Depresi dan perubahan emosional.
- Masalah menelan dan mengunyah.
- Gangguan tidur.
- Masalah kandung kemih, seperti sulit buang air kecil.
- Sembelit.
- Masalah pada indra penciuman, seperti kesulitan dalam mengenal atau membedakan bau.
- Hipotensi ortostatik.
- Kelelahan.
- Rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu.
- Disfungsi seksual.
- Melanoma.
Bagaimana penyakit Parkinson didiagnosis?
Untuk membuat diagnosis penyakit Parkinson, dokter akan menanyakan riwayat medis Anda serta melakukan pemeriksaan neurologis dan fisik guna melihat tanda dan gejala yang dialami.
Setelah itu, dokter mungkin menyarankan Anda melakukan beberapa tes pemeriksaan penunjang parkinson, seperti berikut ini.
- Tes single-photon emission computerized tomography (SPECT) yang spesifik disebut dopamine transporter scan (DaTscan).
- Pemeriksaan laboratorium, seperti tes darah, untuk menyingkirkan kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala.
- Tes pencitraan, seperti MRI, ultrasound otak, CT scan, PET scan, yang juga dapat membantu menyingkirkan penyebab lain.
Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan obat penyakit Parkinson, yaitu carbidopa-levodopa. Jika gejala berkurang karena obat ini, dokter memastikan bahwa Anda memang terkena penyakit Parkinson.
Terkadang, membutuhkan waktu lebih banyak untuk mendiagnosis penyakit ini.
Oleh karena itu, dokter mungkin menyarankan Anda untuk menemui ahli saraf yang terlatih dalam gangguan gerakan pada kunjungan selanjutnya.
Hal ini untuk mengevaluasi gejala yang Anda alami dari waktu ke waktu serta membuat diagnosis yang tepat.
Apa saja pilihan pengobatan untuk penyakit Parkinson?
Tidak ada pengobatan khusus yang bisa benar-benar menyembuhkan kondisi ini. Namun, beberapa obat dan pengobatan dapat membantu mengontrol gejala yang timbul.
Berikut adalah beberapa obat dan pengobatan penyakit Parkinson yang umum diberikan dokter.
1. Obat
Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau mengganti dopamin yang hilang untuk membantu mengatasi masalah gerak dan tremor yang umum dialami penderita Parkinson.
Beberapa obat tersebut, yaitu carbidopa-levodopa, dopamine agonists, MAO-B inhibitors, catechol O-methyltransferase (COMT) inhibitors, antikolinergik, dan amantadine.
2. Operasi
Jika pasien tidak merespons secara positif terhadap obat, operasi mungkin perlu dilakukan. Salah satunya adalah prosedur deep brain stimulation (DBS).
Prosedur ini dilakukan dengan menanamkan implan elektroda ke bagian otak dan menghubungkannya ke perangkat listrik kecil yang ditanam di dada.
3. Terapi
Terapi, seperti terapi fisik, wicara, dan okupasi, juga dapat dilakukan untuk membantu mengatasi masalah gerak, kekakuan, serta penurunan fungsi mental pada pasien Parkinson.
Selain untuk meringankan gejala, berbagai terapi Parkinson juga dapat membantu pasien untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
4. Perubahan gaya hidup
Selain secara medis, perubahan gaya hidup serta mencegah hal-hal yang meningkatkan risiko terjatuh juga dapat membantu mengatasi penyakit ini.
Perubahan gaya hidup yang dimaksudnya bisa berupa menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, serta istirahat yang cukup.
Bagaimana cara mencegah penyakit Parkinson?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab Parkinson memang tidak diketahui pasti. Oleh karena itu, tidak ada cara tertentu yang terbukti dapat mencegah penyakit Parkinson.
Meski demikian, beberapa penelitian telah menunjukkan ada beberapa hal yang dapat membantu mengurangi risiko terjadinya penyakit ini.
Misalnya olahraga aerobik secara rutin dan teratur atau mengonsumsi kafein (teh, kopi, atau minuman bersoda) dan teh hijau.
Namun, saat ini tidak ada bukti yang cukup kuat untuk menyarankan seseorang mengonsumsi minuman berkafein agar terlindungi dari Parkinson.
Selain itu, beberapa cara lainnya mungkin dapat membantu menurunkan risiko Parkinson serta mencegah penyakit ini semakin berkembang. Beberapa cara tersebut, yaitu sebagai berikut.
- Menghindari paparan zat kimia berbahaya, seperti herbisida dan pestisida.
- Menerapkan pola makan sehat, seperti mengonsumsi banyak sayuran dan asam lemak omega-3.
- Meningkatkan kadar vitamin D.
- Mengurangi stres.
Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai penyakit pada saraf ini.
Kesimpulan
- Penyakit Parkinson adalah gangguan progresif pada sistem saraf yang memengaruhi gerakan tubuh karena kekurangan dopamin.
- Penyebab pasti Parkinson belum diketahui, tetapi faktor genetik, usia, dan paparan lingkungan diyakini berperan meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.
- Gejalanya meliputi tremor, gerakan lambat, kekakuan otot, serta masalah keseimbangan dan koordinasi.
- Meskipun tidak dapat disembuhkan, berbagai pengobatan dan terapi dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Pengobatan dapat mencakup obat-obatan, terapi fisik, dan operasi seperti deep brain stimulation.
[embed-health-tool-bmi]