Adanya kerusakan pada otak dapat menimbulkan kondisi tertentu yang bisa dikenali sebagai gejalanya. Adapun kerusakan otak bisa menjadi masalah yang serius dan perlu ditangani dengan segera. Untuk itu, ketahui ciri-ciri adanya bagian otak yang rusak di bawah ini.
Apa saja ciri-ciri otak rusak?
Sementara itu, beberapa ciri-ciri umum yang mungkin menunjukkan adanya bagian otak yang rusak meliputi berikut ini.
1. Kehilangan kesadaran
Kehilangan kesadaran bisa menjadi salah satu ciri yang serius dari kerusakan otak. Saat kehilangan kesadaran, orang tersebut mungkin tidak responsif atau sulit dibangunkan.
Selain itu, pusing hebat bisa terjadi sebagai gejala dari perdarahan otak atau kondisi serius lainnya.
2. Kehilangan memori
Kehilangan memori dapat menjadi ciri-ciri otak bermasalah akibat kerusakan yang terjadi.
Berikut beberapa jenis kehilangan memori yang mungkin menunjukkan adanya kerusakan pada otak.
- Amnesia retrograde. Ketidakmampuan untuk mengingat informasi atau peristiwa yang terjadi sebelum terjadinya kerusakan otak akibat cedera otak.
- Amnesia anterograde. Kesulitan dalam membentuk kenangan baru setelah terjadinya cedera otak.
- Amnesia global transien. Episode sementara kehilangan memori yang tiba-tiba yang biasanya berlangsung selama beberapa jam, tetapi kesadaran mereka tetap utuh.
- Memori yang hilang sebagian. Beberapa bagian dari memori mungkin hilang atau rusak, yang bisa melibatkan ingatan jangka pendek atau jangka panjang.
- Kesulitan mengingat informasi baru. Ini bisa berupa kesulitan mengingat nama, nomor telepon, atau informasi lainnya yang baru diperoleh.
- Penurunan memori jangka pendek. Kesulitan mengingat kejadian atau informasi yang baru saja terjadi, seperti apa yang baru saja dibaca atau percakapan yang baru saja dilakukan.
- Disorientasi. Kebingungan tentang waktu, tempat, dan identitas pribadi, yang bisa disertai dengan kehilangan memori.
- Memori falsifikasi (konfabulasi). Membuat ingatan palsu atau terdistorsi tanpa sengaja, yang bisa terjadi karena otak mencoba mengisi kekosongan dalam memori.
3. Kesulitan bicara
Kesulitan bicara akibat kerusakan otak dapat disebabkan oleh kelemahan atau buruknya koordinasi otot-otot yang digunakan untuk berbicara.
Terdapat beberapa jenis kesulitan dalam berbicara atau memahami bahasa yang bisa menjadi tanda adanya kerusakan pada otak, yang meliputi berikut ini.
- Afasia. Gangguan bahasa yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara, memahami, membaca, atau menulis.
- Disartria. Berbicara dengan suara yang tidak jelas, lambat, atau terdistorsi.
- Apraxia bicara. Tahu apa yang ingin dikatakan tetapi kesulitan dalam mengoordinasikan otot yang digunakan pada saat bicara, misalnya sulit menggerakkan rahang, lidah, dan bibir saat berbicara.
- Mutisme akibat trauma. Ketidakmampuan untuk berbicara yang disebabkan oleh trauma fisik atau psikologis pada otak.
- Perubahan suara. Suara yang menjadi serak, lemah, atau berubah karena kerusakan pada saraf yang mengontrol pita suara atau otot-otot laring.
- Kesulitan mengingat kata. Kesulitan menemukan atau mengingat kata yang tepat saat berbicara, yang bisa disertai dengan penggunaan kata-kata pengganti atau penjelasan yang panjang.
4. Gangguan penglihatan
Kerusakan pada otak dapat ditandai dengan gangguan penglihatan. Ciri-ciri gangguan penglihatan akibat ada bagian otak yang rusak, di antaranya sebagai berikut.
- Hilangnya bidang penglihatan. Misalnya, hanya bisa melihat sebagian dari lapangan penglihatan atau hilangnya penglihatan pada salah satu mata.
- Kabur atau berkurangnya ketajaman penglihatan. Penglihatan menjadi kabur atau sulit fokus pada objek.
- Perubahan dalam persepsi warna. Misalnya, kesulitan untuk membedakan warna-warna tertentu atau perubahan dalam cara melihat warna.
- Gerakan mata yang tidak terkendali. Seperti nistagmus, gerakan mata yang tidak normal.
5. Kesulitan bergerak
Kesulitan bergerak juga bisa menjadi ciri-ciri dari bagian otak yang rusak, terutama jika kerusakan tersebut memengaruhi bagian-bagian otak yang mengatur koordinasi gerakan dan kontrol otot.
Ciri-ciri umum dari kesulitan bergerak sebagai tanda bagian otak yang rusak, meliputi berikut ini.
- Kehilangan koordinasi. Kesulitan menjaga keseimbangan atau melakukan gerakan yang presisi.
- Kelemahan otot. Terjadi penurunan kemampuan untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu, seperti tangan atau kaki.
- Kestabilan berjalan. Kesulitan dalam berjalan secara lancar dan stabil.
- Tremor atau gerakan tidak terkendali. Gerakan yang tidak terkendali atau tremor bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi neurologis.
6. Sakit kepala
Sakit kepala dapat menjadi ciri-ciri adanya bagian otak yang rusak atau bermasalah, meskipun tidak selalu demikian.
Saat mengalami kerusakan otak, sakit kepala dapat terjadi secara akut dan parah. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya perdarahan otak, stroke, atau aneurisma yang pecah.
Bukan hanya secara akut, sakit kepala juga bisa terjadi secara kronis. Pada kondisi ini, sakit kepala terjadi terus-menerus dan tidak merespons pengobatan.
Sakit kepala kronis bisa menjadi tanda adanya kondisi yang mendasari, seperti tumor otak atau peningkatan tekanan intrakranial.
7. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku dapat menjadi ciri-ciri dari adanya bagian otak yang rusak, tergantung pada area otak yang terpengaruh dan seberapa parah kerusakan tersebut.
Beberapa perubahan perilaku yang dapat terjadi meliputi berikut ini.
- Perubahan mood. Misalnya, menjadi lebih mudah marah, gelisah, atau cemas tanpa alasan yang jelas.
- Perubahan kepribadian. Misalnya, menjadi lebih apatis, kurang inisiatif, atau kurang peduli terhadap orang lain.
- Perubahan dalam kebiasaan atau kegiatan sehari-hari. Misalnya kesulitan mengatur waktu atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya dinikmati.
- Gangguan memori. Kesulitan dalam mengingat informasi baru atau mengingat peristiwa yang baru terjadi.
- Kesulitan dalam berkomunikasi. Ini seperti kesulitan menemukan kata-kata yang tepat atau memahami bahasa.
- Impulsivitas. Tindakan atau keputusan yang terjadi tanpa pertimbangan yang matang atau tanpa memikirkan konsekuensinya.
8. Kejang
Kejang adalah reaksi fisik yang dapat menjadi ciri adanya kerusakan atau gangguan pada otak. Berikut ciri-ciri kejang yang dapat terkait dengan bagian otak yang rusak.
- Kejang umum. Kejang yang memengaruhi seluruh otak dan juga biasanya seluruh tubuh. Ini bisa terjadi sebagai respons terhadap gangguan pada otak, seperti tumor, stroke, atau trauma kepala.
- Kejang fokal (sebagian). Kejang yang terjadi di area atau sisi tertentu dari otak. Gejala ini menunjukkan adanya penyakit yang memengaruhi bagian tertentu dari otak, seperti tumor, infeksi, atau penyakit vaskular.
- Kejang tonik-klonik (grand mal). Kejang yang melibatkan kontraksi otot yang kaku (tonik) diikuti oleh gerakan cepat berulang (klonik). Ini adalah tipe kejang yang paling umum terkait dengan gangguan otak yang serius.
- Kejang absen (petit mal). Kejang kecil yang biasanya terjadi pada anak-anak dan dapat menyebabkan kehilangan kesadaran yang singkat dan absen dari aktivitas sehari-hari. Ini bisa terkait dengan gangguan pada otak seperti epilepsi atau kondisi lainnya.
- Kejang partial. Kejang yang memengaruhi sebagian tubuh atau memunculkan gejala seperti gerakan atau sensasi aneh di bagian tubuh tertentu.
- Status epileptikus. Keadaan medis darurat saat kejang terjadi terus-menerus atau berulang tanpa pemulihan kesadaran di antara serangan. Ini dapat terjadi akibat kondisi seperti stroke atau trauma otak yang memengaruhi pengaturan kejang di otak.
9. Kesulitan menelan
Kesulitan menelan atau disfagia adalah salah satu ciri-ciri yang dapat menunjukkan adanya bagian otak yang rusak.
Disfagia bisa disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf yang mengatur fungsi menelan. Kondisi ini dapat terjadi akibat stroke, cedera otak, atau penyakit neurodegeneratif.
Penyebab kesulitan menelan juga bisa berupa gangguan pada otot-otot yang mengatur gerakan menelan makanan dan cairan, yang dapat terjadi akibat gangguan pada otak atau sumsum tulang belakang.
Akibatnya, tubuh mengalami kesulitan dalam mengoordinasikan gerakan yang diperlukan untuk menelan.
Sementara itu, saat ada kerusakan pada bagian otak yang mengatur refleks menelan, gangguan pada refleks dapat menyebabkan makanan atau cairan tertelan ke saluran napas.
10. Perubahan pancaindra
Perubahan pancaindra atau gangguan pada fungsi indra termasuk ciri-ciri yang bisa menunjukkan adanya bagian otak yang rusak.
Berikut adalah beberapa jenis perubahan indra yang mungkin terjadi akibat kerusakan otak.
- Gangguan penglihatan. Kondisi ini meliputi penglihatan kabur, penglihatan ganda (diplopia), hilangnya bidang penglihatan tertentu (hemianopsia), atau perubahan persepsi warna.
- Gangguan pendengaran. Kesulitan mendengar atau gangguan pendengaran yang bisa disebabkan oleh kerusakan pada saraf pendengaran atau bagian otak yang mengatur pendengaran.
- Gangguan penciuman. Hilangnya kemampuan untuk mencium bau atau gangguan penciuman lainnya (anosmia atau hiposmia).
- Gangguan pengecapan. Hilangnya kemampuan untuk merasakan rasa makanan atau minuman dengan benar (ageusia atau disgeusia).
- Gangguan perabaan. Hilangnya kemampuan untuk merasakan sentuhan atau sensasi fisik lainnya dengan benar.
- Gangguan keseimbangan dan proprioception. Kesulitan dalam menjaga keseimbangan tubuh atau dalam merasakan posisi tubuh (proprioception), yang dapat disebabkan oleh kerusakan pada otak kecil (cerebellum).
11. Kelelahan parah
Kelelahan yang parah bisa menjadi ciri-ciri yang menunjukkan adanya masalah akibat bagian otak yang rusak.
Dalam beberapa kasus, ada kondisi neurologis yang dapat menyebabkan kelelahan parah sebagai salah satu gejalanya.
Meskipun memang, belum jelas apakah kelelahan disebabkan langsung oleh kerusakan otak.
Melansir dari Headway, kelelahan akibat kerusakan otak dapat terjadi karena otak harus bekerja lebih keras agar bisa berfungsi dengan baik.
Tepatnya, sistem pada otak yang diduga berhubungan dengan kelelahan setelah kerusakan otak adalah bagian yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, yang disebut dengan Ascending reticular activating system (ARAS).
Beberapa penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, atau multiple sclerosis, dapat menyebabkan kelelahan akibat gangguan pada sistem saraf pusat yang memengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan, termasuk energi dan kelelahan.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami salah satu atau beberapa dari gejala di atas, sebaiknya segera mencari pertolongan medis untuk pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan penyebabnya.
Kesimpulan
- Adanya bagian yang rusak otak dapat menjadi kondisi yang serius, sehingga sebaiknya deteksi sedini mungkin ciri-ciri kondisi ini agar bisa segera mendapat penanganan yang tepat.
- Beberapa ciri-ciri otak rusak yang dapat dikenali, meliputi kehilangan kesadaran, kehilangan memori, kesulitan bicara, gangguan penglihatan, kesulitan bergerak, sakit kepala, perubahan perilaku, kejang, kesulitan menelan, perubahan pancaindra, dan kelelahan yang parah.
[embed-health-tool-bmi]