Kesemutan, atau dalam istilah medis disebut dengan paresthesia, termasuk kondisi yang sering kali dirasakan pada tangan dan kaki. Namun, mungkin tidak banyak orang mengetahui bahwa kesemutan juga bisa terjadi di kepala. Lalu, kesemutan di kepala tanda apa? Ketahui selengkapnya terkait penyebab dan cara mengatasi kesemutan di kepala pada ulasan di bawah ini.
Ciri-ciri kepala kesemutan
Kepala kesemutan atau sensasi “tingling” pada kepala biasanya ditandai dengan beberapa ciri, yang meliputi berikut ini.
- Sensasi seperti ditusuk jarum.
- Kebas atau mati rasa di kepala.
- Perasaan geli atau “menggelitik” pada kulit kepala.
- Sensasi terbakar atau panas.
- Nyeri ringan hingga sedang.
- Kelemahan otot pada bagian wajah atau kepala.
Kapan harus mencari bantuan medis darurat?
Waspadai jika kepala terasa kesemutan disertai dengan gejala, seperti:
- pusing hebat,
- kehilangan keseimbangan,
- penglihatan kabur,
- kelemahan pada satu sisi tubuh,
- kesulitan berbicara, dan
- mati rasa yang tiba-tiba.
Sebaiknya segera cari pertolongan medis karena kondisi tersebut bisa menjadi tanda stroke atau kondisi medis serius lainnya.
Pemeriksaan dan diagnosis yang tepat sangat penting untuk menangani penyebab yang mendasari kepala kesemutan.
Penyebab kepala kesemutan
Paresthesia di kepala dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah ringan hingga kondisi medis yang lebih serius. Berikut beberapa penyebab yang umum.
1. Gangguan sirkulasi darah
Ketika aliran darah ke area tertentu, termasuk kepala, terganggu atau tidak lancar, sel-sel saraf di bagian tersebut mungkin tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Pada kondisi ini, area kepala bisa mengalami kesemutan. Misalnya, akibat posisi tidur atau duduk yang tidak nyaman.
2. Tekanan pada saraf
Tekanan yang berlebihan pada saraf di leher atau kepala, baik karena postur yang salah atau cedera, dapat mengakibatkan sensasi kesemutan.
Ketika saraf di kepala atau leher tertekan, sinyal listrik yang berjalan melalui saraf terganggu, yang menyebabkan sensasi kesemutan, kebas, atau bahkan nyeri.
3. Kekurangan vitamin
Kekurangan vitamin B12 sering dikaitkan dengan masalah saraf, yang dapat menyebabkan paresthesia di kepala dan bagian tubuh lainnya.
Pasalnya, kekurangan B12 dapat menyebabkan kerusakan saraf perifer, yang bisa menyebabkan kebas atau kesemutan di tangan, kaki, atau bahkan wajah dan kepala.
4. Migrain
Saat migrain, pembuluh darah di otak menyempit dan kemudian melebar. Ini memengaruhi suplai darah ke bagian otak yang mengatur fungsi sensorik, sehingga menyebabkan kesemutan di kepala atau wajah.
Dilansir dari Cleveland Clinic, kesemutan mulanya akan timbul di salah satu sisi tangan, lalu menjalar ke lengan hingga mencapai wajah, bibir, dan lidah.
5. Cedera leher atau tulang belakang
Cedera di leher atau tulang belakang dapat menyebabkan tekanan pada saraf yang memicu kesemutan di kepala.
Ini terutama jika cedera tersebut melibatkan tekanan atau kerusakan pada saraf yang mengalir melalui tulang belakang dan leher menuju kepala, seperti hernia diskus.
6. Stres dan kecemasan
Respons “fight or flight” saat stres atau cemas dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, dan perubahan dalam aliran darah.
Ini menyebabkan aliran darah yang tidak merata ke area tubuh, seperti kepala, dan menyebabkan sensasi kesemutan.
7. Neuropati perifer
Kondisi yang memengaruhi saraf perifer, seperti neuropati diabetik, dapat menyebabkan kesemutan di kepala, meskipun lebih umum terjadi kesemutan di kaki dan tangan.
Pada kondisi ini, ketika saraf yang berfungsi untuk mengirimkan informasi sensorik dari kepala ke otak rusak, ini dapat menghasilkan sensasi abnormal seperti kesemutan.
8. Infeksi atau peradangan
Infeksi seperti herpes zoster atau peradangan saraf (neuritis) dapat menyebabkan kesemutan di area kepala.
Ini karena kondisi tersebut dapat memengaruhi saraf dan aliran darah ke area tersebut.
9. Kondisi autoimun
Sebagai contoh, penyakit autoimun seperti multiple sclerosis dapat merusak saraf dan menimbulkan gejala seperti kesemutan di kepala.
10. Konsumsi alkohol berlebihan
Penggunaan alkohol dalam jumlah besar dan jangka panjang dapat menyebabkan neuropati alkoholik, yaitu kerusakan saraf akibat alkohol.
Gejala neuropati alkoholik termasuk kesemutan, kebas, dan nyeri di batang tubuh, serta bisa juga terjadi di kepala.
11. Gejala stroke
Kesemutan mendadak di kepala, terutama jika disertai dengan kelemahan otot atau masalah bicara, bisa menjadi tanda stroke.
Ketika aliran darah ke area tertentu di otak terputus saat stroke, saraf di daerah tersebut bisa terpengaruh, sehingga menyebabkan kesemutan di kepala. Kondisi ini memerlukan penanganan darurat.
Diagnosis kepala kesemutan
Mendiagnosis kepala kesemutan memerlukan evaluasi menyeluruh oleh tenaga medis, karena penyebabnya bisa bervariasi dari yang ringan hingga kondisi medis serius.
Mulanya, dokter akan menanyakan tentang intensitas, frekuensi, lokasi kesemutan, dan gejala lain, seperti pusing, kelemahan, atau nyeri.
Dokter kemudian juga akan menanyakan informasi tentang kondisi kesehatan sebelumnya, seperti diabetes, migrain, atau masalah saraf.
Setelah pemeriksaan gejala, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik umum (termasuk tekanan darah dan detak jantung) serta pemeriksaan neurologis.
Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes penunjang untuk memastikan diagnosis, yang meliputi berikut ini.
- Tes darah. Untuk memeriksa kadar vitamin (terutama vitamin B12), kadar gula darah (untuk mengecek diabetes), dan tanda-tanda infeksi atau penyakit autoimun.
- MRI atau CT Scan. Untuk melihat struktur otak, leher, dan tulang belakang, dan mendeteksi adanya masalah, seperti tumor, pembengkakan, atau kerusakan saraf.
- Elektromiografi (EMG). Elektromiografi untuk melihat aktivitas listrik di otot dan memeriksa adanya gangguan pada saraf yang mengontrol gerakan otot di kepala atau leher.
- Tes konduksi saraf. Untuk mengukur seberapa cepat sinyal listrik bergerak melalui saraf dan mendeteksi adanya kerusakan atau gangguan pada saraf tertentu.
- Angiografi. Untuk mendeteksi adanya sumbatan atau penyempitan di pembuluh darah di otak atau leher.
- Tes fungsi tiroid. Untuk memeriksa apakah ada gangguan tiroid yang bisa menyebabkan kesemutan, seperti hipotiroidisme.
Jika ada indikasi bahwa kesemutan disebabkan oleh stres, kecemasan, atau gangguan psikologis lainnya, dokter mungkin akan menanyakan tentang kondisi mental dan emosional pasien serta riwayat stres atau trauma psikologis.
Pada kondisi yang lebih serius, dokter mungkin juga akan merujuk ke spesialis, seperti ahli saraf (neurolog) untuk pemeriksaan lebih lanjut terkait kemungkinan gangguan saraf, atau ahli jantung jika ada dugaan masalah sirkulasi darah.
Cara menghilangkan kesemutan di kepala
Pengobatan untuk kepala kesemutan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya.
Pada kondisi yang ringan, beberapa cara bisa dilakukan untuk membantu meredakan kepala kesemutan secara mandiri di rumah. Berikut di antaranya.
- Mengompres kepala dengan kain hangat untuk membantu melancarkan sirkulasi darah.
- Mengurangi konsumsi alkohol untuk membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf.
- Perbaikan postur dan penggunaan bantal yang tepat saat tidur untuk membantu jika kesemutan disebabkan oleh tekanan pada saraf akibat postur yang buruk.
- Olahraga yang teratur untuk meningkatkan sirkulasi darah dan membantu menjaga kesehatan saraf serta otot.
- Menghindari posisi tubuh yang menyebabkan saraf terjepit, seperti menunduk terlalu lama atau tidur dengan leher tertekuk.
Selain perawatan rumahan, pengobatan medis juga mungkin diperlukan pada kondisi tertentu, misalnya sebagai berikut.
1. Obat-obatan
Pada kondisi tertentu, penggunaan obat-obatan untuk kesemutan dapat membantu meredakan gejala, di antaranya sebagai berikut.
- Obat migrain. Jika kesemutan terkait dengan migrain, dokter dapat meresepkan obat migrain seperti triptan, anti-inflamasi, atau obat pencegahan migrain.
- Obat diabetes. Jika kesemutan disebabkan oleh neuropati diabetik, mengontrol kadar gula darah dengan diet, obat-obatan, atau insulin akan membantu meredakan gejala.
- Hormon tiroid sintetis. Untuk orang dengan hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid), pengobatan dengan hormon tiroid sintetis seperti levothyroxine bisa meredakan gejala termasuk kesemutan.
- Antivirus atau inti-inflamasi. Jika kesemutan disebabkan oleh infeksi saraf seperti herpes zoster, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus atau anti-inflamasi.
- Suplemen vitamin. Pada kondisi ini, mengonsumsi suplemen atau memperbanyak asupan makanan yang mengandung vitamin B12 seperti daging, ikan, telur, dan produk susu bisa membantu.
- Obat pereda nyeri. Penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen, bisa membantu meredakan nyeri dan peradangan yang mungkin menyebabkan tekanan pada saraf.
- Antidepresan atau antikonvulsan. Beberapa obat yang digunakan untuk depresi atau kejang, seperti gabapentin atau amitriptilin, dapat digunakan untuk mengatasi nyeri saraf yang menyebabkan kesemutan.
- Pengobatan untuk penyakit autoimun. Jika kesemutan terkait dengan kondisi autoimun, seperti multiple sclerosis, terapi dengan kortikosteroid atau obat penekan sistem imun bisa diperlukan.
2. Terapi
Bila diperlukan, terapi atau cara pengobatan lain juga bisa dilakukan untuk membantu meredakan gejala, seperti berikut ini.
- Fisioterapi. Jika kesemutan terkait dengan cedera atau gangguan postur, fisioterapi dapat membantu memperbaiki postur tubuh dan mengurangi tekanan pada saraf.
- Teknik relaksasi. Kesemutan akibat stres atau kecemasan bisa diatasi dengan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam.
- Konseling atau terapi psikologis. Jika kecemasan atau stres menjadi faktor penyebab utama, konsultasi dengan terapis atau konselor dapat membantu mengurangi gejala fisik yang muncul.
3. Prosedur bedah
Jika kesemutan disebabkan oleh hernia diskus atau masalah struktur tulang belakang, dokter mungkin akan menyarankan terapi fisik.
Namun, dalam kasus yang lebih parah, pembedahan untuk mengurangi tekanan pada saraf mungkin diperlukan.
Jika kesemutan di kepala disertai dengan gejala stroke (seperti kelemahan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, atau perubahan penglihatan), penanganan medis darurat harus segera dilakukan.
Pengobatan stroke dapat meliputi pemberian obat pengencer darah, atau dalam beberapa kasus, prosedur bedah.
Kesimpulan
- Selain pada kaki dan tangan, kesemutan juga bisa terjadi di kepala. Sensasi kesemutan di kepala juga bisa disertai gejala lain, di antaranya rasa geli, mati rasa, sensasi terbakar, nyeri, dan kelemahan otot.
- Gejala penyerta tersebut bisa berbeda-beda, tergantung dari penyebab yang mendasari kesemutan. Ada beberapa penyebab kesemutan di kepala, mulai dari yang lebih ringan hingga serius.
- Untuk memastikan penyebabnya, pemeriksaan menyeluruh perlu dilakukan. Pengobatan kemudian bisa dilakukan sesuai dengan masing-masing penyebabnya.
[embed-health-tool-bmi]