backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apakah Epilepsi Bisa Disembuhkan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 16/11/2021

    Apakah Epilepsi Bisa Disembuhkan?

    Epilepsi bisa terjadi pada siapapun di umur berapapun. Melansir data Cure Epilepsy, diperkirakan sebanyak 65 juta orang di seluruh dunia hidup dengan penyakit ini. Di antara jumlah tersebut, kasus epilepsi pada anak sudah termasuk di dalamnya. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah penderita epilepsi akan memiliki penyakit ini seumur hidupnya? Apakah penderita epilepsi bisa sembuh dari penyakit ini?

    Apa itu epilepsi?

    pertolongan pertama pada epilepsi

    Epilepsi adalah gangguan saraf yang menyebabkan kejang kambuhan.

    Penyakit ini terjadi ketika ada gangguan pada neuron atau sel saraf otak yang mengirim pesan ke seluruh tubuh dengan sinyal listrik.

    Pada penderita epilepsi, sekelompok neuron ini mengirim sinyal dengan cepat dan tidak normal.

    Akibatnya, berbagai gejala terkait epilepsi muncul, seperti gerakan tak sadar, kejang, perubahan perilaku dan emosi, atau bahkan hilang kesadaran.

    Gejala lainnya juga bisa muncul tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh oleh gangguan tersebut.

    Meski kejang merupakan gejala utama epilepsi, tidak semua orang yang mengalami kejang memiliki penyakit ini.

    Umumnya, Anda tergolong memiliki epilepsi bila mengalami dua kali kejang tanpa pemicu jelas yang terjadi setidaknya dalam 24 jam.

    Adapun kejang pada penderita epilepsi biasanya terjadi dalam beberapa detik atau menit yang bisa muncul saat Anda terjaga atau tidur.

    Terkadang, kejang kambuhan timbul karena ada pemicunya, seperti kelelahan, stres, atau kurang tidur.

    Pada beberapa penderita epilepsi, kejang juga bisa terjadi secara acak tanpa pemicu yang diketahui.

    Sementara itu, penyebab dari epilepsi sendiri tak diketahui. Faktor genetik seringkali berperan dalam menyebabkan epilepsi.

    Namun, beberapa kondisi lain yang merusak otak juga bisa menjadi penyebab epilepsi, seperti cedera kepala  traumatis, infeksi otak, atau stroke.

    Apakah penderita epilepsi bisa sembuh?

    Sayangnya, penderita epilepsi tidak bisa sembuh secara total. Sejauh ini, tidak ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan penyakit epilepsi.

    Meski demikian, ada banyak perawatan dan terapi yang dapat membantu pasien epilepsi untuk mengontrol kejangnya.

    Bahkan, bukan tak mungkin, perawatan dan terapi ini dapat membuat penderita epilepsi terbebas dari gejala kejang tersebut.

    Lalu, bagaimana agar dapat mengontrol kejang epilepsi? Caranya adalah dengan melakukan perawatan secara rutin sesuai petunjuk dokter.

    Pada langkah awal, Anda mungkin akan mendapat resep obat epilepsi untuk mengurangi jumlah kejang. Ikuti saran dokter mengenai dosis dan frekuensi obat yang perlu Anda minum.

    Penting untuk tidak menghentikan atau melewatkan konsumsi obat. Jika ini Anda lakukan, gejala kejang bisa lebih banyak terjadi.

    Pada kondisi ini, Anda mungkin memerlukan pengobatan seumur hidup untuk mengontrol kejang Anda.

    Namun, bila Anda tak sengaja atau lupa minum satu dosis obat, ikuti saran dokter untuk mengatasinya.

    Jika pengobatan berjalan efektif dan Anda tidak mengalami kejang selama dua tahun, dokter mungkin akan menghentikan pengobatan secara bertahap.

    Ini artinya, Anda mungkin sudah terbebas dari kejang epilepsi.

    Meski bisa terbebas dari kejang, ini bukan berarti Anda sembuh dari epilepsi. Pada kondisi ini, risiko kejang masih mungkin muncul pada suatu saat.

    Di sisi lain, tidak semua penderita epilepsi dapat mengontrol gejalanya lewat pengobatan.

    Melansir laman Tufts Medical Center, sekitar 70% penderita epilepsi bisa mengontrol gejala kejang lewat obat-obatan atau operasi.

    Apakah epilepsi pada anak bisa sembuh?

    gejala epilepsi pada anak

    Epilepsi bisa dibilang merupakan kondisi seumur hidup. Gejala penyakit ini bisa bermula dari usia berapapun.

    Namun biasanya, gejala epilepsi muncul pertama kali pada masa kanak-kanak atau lansia di atas 60 tahun.

    Lalu, apakah epilepsi yang terjadi sejak masa kanak-kanak bisa sembuh?

    Faktanya, beberapa orang yang mengalami epilepsi sejak masa kanak-kanak bisa terbebas dari kejang ketika ia sudah dewasa.

    Meski demikian, sulit mengatakan jika kejang ini telah hilang untuk selamanya, terutama bila epilepsi muncul tanpa penyebab yang pasti.

    Oleh karena itu, anak dengan epilepsi juga tetap memerlukan pengobatan rutin untuk mengontrol gejala guna mendukung tumbuh kembang anak.

    Apa saja pilihan pengobatan untuk membantu mengontrol epilepsi?

    Pengobatan untuk epilepsi yang umum adalah pemberian obat antiepilepsi.

    Namun, jenis pengobatan lainnya bisa dokter rekomendasikan, terutama jika obat-obatan tidak dapat mengontrol gejala.

    Adapun pengobatan yang dokter anjurkan tergantung pada kondisi masing-masing penderitanya.

    Secara umum, berikut adalah pilihan pengobatan lain yang biasa dokter rekomendasikan untuk mengontrol gejala epilepsi.

    • Operasi atau pembedahan untuk mengangkat bagian kecil otak yang menyebabkan kejang.
    • Stimulasi saraf vagus, yaitu dengan menanamkan alat stimulator di dada untuk mengirimkan energi listrik ke otak.
    • Stimulasi otak dalam, yaitu dengan menanamkan elektroda ke otak yang terhubung dengan generator di dada untuk mengirimkan sinyal listrik ke otak.
    • Terapi diet ketogenik, yaitu diet ketat tinggi lemak dan rendah karbohidrat, untuk menjadikan lemak sebagai bahan utama penghasil energi untuk tubuh.

    Selain menjalani pengobatan, tidak lupa untuk menerapkan pola hidup sehat yang dapat membantu mengontrol dan mencegah gejala kambuh.

    Pastikan Anda tidur cukup, olahraga untuk penderita epilepsi, tidak merokok, mengontrol stres, serta membatasi konsumsi alkohol.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 16/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan