Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Astrositoma adalah jenis tumor glioma paling umum yang terbentuk di otak atau sumsum tulang belakang, tepatnya pada sel astrosit.
Otak merupakan organ utama sistem saraf pusat dan terdiri atas sel‐sel saraf (neuron) yang saling mendukung (glial). Sel‐sel yang berlainan membuat jaringan glial termasuk astrosit.
Gejala yang ditimbulkan bervariasi, tergantung dengan area yang terkena. Perlu Anda ketahui jika tumor ini bersifat tumor jinak yang tumbuh lambat. Namun, tumor ganas ini juga bisa menjadi tumor ganas alias kanker yang tumbuh dengan cepat.
Menurut situs American Association of Neurological Surgeons, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan astrositoma menjadi 4 tingkat.
Pada tahap satu, ada beberapa jenis tumor sel astrosit, yaitu:
Astrositoma jenis ini merupakan tumor invasif, jadi tidak ada pemisahan yang jelas dari otak di sekitarnya, dan pembedahan itu sendiri mungkin tidak cukup untuk menyembuhkan.
Penampilan jaringan hanya sedikit berbeda dari otak normal, tetapi sel-sel tampak abnormal di bawah mikroskop dan sedikit meningkat jumlahnya.
Tipe ini merupakan tumor sel astrosit yang lebih ganas daripada jenis sebelumnya. Pertumbuhannya lebih cepat dan dapat menyebar ke area otak lainnya.
Glioblastoma (GBM) adalah bentuk astrositoma yang paling ganas, agresif, dan cukup umum terjadi. Biasanya ini terbentuk dari tumor pada tingkat rendah sebelumnya dan menyerang orang berusia muda atau lansia di atas 60 tahun.
Astrositoma adalah jenis tumor otak yang paling umum terjadi, baik itu pada orang muda atau lanisa. Namun, cukup jarang jika menyerang sumsum tulang belakang.
Munculnya tumor pada sel astrosit di otak atau sumsum tulang belakang bisa menimbulkan gejala sebagai berikut.
Jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, atau gejala lain yang mengkhawatirkan, segera periksa ke dokter.
Lebih cepat ditangani membuat proses pengobatan jadi lebih mudah. Di samping itu, juga bisa meningkatkan kualitas hidup pasien jadi lebih baik.
Penyebab dari tumor ini tidak diketahui secara pasti. Namun, penelitian menunjukkan adanya keterkaitan dengan mutasi gen tertentu.
Mutasi gen IDH1, yakni gen yang memberikan energi ke sel. Mutasinya menghasilkan produksi bahan kimia yang disebut 2-HG, yang seiring waktu dapat menumpuk di dalam astrosit dan bisa memicu terbentuknya tumor.
Selain itu, kemungkinan juga terbentuk karena sistem kekebalan tubuh yang lemah dalam memantau sel abnormal dalam tubuh.
Astrositoma bisa menyerang siapa saja. Namun, beberapa orang bisa memiliki risiko lebih tinggi karena berbagai faktor berikut ini.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Untuk menegakkan diagnosis tumor pada sel otak atau sumsum tulang belakang ini, dokter biasanya akan meminta Anda untuk menjalani serangkaian tes kesehatan.
Selama pemeriksaan neurologis, dokter Anda akan menanyakan tanda dan gejala yang Anda alami. Kemudian, dokter juga akan memeriksa penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan, dan refleks tubuh Anda.
Masalah di satu atau lebih area ini dapat memberikan petunjuk tentang bagian otak Anda yang dapat dipengaruhi oleh tumor otak.
Pemeriksaan ini dapat membantu dokter Anda menentukan lokasi dan ukuran tumor otak Anda. MRI sering digunakan untuk mendiagnosis tumor otak, dan dapat digunakan bersama dengan pencitraan MRI khusus, seperti MRI fungsional, MRI perfusi, dan spektroskopi resonansi magnetik.
Selain MRI, dokter mungkin meminta Anda menjalani CT scan atau biopsi untuk menguji sampel jaringan abnormal merupakan kanker atau bukan.
Setelah diagnosis penyakit ditegakkan dokter dapat memilih pengobatan yang tepat untuk Anda, seperti berikut ini.
Ahli bedah otak atau ahli bedah saraf akan mengangkat jaringan abnormal sebanyak mungkin. Tujuannya adalah untuk menghilangkan semua sel yang berpotensi kanker.
Akan tetapi ,terkadang tumor terletak di dekat jaringan otak sensitif yang membuatnya terlalu berisiko. Tim medis mungkin hanya mengangkat sebagian tumor saja.
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X atau proton, untuk membunuh sel kanker. Selama terapi radiasi, Anda berbaring di atas meja sementara mesin bergerak di sekitar Anda, mengarahkan sinar ke titik yang tepat di otak Anda.
Terapi radiasi mungkin direkomendasikan setelah operasi jika kanker Anda tidak diangkat sepenuhnya atau jika ada peningkatan risiko kanker Anda akan kembali.
Radiasi sering dikombinasikan dengan kemoterapi untuk kanker agresif. Bagi orang yang tidak dapat menjalani operasi, terapi radiasi dan kemoterapi dapat digunakan sebagai pengobatan utama.
Pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi dapat diminum dalam bentuk pil atau melalui pembuluh darah di lengan Anda.
Dalam situasi tertentu, perangkat khsusus yang mengandung obat ditempatkan di otak setelah operasi. Perangkat tersebut perlahan-lahan larut dan melepaskan zat obat.
Kemoterapi sering dilakukan setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang mungkin tersisa. Bisa juga dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk kanker agresif.
Selain pengobatan di rumah sakit, pasien juga perlu menyesuaikan gaya hidup untuk mendukung efektivitas pengobatan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar