Anda mungkin berpikir bahwa stroke hanya bisa dialami oleh orang dewasa dan lansia. Namun, kenyataannya, stroke juga bisa terjadi pada anak-anak. Meski begitu, stroke pada orang dewasa dan anak-anak bisa sangat berbeda. Lalu, apa yang terjadi saat anak mengalami stroke? Bagaimana penanganannya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Gejala stroke pada anak
Gejala stroke yang mungkin muncul pada anak tergantung pada usia anak dan penyebab stroke yang dialaminya.
Pada bayi, gejala yang mungkin muncul meliputi berikut ini.
Tidur dan mudah mengantuk secara berlebihan dan tidak wajar.
Kecenderungan untuk hanya menggunakan salah satu sisi tubuhnya.
Sementara itu, pada anak-anak, gejala yang muncul sebagian besarnya mirip dengan yang muncul pada orang dewasa, yaitu sebagai berikut.
Sakit kepala berlebihan, mungkin hingga muntah.
Mengalami gangguan penglihatan dan sulit menggerakkan bola mata.
Kelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh atau wajah.
Pusing dan linglung.
Kesulitan berjalan atau mudah kehilangan keseimbangan.
Kesulitan berbicara atau memahami ucapan orang lain.
Kehilangan kesadaran dan rasa kantuk berlebih.
Kejang atau lumpuh pada salah satu sisi tubuh.
Jika anak Anda mengalami salah satu gejala stroke yang telah disebutkan di atas, segera hubungi unit gawat darurat di rumah sakit terdekat.
Penyebab stroke pada anak
Sama halnya dengan pada orang dewasa, stroke pada anak-anak juga dibedakan berdasarkan jenisnya.
Meski begitu, penyebab dari masing-masing jenis stroke berbeda dengan penyebabnya pada orang dewasa.
Penyebab stroke iskemik pada anak
Berikut informasi penyebab stroke yang umum terjadi pada anak-anak.
1. Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan seperti katup jantung yang abnormal atau infeksi pada jantung dapat menyebabkan terbentuknya penggumpalan darah pada jantung. Gumpalan darah tersebut bisa bergerak menuju ke otak.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, anak mungkin harus menjalani operasi atau mengonsumsi antibiotik sebagai pengobatan stroke.
2. Anemia sel sabit
Sekitar 10% dari anak yang mengalami anemia sel sabit juga menderita stroke. Saat anak menderita penyakit ini, sel darah tidak dapat membawa oksigen menuju ke otak.
Hal ini menyebabkan pembuluh darah menuju ke otak mengalami penyempitan.
3. Cedera
Stroke iskemik pada anak-anak juga dapat terjadi akibat trauma yang didapatkan dari cedera pada pembuluh arteri dan menyebabkan aliran darah menuju ke otak terhenti.
Contohnya, pembuluh darah arteri mungkin akan mengalami kerusakan jika anak memiliki cedera leher.
Penyebab stroke hemoragik pada anak
Berikut beberapa kemungkinan penyebab stroke hemoragik pada anak-anak.
1. Pembuluh darah pecah
Apabila pembuluh darah pada otak pecah, darah tidak akan sampai ke tujuan.
Hal ini menyebabkan otak kekurangan oksigen dan meningkatkan potensi pada kerusakan otak permanen.
2. Malformasi arteriovena
Stroke hemoragik pada anak-anak biasanya disebabkan oleh pembuluh arteri yang pecah, melemah, atau mengalami malformasi.
Risiko mengalami stroke ini juga meningkat jika anak memiliki penyakit tertentu, misalnya hemofilia.
Faktor risiko stroke pada anak
Melansir dari Stanford Medicine Children’s Health, ada beberapa masalah kesehatan yang dapat meningkatkan risiko stroke pada anak-anak, di antaranya sebagai berikut.
Meski begitu, pada anak-anak, stroke bisa terjadi tanpa ada penyebab yang pasti.
Cara mendiagnosis stroke pada anak
Diagnosis stroke umumnya diawali dengan pemeriksaan gejala yang dialami serta riwayat kesehatannya.
Biasanya, dokter akan menanyakan mengenai cedera, infeksi, masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, hingga riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan perdarahan.
Setelah itu, dokter akan menjalani beberapa tes untuk mendiagnosis stroke, seperti berikut ini.
Brain imaging studies. Misalnya magnetic resonance imaging (MRI), CT-scan, dan magnetic resonance angiography (MRA).
Tes darah. Untuk memeriksa adanya gejala infeksi, penyakit sel sabit, peradangan pembuluh darah, dan pembentukan gumpalan darah yang tidak normal.
Pemeriksaan jantung dan pembuluh darah. Dengan memeriksa detak jantung menggunakan elektrokardiogram (EKG), dan mesin ultrasound khusus untuk mendeteksi embolisme paru atau penggumpalan darah.
Lumbar puncture. Menggunakan cairan di sekitar otak dan tulang belakang untuk mencari tahu apakah ada gejala infeksi.
Elektroensefalogram. Untuk memeriksa adanya kejang pada anak.
Pulse oximeter. Untuk memeriksa apakah oksigen cukup di dalam darah.
Pengobatan stroke pada anak
Pada tahap awal, pengobatan untuk anak biasanya fokus untuk mengembalikan aliran darah ke otak. Berikut adalah pilihan pengobatan yang bisa dilakukan.
Selain itu, dokter juga akan memberikan vitamin khusus untuk anak. Anak yang mengalami penyakit sel sabit mungkin akan diberikan hidroksiurea, terapi transfusi, atau keduanya secara bersamaan.
Namun, jika stroke menyebabkan anak mengalami kejang, dokter mungkin juga akan memberikan obat antikejang.
Meski begitu, obat-obatan yang biasanya diberikan untuk orang dewasa yang mengalami stroke masih belum bisa diberikan untuk anak, kecuali saat kondisi tertentu.
2. Intervensi neuroradiologi
Apabila anak mengalami malformasi arteriovena atau aneurisma, dokter mungkin akan memasangkan kateter pada pembuluh darah yang bermasalah untuk memperbaikinya.
Pada situasi tertentu, penggunaan kateter juga bisa digunakan untuk memindahkan gumpalan darah pada pembuluh darah agar aliran darah normal kembali.
Prosedur ini biasanya dilakukan dengan pemasangan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan atau kaki yang diarahkan menuju ke pembuluh darah di otak.
3. Operasi
Prosedur operasi mungkin perlu dilakukan untuk mengatasi jenis stroke tertentu. Meski begitu, jenis operasi yang dilakukan juga tergantung dari penyebab stroke yang dialami anak.
Salah satu jenis operasi dilakukan untuk mengangkat sebagian kecil dari tengkorak yang mungkin diperlukan untuk mencegah pembengkakan pada otak.
Operasi lainnya dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang tidak normal dan membantu mengembalikan aliran darah ke area yang mengalami cedera.
Setelah kondisi anak dinyatakan stabil, Anda tetap harus rutin menjalani pemeriksaan untuk memonitor kondisi anak.
Setelah itu, dokter dan tim medis akan memeriksa fungsi organ tubuh anak dan memaksimalkan pemulihannya.
Selama masa pemulihan, anak mungkin masih akan mengalami kesulitan saat berjalan, melihat, berbicara, membaca, dan terkadang salah satu sisi tubuhnya masih sulit digerakkan.
Stroke juga bisa menyebabkan kejang atau memengaruhi pola pikir dan emosi anak.
Meski begitu, otak anak yang masih dalam pertumbuhan memiliki kesempatan untuk sembuh yang lebih besar dari stroke dibandingkan dengan otak orang dewasa.
Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat meminimalkan risiko mengalami komplikasi stroke. Rehabilitasi yang dijalani lebih awal juga dapat membantu memaksimalkan proses pemulihan.
Kesimpulan
Bukan hanya terjadi pada orang dewasa, stroke juga bisa dialami oleh anak-anak, bahkan bayi. Meski demikian, gejala stroke yang muncul pada bayi dan anak-anak bisa berbeda dengan yang muncul pada orang dewasa.
Penyebab stroke juga bisa berbeda pada tiap anak, tergantung dari jenis stroke yang dialami.
Meski dapat menimbulkan gejala yang serius, stroke pada anak dapat diredakan dengan pengobatan yang tepat.
Untuk itu, penting untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter saat timbul gejala stroke pada anak guna memastikan diagnosis dan mendapat perawatan yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Stroke in Children. (n.d.). Retrieved 22 March 2024, from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=stroke-in-children-134-81
Pediatric Stroke. (2019). Retrieved 22 March 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/stroke/pediatric-stroke
Lehman, L. L., Beslow, L. A., Steinlin, M., Kossorotoff, M., & Mackay, M. T. (2019). Stroke, 50(2), 249–256. https://doi.org/10.1161/strokeaha.118.022881
Pediatric Stroke Causes. (2024). Retrieved 22 March 2024, from https://www.stroke.org/en/about-stroke/stroke-in-children/pediatric-stroke-causes
Stroke Types, Causes, & Symptoms in Children: Children’s Pittsburgh. (n.d.). Retrieved 22 March 2024, from https://www.chp.edu/our-services/brain/neurology/stroke-program/causes-and-symptoms
Stroke in Children. (n.d.). Retrieved 22 March 2024, from https://www.stroke.org/en/about-stroke/stroke-in-children
Stroke in Children. (n.d.). Retrieved 22 March 2024, from https://www.childrenshospital.org/conditions/stroke
Ferriero, D. M., Fullerton, H. J., Bernard, T. J., Billinghurst, L., Daniels, S. R., DeBaun, M. R., … Smith, E. R. (2019). Stroke, 50(3). https://doi.org/10.1161/str.0000000000000183
Stroke, Childhood. (n.d.). Retrieved 22 March 2024, from https://www.cincinnatichildrens.org/health/s/stroke
The Children’s Hospital of Philadelphia. (2014). Pediatric Stroke. Retrieved 22 March 2024, from https://www.chop.edu/conditions-diseases/pediatric-stroke
Hollist, M., Au, K., Morgan, L., Shetty, P. A., Rane, R., Hollist, A., … Kirmani, B. F. (2021). Pediatric Stroke: Overview and Recent Updates. Retrieved 22 March 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8219494/