backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Memahami Silent Stroke, Saat Stroke Terjadi Tanpa Anda Sadari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 18/11/2021

    Memahami Silent Stroke, Saat Stroke Terjadi Tanpa Anda Sadari

    Anda tentu sudah sering mendengar tentang stroke. Ini merupakan salah satu gangguan pada saraf dan otak yang serius serta bisa membahayakan nyawa penderitanya. Biasanya, stroke ditandai dengan sejumlah gejala sehingga bisa diketahui kemunculannya. Namun, tahukah Anda bahwa stroke juga bisa terjadi tanpa Anda sadari? Kondisi ini disebut juga dengan silent stroke. 

    Apa itu silent stroke?

    Silent stroke adalah jenis stroke yang tidak menyebabkan gejala umum yang terlihat.

    Pada kebanyakan kasus, orang yang menderita silent stroke bahkan tidak tahu mereka mengalami penyakit ini.

    Sama seperti stroke pada umumnya, jenis stroke ini juga terjadi ketika ada penyumbatan pembuluh darah di otak.

    Kondisi ini menyebabkan bagian otak tertentu tidak dapat menerima darah dan oksigen sebagaimana mestinya sehingga sel-sel di area tersebut menjadi mati.

    Adapun pada kondisi umum, penyumbatan ini menyebabkan berbagai gejala, seperti kelemahan di salah satu lengan atau kaki, kesulitan bicara, atau gangguan penglihatan.

    Gejala ini muncul tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh oleh penyumbatan pembuluh darah tersebut.

    Meski demikian, pada beberapa kasus, penyumbatan pembuluh darah di otak mungkin hanya kecil dan terjadi di bagian otak yang tidak mengontrol fungsi vital apa pun.

    Pada kondisi ini, gejala stroke seperti yang disebutkan di atas mungkin menjadi tidak terlihat dan terasa. Inilah yang kemudian disebut dengan silent stroke.

    Adakah gejala silent stroke yang bisa terdeteksi?

    demensia vaskular vaskuler adalah

    Sebagian besar penderita silent stroke memang tidak menyadari saat kondisi ini terjadi.

    Pasalnya, gejala umum, seperti sulit bicara, gangguan penglihatan, atau kelemahan di lengan dan kaki, mungkin tidak terasa.

    Meski demikian, istilah “silent” pada kondisi ini bukan berarti tidak ada gejala sama sekali yang bisa Anda deteksi.

    Gejala pada kondisi ini bisa saja muncul, tetapi seringkali terabaikan.

    Adapun gejala yang timbul seringkali terkait dengan fungsi kognitif dan pemrosesan mental seseorang.

    Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul.

    • Mudah lupa.
    • Sedikit perubahan suasana hati.
    • Perubahan sementara pada keseimbangan atau kemampuan menggerakkan lengan atau kaki.

    Oleh karena itu, jika Anda merasakan satu atau lebih dari gejala tersebut, terutama jika sudah terjadi secara terus menerus, lebih baik memeriksakan diri ke dokter.

    Dokter akan membantu mencari tahu apa penyebab dari kondisi yang Anda alami.

    Apakah silent stroke berbahaya?

    Silent stroke memang mungkin bukanlah suatu kondisi darurat seperti stroke pada umumnya. Meski demikian, kondisi ini pun perlu Anda waspadai.

    Sebab, silent stroke bisa meningkatkan risiko jenis stroke lain dengan gejala pada kemudian hari.

    American Stroke Association menyebutkan bahwa para ahli memperkirakan ada sekitar 10 silent stroke pada setiap kasus stroke dengan gejala.

    Tak hanya itu, seiring waktu, jenis stroke ini juga bisa menyebabkan banyak area otak yang rusak dan lebih banyak pembuluh darah kecil yang tersumbat.

    Adapun kondisi ini bisa meningkatkan risiko demensia vaskular (multi-infarct dementia).

    Demensia akibat stroke sering ditandai dengan beberapa gejala, seperti:

    • kebingungan,
    • masalah dengan ingatan jangka pendek,
    • berjalan dengan langkah cepat dan terseok-seok,
    • sulit mengikuti instruksi, hingga
    • masalah pada kontrol kandung kemih.

    Apa penyebab dari silent stroke?

    murmur jantung adalah

    Sama seperti stroke pada umumnya, penyebab silent stroke adalah adanya gumpalan yang bisa menyumbat pembuluh darah di otak.

    Penyumbatan ini menyebabkan darah dan oksigen tidak dapat mengalir ke otak sebagaimana mestinya sehingga sel-sel otak di dekatnya mati.

    Adapun beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut. Berikut adalah faktor risiko dari stroke tanpa gejala umum ini.

    Bagaimana cara dokter mendiagnosis kondisi ini?

    Silent stroke mungkin sulit dokter kenali karena gejalanya sering kali tidak terlihat jelas.

    Namun, kondisi ini seringkali terdiagnosis saat seseorang melakukan tes pencitraan otak, seperti MRI atau CT scan kepala, untuk alasan medis lain.

    Melalui tes pemeriksaan tersebut, dokter dapat mengetahui adanya kerusakan pada otak yang terjadi akibat jenis stroke ini.

    Selain itu, dokter juga akan menanyakan dan memeriksa riwayat medis Anda yang mungkin dapat menimbulkan kondisi ini, seperti tekanan darah, gula darah, kadar kolesterol, dan kemungkinan Anda merokok.

    Apa pengobatan untuk silent stroke?

    Meskipun gejalanya tak begitu tampak, kondisi ini tetap perlu mendapat pengobatan.

    Adapun pengobatan yang dokter berikan tergantung pada kondisi masing-masing pasien, termasuk tingkat kerusakan otak yang terjadi.

    Berikut adalah beberapa pengobatan yang mungkin dokter berikan untuk mengobati silent stroke. 

    • Obat-obatan, seperti obat tekanan darah, obat pengencer darah, atau obat penurun kolesterol.
    • Trombolisis untuk stroke, yaitu pengobatan guna melarutkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah.
    • Pembedahan, untuk memperbaiki pembuluh darah arteri yang rusak dan menyebabkan penyumbatan.

    Bagaimana cara mencegah kondisi ini?

    aktivitas sehat untuk otak lansia

    Tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi merupakan faktor risiko terbesar dari silent stroke.

    Oleh karena itu, mengontrol kondisi tersebut dapat membantu seseorang terhindar dari jenis stroke ini.

    Adapun mengubah gaya hidup merupakan cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko stroke

    Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup yang bisa Anda lakukan untuk membantu mencegah silent stroke. 

    • Berhenti merokok.
    • Mengontrol berat badan.
    • Rutin berolahraga,
    • Mengontrol tekanan darah dengan mengonsumsi makanan rendah garam dan rutin konsumsi obat tekanan darah (bagi penderita hipertensi).
    • Mengontrol kadar kolesterol dengan mengonsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, dan protein.
    • Rutin mengontrol kondisi Anda ke ke dokter jika memiliki riwayat medis tertentu, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, atau masalah lainnya yang mungkin menyebabkan stroke.

    Jika ada pertanyaan atau gejala apa pun yang dirasa mengkhawatirkan, jangan tunda untuk segera memeriksakannya ke dokter, ya!

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 18/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan