3. Obat antibiotik
Untuk mengatasi peradangan pada usus akibat infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik seperti ciprofloxacin dan metronidazole.
Cara kerja kedua obat tersebut yaitu mematikan atau memperlambat perkembangan bakteri yang memicu radang pada usus.
Anda harus meminum antibiotik hingga tuntas. Jangan menambah, mengurangi, atau memperpanjang dosisnya tanpa sepengetahuan dokter.
Pasalnya, konsumsi antibiotik secara sembarangan bisa membuat bakteri kebal terhadap antibiotik.
Diare merupakan salah satu gejala radang usus yang paling umum.
Untuk meredakan keluhan ini, dokter biasanya meresepkan obat antidiare berupa suplemen serat, seperti bubuk psyllium atau metilselulosa.
Untuk kasus radang usus dengan diare yang lebih parah, dokter akan meresepkan obat loperamide (Imodium A-D).
Obat ini mampu memperlambat gerak makanan dalam usus sehingga tubuh bisa menarik kembali cairan yang berlebih pada feses.
5. Obat pereda nyeri
Peradangan di dalam tubuh umumnya akan menyebabkan rasa sakit.
Guna mengatasi gejala ini, dokter umumnya meresepkan obat pereda nyeri NSAID seperti paracetamol sehingga sakit perut akibat radang usus dapat berkurang.
Namun, paracetamol terkadang tidak cukup untuk meredakan nyeri yang parah.
Pada kasus seperti ini, dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri dari jenis atau dosis yang lebih kuat seperti ibuprofen, naproxen, atau natrium diklofenak.
Diare akibat radang usus bisa menyebabkan dehidrasi karena Anda harus berulang kali buang air besar.
Pada anak-anak, ibu hamil, dan lansia, kombinasi diare dan dehidrasi bisa sangat membahayakan. Ini sebabnya dokter kerap meresepkan oralit.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar