backup og meta

Wajib Tahu, Ini Perbedaan Utama Maag dan GERD

Wajib Tahu, Ini Perbedaan Utama Maag dan GERD

Banyak masalah lambung memiliki gejala yang kurang lebih sama. Ini membuat banyak orang menyamakan gangguan lambung yang mereka alami. Padahal beberapa kondisi, seperti sakit maag dan GERD, merupakan dua hal yang berbeda. Simak perbedaan sakit maag dan GERD agar Anda bisa mendapatkan penanganan tepat.

Mengenali perbedaan maag dan GERD

Maag atau istilah medisnya dispepsia adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh peradangan pada lapisan lambung. Gejala ini meliputi perut kembung, rasa panas pada ulu hati, dan mual.

Sementara itu, GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan kondisi ketika cairan asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus) dan menyebabkan iritasi. Kenaikan asam lambung ini bisa berlangsung cukup sering. 

Orang yang mengalami maag mungkin saja mengembangkan gejala GERD

Meski begitu, ada hal yang membedakan kedua kondisi ini yang perlu Anda ketahui. Pasalnya, salah mengenali kedua kondisi ini bisa berisiko mendapatkan penanganan yang tidak sesuai. 

1. Perbedaan gejala

Artikel Kesehatan Seputar Gastritis dan Maag

Bila dilihat sepintas, gejala maag dengan GERD mungkin akan terlihat sama mengingat keduanya berkaitan dengan gangguan asam lambung.

Meski begitu, kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang bisa dilihat berdasarkan gejala. 

Ciri-ciri maag

Umumnya, sakit maag ditandai dengan perasaan tidak nyaman pada area perut bagian atas. Rasa sakit ini dapat datang dan pergi, silih berganti.

Ada pun sejumlah kondisi yang bisa menjadi pertanda maag, yakni sebagai berikut.

  • Perut terasa penuh saat makan, terutama sebelum menghabiskan makanan.
  • Perut terasa tidak nyaman setelah makan dalam jangka waktu yang lama.
  • Ulu hati terasa nyeri.
  • Buang angin dan bersendawa.
  • Perut kembung pada bagian atas.
  • Mual dan muntah. 

Gejala GERD

Berbeda dengan maag, gejala GERD cenderung lebih berat. GERD menimbulkan sensasi terbakar pada dada (heartburn), bisa lebih parah dari ulu hati yang nyeri.

Sensasi terbakar ini nantinya dapat menimbulkan gejala GERD lainnya, yaitu: 

  • dada terasa terbakar setelah makan, terutama pada malam hari, 
  • nyeri dada, 
  • kesulitan menelan, dan 
  • rasa mengganjal pada kerongkongan. 

Tidak hanya yang berkaitan dengan pencernaan, GERD dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti: 

  • batuk kronis,
  • suara serak akibat pita suara bengkak (laringitis), 
  • sesak napas atau gejala asma, dan 
  • gangguan tidur. 

Bila dibiarkan, GERD bisa memicu sesak napas atau rasa sakit di sekitar rahang.

Gejala ini mirip dengan gejala serangan jantung, sehingga sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

2. Perbedaan penyebab 

Selain gejala, perbedaan lain dari GERD dan maag yaitu pada penyebabnya. 

Penyebab maag dipicu oleh iritasi pada dinding lambung. Pada saat asam lambung naik atau adanya luka pada lambung (tukak lambung), dinding lambung berisiko mengalami iritasi dan memicu gejala di atas. 

Sementara itu, penyebab GERD adalah asam lambung yang naik akibat cincin esofagus (sfingter) melemah dan tidak dapat menahan makanan kembali ke kerongkongan dan cairan dari lambung. 

Akibatnya, makanan dan cairan asam lambung lebih mudah naik dan memicu sensasi terbakar pada dada.

Apakah GERD dan maag bisa sembuh?

GERD dan maag bisa dikurangi kekambuhannya apabila dikelola dengan baik dengan menghindari pemicunya, pengobatan, dan perubahan gaya hidup yang tepat. Namun, untuk kondisi yang lebih parah atau kronis, mungkin diperlukan pengelolaan jangka panjang.

3. Perbedaan cara mengatasi

GERD dan maag bisa diatasi dengan pengobatan yang serupa, yaitu obat untuk asam lambung, seperti ranitidin. 

Meski begitu, durasi pengobatan maag dan GERD memiliki perbedaan.

GERD kronis mungkin memerlukan pengobatan lebih sering, bahkan seumur hidup, sedangkan maag membutuhkan pengobatan sesekali.

Ini karena gejala GERD cenderung kambuh menerus jika terkena pemicu refluks asam.

Untuk itu, orang yang mengalami GERD sangat dituntut untuk mengubah gaya hidup, salah satunya menerapkan pola makan teratur dan menghindari makanan pemicu.

Sekarang, Anda sudah mengerti perbedaan antara maag dan GERD. Bila Anda menduga mengalami salah satu atau kedua kondisi ini, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa penyebab utamanya agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Indigestion – Symptoms and causes. (2024). Retrieved 26 May 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/indigestion/symptoms-causes/syc-20352211

Indigestion . (2023). Retrieved 26 May 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/indigestion/

Gastroesophageal reflux disease (GERD) – Symptoms and causes. (2024). Retrieved 26 May 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940

Gastroesophageal Reflux Disease | AAAAI. (2023). Retrieved 26 May 2024, from https://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/related-conditions/gastroesophageal-reflux-disease

professional, C. C. medical. (2022). Functional Dyspepsia: Symptoms, Diet, Treatment & Living With. Retrieved from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22248-functional-dyspepsia

Quach, D. T., Ha, Q. V., Nguyen, C. T., Le, Q. D., Nguyen, D. T., Vu, N. T., Dang, N. L., & Le, N. Q. (2022). Overlap of Gastroesophageal Reflux Disease and Functional Dyspepsia and Yield of Esophagogastroduodenoscopy in Patients Clinically Fulfilling the Rome IV Criteria for Functional Dyspepsia. Frontiers in medicine9, 910929. https://doi.org/10.3389/fmed.2022.910929

Versi Terbaru

27/05/2024

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Ketahui 6 Penyebab Perut Terasa Panas dan Cara Mengatasinya

Sama-Sama Obat Asam Lambung, Ini Beda Ranitidine dan Famotidine


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 27/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan