Salah satu fakta kedelai yang jarang diketahui adalah produk olahannya, yaitu tahu dan tempe, ternyata memiliki kandungan nutrisi yang berbeda. Penasaran apa saja fakta kedelai menarik lainnya?
Fakta sehat tentang kacang kedelai
Anda mungkin sudah tidak asing dengan sejumlah manfaat kedelai untuk kesehatan.
Namun, tahukah Anda fakta kedelai yang berkaitan dengan kesuburan hingga alergi kedelai yang jarang diketahui?
Simak fakta menarik lainnya seputar kedelai dalam ulasan di bawah ini.
1. Sumber protein nabati terbaik
Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati berkualitas tinggi. Ini karena kedelai mengandung semua jenis asam amino esensial.
Asam amino esensial sendiri adalah jenis asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak bisa diproduksi sendiri.
Oleh sebab itu, kandungan ini perlu diperoleh dari luar melalui sumber makanan.
Dilihat dari kandungan gizinya, setiap 100 gram kedelai mengandung 17 gram protein yang baik untuk membangun otot tubuh.
Itulah mengapa fakta kedelai yang paling utama yaitu sebagaisumber protein nabati yang paling baik.
2. Kedelai pada tempe lebih bernutrisi daripada tahu
Tempe dan tahu merupakan dua makanan sumber protein nabati yang disukai oleh banyak orang.
Walaupun sama-sama terbuat dari kacang kedelai, faktanya, seperti dikutip dari situs Food Data Central USDA, tempe lebih padat nutrisi daripada tahu.
Hal ini dipengaruhi oleh proses pembuatan tempe dan tahu yang berbeda. Tempe dibuat melaluiproses fermentasi, sedangkan tahu terbuat dari susu kedelai yang dipadatkan.
Kacang kedelai, bahan baku tahu dan tempe, mengandung antinutrien. Antinutrien adalah senyawa yang dapat menghambat penyerapan zat gizi tertentu dalam tubuh.
Karena tahu dibuat darisusu kedelai padat, senyawa antinutriennya tidak dapat dihilangkan.
Di sisi lain, antinutrien pada tempe lebih mudah hilang karena dibuat secara fermentasi. Maka dari itu, tempe lebih bergizi daripada tahu.
3. Dapat menjadi pengganti daging merah
Fakta kedelai dapat menjadi pengganti daging merah termasuk salah satu yang belum banyak diketahui.
Menurut situs Harvard School of Public Health, jumlah protein pada produk olahan kedelai seperti tahu atau tempe dapat menggantikan jumlah protein daridaging merah dan sumber protein lainnya.
Daging merah mengandung lemak jenuh tinggi yang dapat menyebabkan penumpukan kolesterol dalam tubuh dan berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.
Sementara itu, kedelai mengandunglemak tak jenuh ganda (lemak baik) yang jauh lebih sehat.
Tidak diragukan lagi kalau kedelai bisa memenuhi asupan lemak yang dibutuhkan tubuh dengan cara yang lebih sehat.
4. Makan kedelai aman untuk kesuburan pria
Banyak orang yang bilang kalau pria tidak boleh makan kacang kedelai karena bisa memicu masalah kesuburan.
Kandungan isoflavon pada kedelai dikhawatirkan dapat menurunkanhormon testosteron pada pria sehingga dapat mengakibatkan kesulitan memiliki keturunan.
Penelitian dalam jurnal Andrology (2015) mengungkapkan tidak adanya kaitan antara kandungan isoflavon pada kedelai dengan masalah infertilitas pada 187 pria berpasangan.
Itu artinya, kedelai tidak membuat pria mengalami masalah kesuburan. Konsumsi kacang kedelai justru bisa menurunkan risikokanker prostat pada pria.
5. Sebagian orang alergi kedelai
Banyak yang beralih mengonsumsi susu kedelai ketika memiliki alergi terhadap susu sapi.
Padahal, tahukah Anda bahwa beberapa orang juga bisa mengalami alergi kedelai dan produk olahannya?
Ya, menurut American College of Allergies, Asthma, and Immunology, alergi kedelai cukup umum terjadi terutama pada anak di bawah usia 3 tahun.
Gejala yang ditimbulkan mungkin bisa dibilang mirip seperti alergi susu sapi, seperti mual, muntah, diare, gatal-gatal, hingga kemerahan.
Namun, karena gejala yang muncul biasanya cukup umum, Anda mungkin tidak menyadari bahwa hal tersebut mengarah pada alergi kedelai.
Untuk memastikannya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes alergi bila diperlukan.
6. Kedelai tidak memicu hipotiroid
Ada mungkin pernah mendengar mitos yang mengungkapkan bahwa kandungan fitoestrogen pada kedelai dapat memicu hipotiroid.
Fitoestrogen yaitu senyawa dalam tumbuhan yang sifatnya mirip dengan estrogen dalam tubuh manusia. Estrogen termasuk faktor risiko kanker jika kadarnya berlebihan dalam tubuh.
Namun, situs Mayo Clinic membantah hal tersebut dan menyebutkan bahwa belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan kedelai memicu hipotiroid.
Jadi, fakta kedelai berikutnya adalah jenis kacang ini tidak terbukti memicu hipotiroid jika masih dikonsumsi dalam batas wajar.
7. Membuat kenyang lebih lama
Fakta kedelai yang satu ini cukup menggiurkan bagi Anda yang menjalani program diet sehat.
Kedelai merupakan pilihan snack sehat karena dapat membuat kenyang lebih lama.
Ini karena kedelai termasuk jenis kacang diet yang memiliki kadar indeks glikemik yang rendah.
Makanan indeks glikemik rendah cenderung lebih lambat diserap tubuh.
Dengan makan snack olahan kedelai, perut akan kenyang lebih lama sehingga dapat mengontrol nafsu makan.
Alhasil, Anda pun tak akan kalap makan saat makan besar nanti.
Nah, dari semua fakta kedelai di atas, mana yang baru Anda ketahui?
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Straight Talk About Soy. (2018). Retrieved 31 October 2022, from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/soy/
Lanou, A. (2011). Soy foods: are they useful for optimal bone health?. Therapeutic Advances In Musculoskeletal Disease, 3(6), 293-300. doi: 10.1177/1759720×11417749
Soy. (2020). National Center for Complementary and Integrative Health. Retrieved 31 October 2022, from https://www.nccih.nih.gov/health/soy
Harsono, A., Harnowo, D., Ginting, E., & Adi Anggraeni Elisabeth, D. (2022). Soybean in Indonesia: Current Status, Challenges and Opportunities to Achieve Self-Sufficiency. Legumes Research – Volume 1. doi: 10.5772/intechopen.101264
Soybeans, mature cooked, boiled, without salt. (2018). Food Data Central. US Department of Agriculture. Retrieved 31 October 2022, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/174271/nutrients
Mínguez-Alarcón, L., Afeiche, M., Chiu, Y., Vanegas, J., Williams, P., & Tanrikut, C. et al. (2015). Male soy food intake was not associated with in vitro fertilization outcomes among couples attending a fertility center. Andrology, 3(4), 702-708. doi: 10.1111/andr.12046
Soy Allergy | Causes, Symptoms & Treatment | ACAAI Public Website. (2022). Retrieved 31 October 2022, from https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/food/soy/
Soy: Does it worsen hypothyroidism?. (2022). Retrieved 31 October 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypothyroidism/expert-answers/hyperthyroidism/faq-20058188
Versi Terbaru
08/11/2022
Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany
Ditinjau secara medis olehdr. Patricia Lukas Goentoro