Vape atau rokok elektrik sebagai alternatif rokok menyimpan segudang dampak buruk bagi kesehatan pria. Bahkan, vape terbukti meningkatkan risiko disfungsi ereksi yang dapat memengaruhi performa seks dan kesehatan reproduksi pria.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Vape atau rokok elektrik sebagai alternatif rokok menyimpan segudang dampak buruk bagi kesehatan pria. Bahkan, vape terbukti meningkatkan risiko disfungsi ereksi yang dapat memengaruhi performa seks dan kesehatan reproduksi pria.
Banyak perokok menganggap vape lebih aman daripada rokok. Rokok elektrik ini pun kerap digunakan sebagai masa peralihan oleh orang-orang yang ingin berhenti merokok.
Menurut American Heart Association, asap vape memang tidak sebahaya asap rokok karena kandungan bahan kimianya jauh lebih sedikit.
Meski begitu, vape tetap mengandung racun dan zat kimia berbahaya seperti halnya rokok.
Zat kimia dalam vape secara tidak langsung menimbulkan dampak bagi kesehatan seksual pria, termasuk menyebabkan disfungsi ereksi atau lebih dikenal sebagai impotensi.
Sebuah studi terbaru dalam American Journal of Preventive Medicine (2021) mengungkapkan pria berusia 20–65 tahun yang menggunakan vape setiap hari dua kali lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi.
Peneliti juga menemukan peningkatan risiko terjadi pada pengguna vape tanpa riwayat merokok atau penyakit yang menyebabkan disfungsi ereksi sebelumnya.
Kandungan nikotin dan zat kimia lain dalam vape inilah yang dapat menyebabkan impotensi sehingga mengganggu fungsi seksual Anda.
Nikotin bersifat vasokonstriktor, artinya zat kimia ini membuat pembuluh darah menyempit dan menghambat aliran darah.
Aliran darah yang lancar adalah faktor penting untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.
Apabila aliran darah menuju penis terhambat, Anda akan lebih sulit mengalami ereksi yang meningkatkan risiko terjadinya impotensi.
Selain penyempitan pembuluh darah, nikotin berdampak pada penurunan kadar hormon testosteron yang dapat menurunkan gairah seksual Anda.
Kesulitan mencapai ereksi dan libido yang rendah sebagai dampak buruk vape bagi pria ini pada akhirnya bisa menurunkan performa seks bersama pasangan.
Dampak buruk penggunaan vape tidak hanya menyebabkan disfungsi ereksi, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan kesuburan pada pria.
Nikotin, zat aditif, propylene glycol, serta zat-zat kimia lain yang terkandung dalam cairan vape bisa memengaruhi kualitas sperma.
Zat kimia berbahaya dalam vape tersebut dapat membunuh banyak sel testis yang menghasilkan sperma yang tidak sehat dengan bentuk yang tidak normal. Padahal, sperma harus bergerak dengan cepat agar dapat membuahi sel telur.
Bagi orang yang pernah merokok sebelumnya, kebiasaan mengisap vape selanjutnya bisa menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Selain menurunkan performa seks dan kesuburan pria, vape berisiko menyebabkan efek berupa kecanduan nikotin.
Ini disebabkan karena tubuh Anda terpapar lebih banyak nikotin. Makin Anda kecanduan, makin buruk dampak vape yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan.
Pada akhirnya, baik rokok maupun vape sama-sama memberikan dampak buruk bagi kesehatan seksual dan kesuburan pada pria.
Satu-satunya cara mencegah dampak tersebut dengan menghentikan kebiasaan merokok dan menggunakan vape melalui langkah-langkah sederhana berikut ini.
Tidak sedikit percaya bahwa vape merupakan pilihan yang lebih baik daripada rokok. Padahal, sebagian besar vape justru mengandung lebih banyak nikotin dibandingkan rokok tembakau.
Nikotin dalam rokok maupun vape memiliki dampak besar yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan pada pria.
Tentunya, langkah terbaik untuk memelihara kesehatan organ reproduksi pria adalah dengan menghindari kebiasaan merokok serta menggunakan vape.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar