backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Sleep-Related Eating Disorder

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 30/01/2023

Sleep-Related Eating Disorder

Saat tertidur, Anda mungkin mengalami berbagai hal tanpa disadari, mulai dari tidur sambil berjalan (sleepwalking) sampai makan. Perilaku makan yang dilakukan saat tidur ini termasuk ke dalam gangguan makan yang disebut sleep-related eating disorder (SRED).

Sleep-related eating disorder adalah suatu kondisi yang membuat seseorang makan sambil tertidur.

Kondisi ini dikenal juga sebagai night sleep-related eating disorder dan nocturnal sleep-related eating disorder (NS-RED).

Aktivitas makan dilakukan tanpa kesadaran sehingga mereka mungkin mengonsumsi makanan yang berbahaya, seperti makan makanan mentah atau kedaluwarsa.

Parahnya lagi, kondisi ini bisa membuat Anda mengonsumsi sesuatu yang seharusnya tidak dimakan, seperti ampas kopi.

Dilansir dari laman Sleep Education, seseorang bisa terbangun karena gangguan makan saat tidur sampai beberapa kali dalam semalam.

Mereka yang mengalami SRED sering kali makan makanan manis dan berkalori tinggi. Selain itu, pengidap NS-RED juga kerap makan makanan yang biasanya tidak mereka sukai.

Gangguan makan saat tidur berlangsung cukup cepat. Kondisi ini biasanya terjadi selama kurang lebih 10 menit, terhitung sejak Anda terbangun pada tengah malam.

gangguan makan saat tidur

Seseorang bisa dikatakan mengidap gangguan makan saat tidur jika menunjukkan gejala seperti berikut.

  • Makan sambil tidur setidaknya 3–4 kali seminggu. Mereka mungkin terbangun beberapa kali dalam semalam.
  • Hanya memiliki sedikit ingatan atau bahkan lupa sama sekali dengan apa yang terjadi semalam.
  • Memasukkan sesuatu hal yang berbahaya ke dalam mulut, seperti puntung rokok, ampas kopi, atau makanan kedaluwarsa. Ini karena mereka tidak sadar dengan apa yang dilakukan.
  • Terluka tanpa menyadarinya. Orang-orang dengan SRED mungkin tidak sengaja memotong atau membakar bagian tubuh mereka saat menyiapkan makanan.
  • Memiliki masalah kesehatan lain, seperti kelelahan, kenaikan berat badan tanpa diduga, atau depresi.

Sleep-related eating disorder berbeda dengan night eating syndrome (NES). Sindrom makan tengah malam membuat seseorang terbangun dari tidur untuk makan supaya bisa tidur kembali.

Orang-orang yang mengalami NES melakukan hal tersebut dengan sadar dan akan mengingatnya saat terbangun pada pagi hari.

Sementara itu, orang yang mengalami gangguan makan saat tidur tidak akan ingat bahwa mereka sudah makan semalam.

Penyebab SRED

Ada dua jenis SRED, yaitu drug-induced sleep-related eating disorder (SRED karena penggunaan suatu obat) dan primary sleep-related eating disorder (SRED primer karena adanya gangguan tidur).

Para ahli belum mengetahui penyebab SRED primer, tetapi orang-orang dengan kondisi ini biasanya juga mengalami gangguan tidur yang lain, misalnya sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome).

Sementara itu, SRED yang dipicu oleh obat-obatan umumnya merupakan bentuk efek samping dari penggunaan obat untuk gangguan tidur, seperti zolpidem dan benzodiazepine.

Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara memperlambat aktivitas otak dan mengatur pola tidur. Alhasil, SRED bisa menjadi salah satu efek samping yang dihasilkan.

Faktor risiko SRED

night sleep-related eating disorder

Meski tidak mengonsumsi obat-obatan untuk gangguan tidur, beberapa faktor berikut bisa membuat Anda berisiko lebih besar untuk mengalami night sleep-related eating disorder.

  • Menjalani diet.
  • Memiliki gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia.
  • Memiliki gangguan tidur seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah.
  • Kecanduan alkohol.
  • Kurang tidur.
  • Stres.

Kendati bisa menimpa siapa saja, wanita dalam rentang usia 22–29 tahun memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan makan saat tidur.

Saat dokter mendiagnosis SRED, mereka akan melihat penyebab utama dari kondisi tersebut. Pasalnya, penyebab utama inilah yang akan dijadikan sebagai rujukan pengobatan.

Jika Anda mengidap nocturnal sleep-related eating disorder karena obat-obatan, dokter mungkin akan terlebih dahulu meminta Anda menghentikan konsumsi obat tersebut atau menggantinya dengan obat lain.

Selain menyesuaikan penggunaan obat, metode lain yang dapat digunakan untuk mengatasi SRED yakni terapi perilaku kognitif (CBT).

Terapi perilaku ini perlu disertai dengan keinginan kuat serta dukungan keluarga berupa dorongan untuk menerapkan pola hidup yang lebih sehat.

Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk mengatasi gejala yang menyertai gangguan makan saat tidur yang Anda alami.

Jika dibiarkan, SRED bisa membuat seseorang mengalami kenaikan berat badan, peningkatan risiko diabetes tipe 2, kelelahan pada siang hari, dan sakit karena mengonsumsi makanan yang berbahaya tanpa disadari.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala gangguan makan saat tidur, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Selain menjalani pengobatan dengan dokter, pastikan Anda mengunci tempat penyimpanan makanan dan menjauhkan benda-benda tajam dari dapur.

Hal ini bertujuan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan saat Anda terbangun dan tanpa sadar pergi ke dapur.

Pencegahan gangguan makan saat tidur

Selain menyesuaikan penggunaan obat-obatan untuk gangguan tidur, memiliki pola tidur sehat juga bisa membantu mengurangi risiko Anda untuk mengalami NS-RED.

Dilansir dari laman Sleep Foundation, berikut adalah cara mengatur pola tidur supaya lebih sehat.

  • Bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
  • Hindari bermain handphone atau perangkat elektronik lainnya 30 menit sebelum tidur.
  • Sesuaikan cahaya, suhu kamar, dan kebisingan kamar dengan kenyamanan Anda.
  • Hindari minum kopi sebelum tidur.

Bukan hanya mencegah SRED, memiliki waktu tidur yang berkualitas dan cukup akan memberikan banyak manfaat bagi tubuh Anda.

Jadi, tidak ada salahnya untuk mulai memperbaiki jam tidur. Bagaimanapun, ini merupakan salah satu bagian dari pola hidup yang sehat.

Serba serbi sleep-related eating disorder

  • Kondisi ketika seseorang makan sambil tertidur tanpa menyadarinya.
  • Bisa diakibatkan oleh penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gangguan tidur.
  • Berbeda dengan night eating syndrome karena dilakukan tanpa kesadaran.
  • Ditangani dengan penyesuaian obat-obatan yang mengakibatkan SRED dan terapi perilaku kognitif.
  • Lebih banyak ditemukan pada wanita dalam rentang usia 22–29 tahun.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 30/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan