backup og meta

Hospital Acquired Pneumonia

Hospital Acquired Pneumonia

Pneumonia merupakan penyakit pernapasan yang terbagi ke dalam beberapa jenis, salah satunya yaitu hospital acquired pneumonia. Seperti kebanyakan jenis pneumonia, tipe yang ini juga termasuk kondisi yang berbahaya dan berisiko menimbulkan komplikasi kesehatan.

Apa yang dimaksud dengan hospital acquired pneumonia? Ketahui penjelasan lengkapnya tentang jenis pneumonia ini di sini. 

Apa itu hospital acquired pneumonia?

paru-paru bocor

Hospital acquired pneumonia (HAP) memiliki arti pneumonia yang didapat dari rumah sakit, atau dalam istilah medis disebut dengan pneumonia nosokomial,

Pneumonia nosokomial adalah infeksi paru-paru yang terjadi pada pasien setelah dirawat di rumah sakit selama lebih dari 48 jam dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi paru-paru pada saat masuk rumah sakit.

Ini berbeda dari community-acquired pneumonia (pneumonia yang didapat dari komunitas), yang terjadi pada orang yang tidak sedang dirawat di rumah sakit.

HAP umumnya lebih sulit diobati dibandingkan pneumonia yang didapat di luar rumah sakit karena bakteri penyebabnya mungkin lebih resisten terhadap antibiotik.

Infeksi ini sering kali disebabkan oleh bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus (termasuk MRSA), dan Klebsiella pneumoniae.

Melansir dari MedlinePlus, beberapa faktor risiko HAP antara lain sebagai berikut.

  • Penggunaan ventilator mekanik.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Lamanya perawatan di rumah sakit.
  • Adanya penyakit penyakit paru-paru kronis.
  • Prosedur invasif, seperti intubasi atau kateterisasi.
  • Kurangnya kesadaran mental akibat penggunaan obat atau penyakit.
  • Tersedak air liur atau makanan hingga masuk ke kerongkongan.
  • Konsumsi alkohol berlebih.
  • Berusia lanjut.

Pneumonia ini memerlukan perhatian medis segera karena dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, terutama pada pasien yang sudah memiliki kondisi kesehatan yang lemah atau usia lanjut.

Gejala hospital acquired pneumonia

Gejala hospital acquired pneumonia (HAP) mirip dengan pneumonia pada umumnya, tetapi gejala ini muncul setelah seseorang dirawat di rumah sakit selama lebih dari 48 jam.

Beberapa gejalanya meliputi berikut ini.

  • Demam, sering kali disertai kedinginan.
  • Batuk, biasanya batuk produktif dengan dahak yang mungkin berwarna kuning, hijau, atau bercampur darah.
  • Sesak napas, terasa sulit bernapas atau napas terasa berat.
  • Nyeri dada, biasanya saat menarik napas dalam.
  • Sangat lelah atau lemah.
  • Kebingungan, terutama pada orang tua.
  • Penurunan tekanan darah drastis (syok septik).
  • Peningkatan detak jantung (takikardia) dan pernapasan cepat (takipnea).

Gejala-gejala ini dapat memburuk dengan cepat, terutama pada pasien yang sudah memiliki kondisi kesehatan serius.

Segera laporkan kepada tenaga medis jika ada tanda-tanda ini pada pasien yang sedang dirawat di rumah sakit.

Diagnosis hospital acquired pneumonia

gejala pneumonia

Diagnosis hospital acquired pneumonia (HAP) melibatkan beberapa langkah yang bertujuan untuk memastikan adanya infeksi paru-paru dan mengidentifikasi organisme penyebabnya.

Awalnya, dokter akan menanyakan riwayat medis pasien, termasuk durasi tinggal di rumah sakit, penggunaan ventilator, atau prosedur invasif lainnya.

Gejala seperti demam, batuk produktif, sesak napas, dan nyeri dada akan menjadi perhatian utama.

Guna memastikan gejala, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mendengarkan suara paru-paru menggunakan stetoskop untuk mendeteksi bunyi yang tidak normal, seperti bunyi napas yang berderak (rales) atau meredup.

Dalam menegakkan diagnosis, pemeriksaan lanjutan mungkin juga akan dilakukan untuk memastikan penyebab. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis HAP.

  • Hitung darah lengkap (complete blood count/CBC). Untuk memeriksa tanda-tanda infeksi seperti peningkatan jumlah sel darah putih.
  • Tes gas darah arteri. Untuk mengevaluasi kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah, yang dapat menunjukkan gangguan pernapasan.
  • Rontgen dada (X-ray). Untuk memvisualisasikan adanya infiltrat atau peradangan di paru-paru yang mengindikasikan pneumonia. Area paru-paru yang terinfeksi akan tampak lebih buram atau gelap pada gambar X-ray.
  • CT scan paru-paru. Untuk menghasilkan gambar yang lebih rinci tentang paru-paru dan membantu mendeteksi masalah yang lebih halus.
  • Kultur dahak. Untuk mengambil dan menguji sampel dahak atau lendir yang dihasilkan dari batuk di laboratorium. Jika pasien menggunakan ventilator, spesimen bisa diambil melalui prosedur bronkoskopi atau aspirasi trakeal.
  • Tes kultur darah. Untuk memeriksa apakah infeksi telah menyebar ke darah (sepsis) dengan mendeteksi bakteri di dalam darah.
  • Pulse oximetry atau pemantauan oksigenasi. Untuk mengukur kadar oksigen dalam darah, yang biasanya turun pada pasien dengan pneumonia.
  • Tes resistensi antibiotik. Untuk menentukan antibiotik mana yang paling efektif melawan infeksi tersebut.

Diagnosis dini dan akurat sangat penting untuk memilih pengobatan yang tepat, terutama karena HAP sering melibatkan bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Pengobatan hospital acquired pneumonia

Penanganan hospital acquired pneumonia (HAP) memerlukan pendekatan yang cepat dan tepat, karena jenis pneumonia ini sering disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten terhadap antibiotik.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam penanganan HAP.

1. Antibiotik

Pengobatan awal sering kali dimulai dengan antibiotik spektrum luas, karena hasil kultur untuk mengidentifikasi organisme penyebab pneumonia membutuhkan waktu.

Antibiotik ini ditujukan untuk bakteri yang umum menyebabkan HAP, seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Klebsiella pneumoniae.

Setelah hasil kultur mikrobiologi tersedia, terapi antibiotik disesuaikan untuk secara spesifik menargetkan bakteri penyebab infeksi dan mengurangi risiko resistensi antibiotik.

Antibiotik yang sering digunakan, di antaranya carbapenem, piperasilin/tazobaktam, cefepime, atau kombinasi antibiotik seperti vancomycin (untuk infeksi MRSA).

2. Terapi oksigen

Pasien dengan HAP sering mengalami kesulitan bernapas, sehingga dibutuhkan dukungan oksigen yang diberikan melalui masker oksigen atau alat bantu napas lainnya.

Pada kasus yang lebih parah, ventilator mekanik mungkin diperlukan untuk membantu pernapasan.

3. Pengobatan tambahan

Untuk membantu meredakan gejala, obat-obatan mungkin perlu diberikan, di antaranya sebagai berikut.

  • Mukolitik. Obat ini digunakan untuk mengencerkan lendir di paru-paru sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk.
  • Bronkodilator. Digunakan untuk membuka saluran udara pada paru-paru, terutama jika ada penyempitan atau penyumbatan.
  • Antipiretik dan analgesik. Untuk mengatasi demam dan nyeri yang sering menyertai pneumonia.

4. Drainase dan fisioterapi dada

Untuk membantu membersihkan lendir atau cairan dari paru-paru, dokter mungkin merekomendasikan fisioterapi dada atau teknik postural drainage.

Pada beberapa kasus, jika ada abses atau cairan di paru-paru, drainase dengan bantuan jarum atau pembedahan mungkin diperlukan.

5. Penanganan infeksi ventilator

Jika HAP terkait dengan ventilator, beberapa tindakan pencegahan dapat diambil.

Beberapa tindakan tersebut, termasuk:

  • posisi kepala tempat tidur yang lebih tinggi,
  • sedasi minimal, dan
  • pengurangan waktu penggunaan ventilator.

6. Pencegahan komplikasi

Untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi, beberapa penanganan mungkin akan dilakukan sesuai dengan kondisi masing-masing pasien, yang meliputi berikut ini.

  • Pencegahan tromboemboli: Terapi antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah karena pasien dengan HAP sering kali tidak aktif secara fisik.
  • Nutrisi yang cukup: Memberikan asupan nutrisi yang baik melalui makanan atau nutrisi parenteral (melalui infus) untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Pasien dengan kondisi medis penyerta, seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru kronis, juga memerlukan penanganan menyeluruh untuk mencegah perburukan kondisi yang dapat memengaruhi proses penyembuhan.

Sementara itu, pasien dengan HAP berat mungkin perlu dirawat di unit perawatan intensif (ICU) untuk pemantauan ketat dan dukungan pernapasan, terutama jika terjadi komplikasi seperti gagal napas atau sepsis.

Pencegahan hospital acquired pneumonia

Fibrosis paru adalah penyakit paru yang terjadi ketika jaringan paru rusak dan terluka, sehingga sulit bagi paru untuk bekerja semestinya.

Pencegahan hospital acquired pneumonia (HAP) sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi selama pasien dirawat di rumah sakit.

Berikut adalah beberapa strategi pencegahan yang dapat diterapkan di rumah sakit.

  • Kebersihan tangan yang baik bagi tenaga medis, pasien, dan pengunjung.
  • Perawatan mulut rutin untuk pasien, terutama yang menggunakan ventilator, dengan antiseptik mulut (misalnya, klorheksidin).
  • Mengurangi penggunaan ventilator mekanik dan melakukan extubasi secepat mungkin.
  • Menjaga posisi kepala tempat tidur pada sudut 30—45 derajat untuk mencegah aspirasi.
  • Vaksinasi terhadap influenza dan pneumonia untuk pasien berisiko tinggi.
  • Pengelolaan saluran napas dengan teknik steril dalam pemasangan dan perawatan ventilator.
  • Penggunaan antibiotik yang bijak untuk mencegah resistensi bakteri.
  • Penggunaan alat medis yang steril seperti kateter dan ventilator.
  • Mobilisasi dini dan fisioterapi dada untuk membantu membersihkan lendir dari paru-paru.
  • Implementasi prosedur pengendalian infeksi rumah sakit yang ketat, termasuk isolasi pasien yang terinfeksi.
  • Nutrisi yang memadai untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh pasien.
  • Pemantauan rutin terhadap pasien berisiko tinggi atau yang menggunakan ventilator.

Pencegahan HAP memerlukan kolaborasi antara tim medis, pasien, dan fasilitas rumah sakit untuk memastikan kebersihan, perawatan yang tepat, serta tindakan pencegahan lainnya dilakukan secara efektif.

Kesimpulan

  • Hospital acquired pneumonia (HAP) adalah infeksi paru-paru yang terjadi setelah pasien dirawat di rumah sakit selama lebih dari 48 jam, sering kali disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
  • Infeksi ini biasanya terjadi pada pasien dengan kondisi kesehatan yang lemah, yang menggunakan ventilator mekanik, atau yang telah menjalani prosedur invasif.
  • Gejala HAP meliputi demam, batuk produktif, sesak napas, dan nyeri dada, yang bisa berkembang menjadi komplikasi serius, terutama pada pasien lanjut usia atau dengan penyakit penyerta.
  • Penanganan HAP melibatkan pemberian antibiotik spektrum luas yang disesuaikan dengan hasil kultur, terapi oksigen, dan dukungan pernapasan jika diperlukan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hospital-acquired pneumonia: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 25 October 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/000146.htm

Guidelines for the Management of Adults with Hospital-acquired, Ventilator-associated, and Healthcare-associated Pneumonia. (2005). American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine171(4), 388–416. https://doi.org/10.1164/rccm.200405-644st

Hospital-acquired pneumonia. (n.d.). Retrieved 25 October 2024, from https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/hospital-acquired-pneumonia

Hospital-acquired pneumonia. (n.d.). Retrieved 25 October 2024, from https://ufhealth.org/conditions-and-treatments/hospital-acquired-pneumonia

Hospital-acquired Pneumonia & Ventilatorassociated Pneumonia (Adults) Clinical Guideline. (N.d.). Retrieved 25 October 2024, from https://www.sahealth.sa.gov.au/wps/wcm/connect/477770b0-8029-42af-9464-924fd2484219/HospAcquiredPneu%26VentilatorAssocPneu_Adults_Clinical+Guideline_v2.0.pdf?MOD=AJPERES&CACHEID=ROOTWORKSPACE-477770b0-8029-42af-9464-924fd2484219-oqVrpW7

Overview: Pneumonia (hospital-acquired): antimicrobial prescribing: Guidance. (n.d.). Retrieved 25 October 2024, from https://www.nice.org.uk/guidance/ng139

Hospital-acquired pneumonia. (N.d.). Retrieved 25 October 2024, from https://radiopaedia.org/articles/hospital-acquired-pneumonia-1

Farkas, J. (2024). Home. Retrieved 25 October 2024, from https://emcrit.org/ibcc/hap/

Modi, A. R., & Kovacs, C. S. (2020). Hospital-acquired and ventilator-associated pneumonia: Diagnosis, management, and prevention. Retrieved 25 October 2024, from https://www.ccjm.org/content/87/10/633

Shebl, E. (2023). Nosocomial Pneumonia. Retrieved 25 October 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535441/

Guo T, Dou L, Zhou X. Risk factors of stroke complicated with hospital-acquired pneumonia: a systematic review and meta-analysis of cohort studies. Ann Palliat Med. 2021 Dec;10(12):12381-12389. https://doi.org/10.21037/apm-21-3278

Ma X, Xu Y, Qian J, Dai B. Analysis of influencing factors of community-acquired pneumonia with deep venous thrombosis in elderly communities. Ann Palliat Med. 2022 Jun;11(6):1997-2006. https://doi.org/10.21037/apm-22-557

Versi Terbaru

04/11/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Waspada! Ini 5 Komplikasi Pneumonia yang Bisa Berakibat Fatal

9 Faktor yang Meningkatkan Risiko Penularan Pneumonia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 22 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan