Pasien dengan penyakit kandung kemih biasanya mengalami kesulitan saat buang air kecil. Itu sebabnya, mereka membutuhkan kateter urine untuk mengeluarkan cairan kencing. Simak bagaimana prosedur pemasangan kateter urine di sini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Pasien dengan penyakit kandung kemih biasanya mengalami kesulitan saat buang air kecil. Itu sebabnya, mereka membutuhkan kateter urine untuk mengeluarkan cairan kencing. Simak bagaimana prosedur pemasangan kateter urine di sini.
Pemasangan kateter atau kateterisasi yaitu pemasangan alat berupa selang kecil tipis yang dimasukkan ke dalam saluran kencing. Meski terdengar tidak nyaman, metode ini bertujuan memudahkan pasien penyakit tertentu untuk buang air kecil.
Sementara itu, alat yang dipakai dalam kateterisasi disebut sebagai selang kateter. Selang kateter merupakan alat berbentuk pipa yang terbuat dari karet atau plastik. Fungsi selang ini memasukkan dan mengeluarkan cairan dari kandung kemih.
Proses pemasangan kateter urine nantinya akan sedikit berbeda pada setiap orang tergantung jenis kelamin dan jenis kateter yang digunakan.
Umumnya, pemasangan kateter urine dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih. Sebelum kateter dipasang, dokter akan menjelaskan manfaat dan risiko terkait.
Sebenarnya, proses pemasangan kateter urine pada wanita dan pria sedikit mirip. Hanya saja, prosedur awalnya tidak akan sama mengingat bentuk kelamin yang dimiliki berbeda.
Normalnya, penggunaan kateter dibutuhkan sampai Anda mampu kembali buang air kecil tanpa bantuan alat. Artinya, kateter tidak diperlukan dalam waktu yang lama.
Meski begitu, kebanyakan lansia yang mengalami cedera atau mengalami penyakit serius mungkin memerlukan kateter urine untuk waktu yang lebih lama. Bahkan, beberapa dari mereka menggunakannya secara permanen.
Dokter biasanya menyarankan untuk menarik napas sedalam dan sebisa Anda saat proses pemasangan kateter. Anda boleh membayangkan rasa ketika ingin kencing.
Pada saat selang masuk memang akan memicu rasa sakit awalnya. Perut Anda pun terasa nyeri, tapi perasaan tersebut akan hilang lama kelamaan.
Meski terbilang cukup aman, ada berbagai efek samping dan risiko yang mengintai pengguna kateter urine. Di bawah ini beberapa risiko dari kateterisasi.
Pada saat proses pemasangan kateter urine dilakukan, ada beberapa risiko yang dapat terjadi, yakni:
Setiap kali kateter masuk ke kandung kemih, ada risiko bakteri masuk ke saluran kemih. Pada kebanyakan kasus, bakteri akan tumbuh tanpa memicu gejala apa pun.
Meski begitu, pertumbuhan bakteri terkadang menyebabkan gejala infeksi saluran kemih (ISK), seperti:
Selain infeksi saluran kemih, pemasangan kateter urine bisa memicu berbagai komplikasi lainnya, antara lain:
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter ahli urologi terkait kateter urine, terutama ketika mengalami masalah setelah dipasang.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar