Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang banyak ditemukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Banyaknya kasus ini tentu tidak terlepas dari beragamnya penyebab dan pemicu asma.
Meski sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan asma, dengan mengetahui penyebabnya, Anda bisa berupaya untuk menghindarinya sekaligus mencegah timbulnya komplikasi asma.
Apa saja penyebab asma?
Penyebab asma adalah peradangan dan peningkatan sensitivitas pada saluran pernapasan. Ketika terjadi serangan asma, saluran pernapasan Anda bereaksi terhadap pemicu seperti debu, stres, dan asap.
Kondisi tersebut akan meningkatkan produksi lendir sekaligus mempersempit saluran pernapasan yang akhirnya membuat seseorang susah bernapas.
Setiap orang bisa mengalami asma karena pemicu yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa penyebab munculnya asma yang paling umum.
1. Alergi
Salah satu penyebab umum dari asma adalah peradangan pada hidung yang disebabkan oleh alergi. Peradangan pada lapisan dalam hidung ini membuat sistem imun melepaskan histamin.
Sebagai respons dari pembentukan histamin, tubuh akan mengeluarkan berbagai gejala, seperti bersin tanpa henti, mata berair, hingga sesak napas.
Alergi bisa dipicu oleh berbagai alergen, seperti bulu binatang, tungau, serbuk sari, hingga kecoa. Anak-anak yang di rumahnya banyak ditemukan kecoa memiliki risiko lebih besar untuk mengidap asma.
Sementara itu, makanan yang bisa memicu asma karena bersifat alergen di antaranya adalah susu sapi, telur, kacang-kacangan, makanan laut, gandum, kedelai, dan buah tertentu.
2. Olahraga
Ketika berolahraga atau melakukan aktivitas berat seperti naik tangga, tanpa sadar Anda mungkin bernapas melalui mulut.
Cara bernapas itu bisa menjadi penyebab asma karena udara yang masuk tidak tersaring oleh rambut halus pada rongga hidung.
Selain udara yang lebih kotor, cara bernapas ini akan menghasilkan udara yang lebih kering. Alhasil, saluran pernapasan lebih rentan teriritasi dan meradang.
Salah satu cara untuk menurunkan risiko asma saat olahraga adalah dengan melakukan pemanasan. Bagi pengidap asma, menghirup inhaler sebelum berolahraga juga bisa dilakukan.
3. Batuk
Bagi seorang pengidap asma, batuk bisa memperparah peradangan pada saluran udara.
Batuk sebagai respons tubuh untuk mengeluarkan benda asing pada saluran pernapasan juga bisa memicu peradangan. Maka, kedua hal ini saling berkaitan.
Selain batuk kronis itu sendiri, batuk yang menjadi penyebab asma juga bisa dipicu kondisi lain seperti flu, bronkitis, sinusitis, PPOK, hingga refluks asam lambung.
Melansir dari laman ACAAI Public Website, batuk kronis yang terjadi bersama dengan asma umumnya tidak dapat disembuhkan dengan obat batuk yang dijual bebas. Perawatan ini umumnya membutuhkan obat resep dari dokter.
4. Asma nokturnal
Sesuai namanya, asma nokturnal terjadi pada malam hari, tepatnya di tengah waktu tidur. Penyebabnya beragam, mulai dari:
- keberadaan alergen yang terhirup saat tidur,
- suhu udara yang terlalu kering,
- posisi tidur yang salah,
- gangguan tidur seperti sleep apnea,
- hingga produksi hormon tertentu.
Selain itu, asma nokturnal juga bisa terjadi karena suhu tubuh yang menurun ketika Anda tidur pada malam hari.
Ketika suhu tubuh menurun, otot saluran pernapasan akan menegang sehingga terjadi bronkospasme (penyempitan cabang saluran pernapasan) yang memicu asma.
5. Obat-obatan tertentu
Penyebab penyakit asma selanjutnya yang kerap tidak disadari adalah penggunan obat-obatan.
Salah satu jenis obat yang bisa menyebabkan asma pada beberapa orang adalah obat antinyeri nonsteroid (NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen.
Aspirin akan merangsang pelepasan leukotrien, yakni salah satu zat yang dilepaskan tubuh ketika terpapar pemicu alergi. Hal tersebut bisa memicu peradangan pada saluran pernapasan.
Selain itu, beberapa obat yang berbentuk aerosol juga bisa memicu penyempitan saluran udara sekaligus reaksi hipersensitivitas pada saluran pernapasan.
6. Asma okupasi
Jika Anda kerap terserang asma di tempat kerja, mungkin Anda mengidap asma okupasi.
Jenis pekerjaan tertentu diketahui memang bisa menimbulkan gejala asma, mulai dari hidung tersumbat, pilek, mata berair, hingga sesak napas.
Beberapa kelompok yang rentan mengalami asma okupasi yaitu pekerja konstruksi, peternak hewan, perawat, tukang kayu, laborat, dan pekerja yang kesehariannya terpapar polusi udara.