backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Rambut Rontok

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 11/01/2024

Rambut Rontok

Pernah menemukan banyak rambut di lantai setelah menyisir rambut atau keramas? Inilah yang dinamakan rambut rontok. Semua orang pernah mengalami kondisi ini karena beberapa penyebab.

Definisi rambut rontok

Rambut rontok adalah kondisi ketika helai-helai rambut copot dari kulit kepala atau area lain di tubuh.

Kondisi ini mirip dengan alopecia (kebotakan) dan disebabkan oleh berbagai hal termasuk faktor genetik, perubahan hormon, hingga konsumsi obat-obatan tertentu.

Kerontokan rambut dapat terjadi dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung penyebabnya. Masalah pada kulit kepala ini dapat terjadi mendadak atau bertahap, dan memengaruhi bagian kulit kepala atau seluruh tubuh. 

Beberapa kasus kerontokan dapat terjadi sementara dan ada pula yang bersifat permanen. Bila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa berujung pada kebotakan.

Seberapa umumkah rambut rontok itu? 

Rambut rontok adalah masalah yang umum dan dapat terjadi pada siapa saja dari segala golongan usia.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa kerontokan rambut sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. 

Faktor yang kerap memicu kerontokan rambut adalah usia dan keturunan. Akan tetapi, masalah ini bisa dikendalikan dengan mengurangi faktor risiko yang ada. 

Tanda dan gejala rambut rontok

Salah satu ciri rambut rontok yang paling terlihat adalah kehilangan helai rambut lebih dari batas wajar. Normalnya, manusia mengalami kerontokan rambut sebanyak 50 – 100 helai setiap hari. 

Jika lebih dari angka tersebut, Anda mungkin akan menjumpai helaian rambut di pakaian, saluran pembuangan air, atau sisir.

Selain itu, ada berbagai gejala lainnya yang bisa menjadi pertanda masalah kerontokan, meliputi: 

  • rambut menipis secara bertahap,
  • ada bagian kulit kepala yang pitak (bintik botak),
  • garis rambut menipis, serta
  • rambut yang diikat lebih tipis.

Kebanyakan kasus menunjukkan bahwa gejala-gejala di atas cenderung muncul bertahap. Ciri rambut rontok ini mungkin tidak terlalu terlihat.

Itu sebabnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami kerontokan rambut selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. 

Gejala rambut rontok juga bisa berbeda-beda tergantung dengan penyebabnya kerontokannya. Berikut penjelasan gejala berdasarkan jenis kerontokan rambut.

1. Alopesia androgenik

Androgenetic alopecia adalah jenis kerontokan rambut yang paling umum terjadi. Kondisi ini dapat terjadi pada pria dan wanita, tetapi dengan gejala yang berbeda.

  • Pada pria: kondisi ini umum terjadi setelah memasuki masa pubertas dan berkembang selama beberapa tahun sesudahnya. Kerontokan rambut akan dimulai di atas pelipis dan berlanjut di sekeliling bagian atas kepala. 
  • Pada wanita: androgenetic alopecia cenderung dimulai dengan penipisan rambut di seluruh kulit kepala. Namun, garis rambut penderita tidak akan menyusut. 

2. Alopesia traksi

Rambut rontok tipe ini terjadi akibat rambut terlalu sering diikat atau ditarik dalam jangka waktu yang lama. Ciri-ciri dari alopesia traksi meliputi: 

  • benjolan kecil berwarna putih atau merah di sekitar folikel (sekitar akar) rambut,
  • rasa gatal pada daerah rambut yang diikat,
  • muncul sisik di kulit kepala, serta
  • kerontokan terjadi secara simetris.

3. Alopesia areata

Alopesia areata adalah rambut rontok yang disebabkan oleh kelainan autoimun. Berikut ini gejala yang tampak. 

  • Rambut rontok berlebihan.
  • Kuku kasar, muncul titik-titik putih, dan lebih rapuh.
  • Muncul titik kebotakan berbentuk lingkaran di bagian belakan kulit kepala.
  • 4. Alopesia universalis

    Alopesia universalis adalah kerontokan rambut yang cukup langka. Kondisi ini terjadi ketika rambut di seluruh bagian tubuh rontok dengan gejala:

    • rasa gatal, dan
    • rambut rontok terjadi di kulit kepala, alis, ketiak, punggung, dada, hingga kaki.

    Sejauh ini, penyebab alopesia universalis belum diketahui pasti. Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan penyakit autoimun dan faktor genetik.

    5. Telogen effluvium

    Telogen effluvium adalah jenis rambut rontok yang terjadi secara mendadak dan dalam jumlah besar. Kondisi ini biasanya terjadi ketika kulit kepala memasuki fase istirahat dari siklus pertumbuhan rambut (telogen).

    Sayangnya, fase pertumbuhannya tidak terjadi. Akibatnya, kerontokan terjadi di kulit kepala tanpa adanya rambut yang tumbuh.

    Kabar baiknya, kondisi ini tidak menyebabkan kebotakan total meski telah kehilangan 300 – 500 rambut per hari dan rambut tampak menipis. 

    6. Tinea capitis

    conditioner untuk rambut rontok

    Bila rambut rontok berlebihan terjadi pada anak Anda, ada kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh infeksi jamur di kulit kepala.

    Kondisi yang disebut tinea capitis ini menyebabkan berbagai gejala di bawah ini. 

    • Demam ringan.
    • Kerontokan rambut terkadang berbentuk melingkar.
    • Muncul bintik-bintik botak yang dapat membesar.
    • Kulit kepala tampak memerah, bersisik, dan terasa gatal.
    • Terkadang menyebabkan pembengkakan kelenjar di bagian belakang leher.

    7. Scarring alopecia

    Kerontokan yang juga disebut sebagai alopecia cicatricial ini terjadi akibat adanya peradangan atau kelainan pada kulit. Peradangan tersebut dapat disebabkan oleh folikulitis, lichen planus, lupus, hingga selulit.

    Berikut adalah beberapa gejala umum yang mungkin terjadi pada orang yang mengalami scarring alopecia:

    • kebotakan permanen,
    • peradangan dan kemerahan,
    • muncul bintik-bintik hitam atau putih,
    • rambut patah atau rusak.

    Kapan harus ke dokter? 

    Bila rambut rontok terasa mengganggu, segera periksakan diri ke dokter. Bagi wanita yang mengalami frontal fibrosing alopecia (garis rambut surut), hubungi dokter untuk mencegah kebotakan permanen. 

    Anda juga perlu berkonsultasi ke dokter kulit bila kerontokan yang terjadi tidak merata atau jumlahnya tidak wajar saat melakukan keramas atau menyisir.

    Penyebab rambut rontok

    Tanda dan gejala rambut rontok yang disebutkan di atas adalah ciri yang paling umum terjadi pada setiap orang. Namun, kerontokan rambut sebenarnya memiliki gejala yang lebih bervariasi, tergantung penyebabnya. 

    Beberapa penyebab rambut rontok di bawah ini sering dialami oleh kebanyakan orang. 

    1. Riwayat keluarga

    Salah satu penyebab kerontokan rambut adalah faktor keturunan yang berhubungan dengan usia. Kondisi yang disebut androgenic alopecia ini dapat terjadi pada pria dan wanita dengan gejala serta penyebab yang berbeda. 

    Kerontokan rambut yang satu ini biasanya terjadi secara bertahap dan lebih mudah terlihat.

    Gejalanya diawali dengan garis rambut yang surut dan bintik-bintik botak pada pria. Sementara itu, rambut akan menipis di sepanjang kulit kepala pada wanita.

    2. Masalah kesehatan tertentu

    Bila memiliki penyakit di bawah ini, Anda berpotensi mengalami rambut rontok. 

    Selain itu, perubahan hormon bisa menjadi penyebab kerontokan rambut, terutama saat hamil, melahirkan, dan menopause. 

    3. Obat-obatan tertentu

    Rambut rontok juga dapat menjadi efek samping dari penggunaan obat tertentu, yaitu: 

    • obat kanker,
    • antidepresan,
    • obat penyakit jantung, serta
    • asam urat dan tekanan darah tinggi.

    4. Trauma

    Tahukah Anda bahwa ternyata trauma yang mengganggu emosi seseorang bisa menjadi penyebab rambut rontok?

    Meski begitu, kondisi ini umumnya berlangsung sementara waktu. 

    Faktor risiko rambut rontok

    Rambut mengembang

    Rambut rontok dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada berbagai macam faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hal ini, antara lain sebagai berikut.

    • Faktor genetik.
    • Usia.
    • Kekurangan protein.
    • Perubahan hormon.
    • Obat-obatan dan terapi tertentu.
    • Cara merawat rambut yang salah, seperti sering mencuci rambut, bleaching, dan penggunaan obat pelurus rambut.

    Diagnosis rambut rontok

    Sebelum mendiagnosis, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.

    Dokter juga akan bertanya seputar pola makan, rutinitas perawatan rambut, dan riwayat kesehatan keluarga Anda. 

    Setelah itu, Anda mungkin akan menjalani beragam pemeriksaan sebagai berikut.

    • Tes darah. Tes ini dapat membantu mengetahui kondisi medis yang berkaitan dengan kerontokan rambut, seperti penyakit tiroid.
    • Biopsi kulit kepala. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada infeksi di kulit atau terdapat masalah pada folikel rambut Anda. Dokter akan mengumpulkan sampel kulit atau beberapa rambut yang dicabut untuk diperiksa lebih lanjut.
    • Tes tarik rambut. Dokter akan menarik beberapa helai rambut Anda secara perlahan untuk mengetahui separah apa kerontokan dan kerusakan rambut yang Anda alami.
    • Mikroskopi cahaya. Dokter akan menggunakan alat khusus untuk memeriksa rambut yang dipangkas di pangkalnya untuk mengetahui adanya gangguan dari batang rambut.

    Pengobatan rambut rontok

    Untungnya, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi rambut rontok. Namun, pengobatan masalah ini harus sesuai dengan penyebab dan kondisi Anda. 

    Dokter biasanya akan menganjurkan obat-obatan, operasi, terapi laser, hingga rambut palsu sebagai pengobatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan rambut, memperlambat, atau menyembunyikan kerontokan.

    1. Obat-obatan

    Jika rambut rontok disebabkan oleh penyakit, diperlukan pengobatan untuk mengatasi penyakit tersebut. Sementara itu, obat penyebab rambut rontok akan dihentikan sementara waktu. 

    Berikut ini beberapa jenis obat yang biasa diresepkan dokter untuk mengatasi rambut rontok. 

    • Rogaine (minoxidil) untuk merangsang folikel rambut agar tumbuh kembali.
    • Propecia (finasteride) untuk penderita alopesia androgenik, terutama pria.
    • Spironolakton yang biasa dipakai wanita untuk mengurangi kadar hormon penyebab rambut rontok.
    • Kortikosteroid yang diresepkan untuk kerontokan rambut yang disebabkan penyakit autoimun.
    • Anthralin untuk mengontrol peradangan di kulit kepala, terutama di folikel rambut.
    • Diphencyprone membantu memanjangkan rambut.

    2. Operasi

    Selain obat-obatan, dokter biasanya akan menganjurkan prosedur seperti: 

    • transplantasi rambut, yaitu menanamkan rambut yang tersisa di bagian yang botak, dan
    • terapi laser untuk merangsang pertumbuhan sel rambut pada folikel.

    Bila kulit kepala Anda tidak bereaksi setelah menjalani pengobatan di atas, pilihan alternatif lainnya adalah menggunakan rambut palsu (wig).

    Vitamin apa yang cocok untuk rambut rontok?

    Saat memilih vitamin untuk rambut rontok, sebaiknya pilih yang mengandung zinc, vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E.

    Perawatan rumahan rambut rontok

    Anda mungkin ingin mencoba beberapa perawatan rambut rontok yang bisa dilakukan di rumah agar merasa lebih percaya diri, yakni sebagai berikut.

    • Pakai produk penataan rambut untuk menambah volume.
    • Pilih gaya rambut yang membuat bagian yang melebar tertutupi.
    • Gunakan wig atau sambung rambut.
    • Jalani diet dengan gizi seimbang.
    • Hindari mengikat rambut terlalu kencang dan terlalu lama.
    • Kurangi kebiasaan menarik atau menggosok rambut dengan kasar.
    • Pijat kulit kepala saat keramas.
    • Pakai sisir bergigi lebar untuk mencegah rambut tercabut.
    • Batasi penggunaan alat penata rambut, seperti catok atau pengeriting rambut.

    Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 11/01/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan