backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Diflukortolon Valerat

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 01/12/2022

Diflukortolon Valerat

Diflukortolon valerat merupakan obat oles (topikal) yang biasa digunakan untuk mengatasi peradangan kulit seperti eksim dan dermatitis. Penggunaan obat ini tidak direkomendasikan untuk anak kecil, kecuali atas saran dokter.

Golongan obat: anti-inflamasi dan antipuritik

Merek dagang diflukortolon valerat: Nerisona Fatty, Nerisona Combi, Nerilon

Apa itu obat diflukortolon valerat?

Diflucortolone valerate atau diflukortolon valerat adalah obat kortikosteroid yang dipakai untuk mengatasi masalah kulit. Sejumlah masalah kulit yang bisa diatasi dengan obat ini meliputi:

  • eksim
  • dermatitis, 
  • alergi, dan 
  • ruam.

Dalam beberapa kasus, diflukortolon terkadang diresepkan dokter untuk pengobatan psoriasis. Namun, penggunaannya tidak boleh dalam jangka panjang karena dapat memicu kekambuhan.

Fungsi diflukortolon yaitu mengontrol gejala, bukan mengobati penyebabnya. Cara kerjanya dengan meredakan gejala seperti peradangan, gatal, hingga kulit kemerahan.

Dosis diflukortolon valerat

obat salep krim gatal saat hamil

Diflukortolon tersedia dalam bentuk obat topikal 0,1% dan 0,3%. Berikut dosis penggunaan diflukortolon secara umum.

  • Dewasa: oleskan obat pada area yang mengalami peradangan. Dosis maksimal 60 gram untuk sediaan 0,3%. Maksimal penggunaan 4 minggu untuk sediaan 0,1% dan 2 minggu untuk sediaan 0,3%.
  • Anak usia 5 tahun ke atas: oleskan obat dengan sediaan 0,1% atau 0,3% secara tipis pada area kulit yang meradang. Kurangi penggunaan menjadi satu kali sehari jika gejala sudah mulai membaik. Maksimal penggunaan 1–2 minggu pada tubuh, 5 hari pada wajah.
  • Anak usia 1–4 tahun: oleskan obat dengan sediaan 0,1% secara tipis pada area peradangan. Kurangi penggunaan menjadi satu kali sehari jika gejala sudah mulai membaik. Maksimal penggunaan 5 hari.

Dosis di atas tidak dapat dijadikan patokan pasti dalam menggunakan obat ini. Untuk mendapatkan dosis yang tepat, Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah melewati batas waktu penggunaan, konsultasi ke dokter. Dengan begitu, penanganan bisa diberikan sesuai kondisi yang mendasarinya.

Aturan pakai diflukortolon valerat

Sebelum menggunakan diflukortolon valerat, pastikan Anda sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Dengan begitu, dosis yang diberikan dapat disesuaikan dengan kondisi Anda.

Selain itu, Anda juga harus membaca leaflet yang terdapat dalam kotak kemasan. Pahami tiap efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat penggunaan obat ini.

Oleskan diflukortolon hanya pada area kulit yang mengalami peradangan. Gosok pada kulit yang meradang hingga obat hilang dengan sendirinya.

Jika digunakan untuk mengatasi psoriasis, perhatikan instruksi yang diberikan dokter dengan teliti. Obat ini tidak boleh dipakai dalam jangka panjang karena bisa menyebabkan kekambuhan.

Jangan mengoleskan obat pada luka terbuka atau infeksi. Anda juga tidak boleh mengoleskan obat ini lebih dari dua kali dalam sehari.

Pastikan untuk selalu mengikuti resep yang diberikan dokter. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.

Penggunaan diflucortolone valerate tidak direkomendasikan bagi anak-anak, kecuali atas saran dokter. Jangan memakai obat ini lebih dari lima hari pada anak.

Setelah mengoleskan obat, jangan lupa untuk mencuci tangan. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi risiko obat tertelan.

Dalam menyimpan obat, ikuti petunjuk yang ada pada kemasan. Umumnya, diflukortolon paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauh dari cahaya langsung atau tempat lembap. 

Efek samping diflukortolon valerat

efek samping diflukortolon valerat bisa sebabkan munculnya sensasi terbakar pada kulit

Sama seperti obat lain, penggunaan diflukortolon valerat juga dapat memicu efek samping. Dilansir dari laman Patient, berikut sejumlah efek samping dari pengguaan obat ini.

  • Muncul sensasi terbakar pada kulit.
  • Reaksi alergi.
  • Penipisan kulit.
  • Muncul jerawat.
  • Tumbuh rambut pada area yang dioleskan obat.

Dalam beberapa kasus, penggunaan kortikosteroid topikal dapat meningkatkan risiko infeksi pada kulit.

Infeksi bakteri dapat terjadi pada lipatan kulit atau kulit yang lembap karena tertutupi kasa. Jika kondisi ini terjadi pada Anda, segera hentikan penggunaannya.

Perlu diingat, gejala pada masing–masing orang bisa berbeda. Jika gejala tak kunjung hilang dalam beberapa hari dan mengganggu aktivitas Anda, segera konsultasi ke dokter.

Peringatan dan perhatian saat pakai diflukortolon valerat

Sebelum memakai obat, beberapa hal perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko yang mungkin ditimbulkan. Sampaikan ke dokter jika Anda memiliki kondisi berikut.

  • Riwayat alergi terhadap obat diflukortolon atau obat-obatan sejenis.
  • Obat resep atau nonresep yang sedang Anda konsumsi.
  • Sedang atau memiliki riwayat penyakit tertentu, terutama infeksi kulit.
  • Sedang atau berencana untuk hamil dan menyusui.

Nantinya, dokter akan mempertimbangkan apakah Anda boleh menggunakan obat ini atau tidak. Penggunaan obat tanpa izin dokter dapat berbahaya bagi Anda.

Apakah diflukortolon valerat aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Hingga kini, belum ada penelitian yang memadai terkait risiko penggunaan diflukortolon pada ibu hamil. Namun, studi pada hewan menunjukkan potensi risiko dari pemakaian obat ini.

Dalam studi tersebut, dijelaskan bahwa pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan kelainan perkembangan janin. Kondisi tersebut terjadi setelah hewan diberikan dosis seperti manusia.

Jika Anda dalam keadaan hamil, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter saat hendak menggunakan obat ini. Dengan begitu, potensi risikonya bisa dicegah seminimal mungkin.

Sementara itu, pada ibu menyusui, belum diketahui apakah diflukortolon dapat masuk ke dalam ASI. Namun, obat ini tidak boleh dioleskan ke payudara untuk menghindari tertelan oleh bayi.

Interaksi diflukortolon valerat dengan obat lain

Belum ada penelitian terkait interaksi obat diflukortolon valerat dengan obat lain. Meski begitu, sebaiknya sampaikan ke dokter jika Anda memakai obat kortikosteroid lain dalam waktu bersamaan.

Selain itu, pastikan Anda tidak menggunakan obat pada luka terbuka atau kulit yang terinfeksi. Jangan juga memakai obat melebih batas waktu yang telah ditentukan dokter.

Serba-serbi diflukortolon valerat

  • Digunakan untuk mengatasi peradangan kulit.
  • Bekerja dengan cara mengontrol gejala seperti gatal, kulit kemerahan, dan peradangan, bukan mengobati penyebabnya.
  • Penggunaan obat tidak boleh melebihi batas waktu yang telah ditentukan.
  • Tidak direkomendasikan untuk anak-anak, kecuali atas saran dokter.
  • Jika digunakan dalam pengobatan psoriasis, pastikan mengikuti saran dokter dengan teliti untuk menghindari kekambuhan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 01/12/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan