Laser Rejuvenation

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 06/09/2021

    Laser Rejuvenation

    Berkat teknologi saat ini, ada beragam pilihan perawatan yang bisa Anda coba guna mendapatkan kulit yang sehat dan bebas dari kerutan. Salah satu perawatan yang kini tengah populer yaitu laser rejuvenation. Simak selengkapnya di sini.

    Apa itu laser rejuvenation?

    Laser rejuvenation adalah prosedur perawatan dengan melapisi ulang kulit yang memanfaatkan laser. Perawatan ini bertujuan memperbaiki penampilan kulit yang rusak akibat beragam masalah kulit, seperti:

    • kerusakan kulit akibat sinar matahari,
    • bekas jerawat,
    • cacar air, dan
    • cacat wajah ringan.

    Tak hanya itu, prosedur ini pun diklaim dapat meningkatkan penampilan kulit, yaitu:

    • mengurangi kemunculan garis halus di sekitar mulut, mata, dan pipi,
    • mengobati hilangnya warna kulit, serta
    • mengatasi hiperpigmentasi kulit.

    Jenis laser rejuvenation

    Perawatan laser rejuvenation dibagi menjadi dua metode, yakni laser ablatif dan non-ablatif yang dijabarkan di bawah ini.

    Laser ablatif

    Laser ablatif dilakukan dengan menghilangkan lapisan kulit terluar (epidermis) yang tipis dan memanaskan kulit di bawahnya (dermis).

    Hal ini bertujuan merangsang kolagen baru. Kolagen yaitu jenis protein berserat dan tak larut yang membuat kulit lentur dan kencang. Bila lapisan terluar sudah sembuh dan tumbuh, area yang dikenai laser akan tampak lebih halus dan kencang.

    Metode laser rejuvenation ini pun dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

    • laser karbondioksida,
    • laser erbium, dan
    • kombinasi.

    Laser non-ablatif

    Berbeda dengan laser ablatif, metode ini melukai kulit guna merangsang pertumbuhan kolagen. Hasilnya, warna dan tekstur kulit akan lebih baik. Pendekatan ini dapat dilakukan melalui berbagai jenis laser serta IPL (intense pulsed light).

    Sayangnya, laser non-ablatif kurang efektif meski proses pemulihannya cenderung lebih cepat.

    Lama prosedur laser rejuvenation biasanya tergantung metode yang digunakan dan jenis masalah yang ditangani. Namun, normalnya perawatan ini bisa berlangsung antara 30 menit hingga dua jam.

    Selain itu, dokter akan memberikan obat bius lokal agar Anda tidak merasakan sakit selama prosedur berlangsung.

    Persiapan, proses, dan perawatan setelah prosedur

    Untuk mengetahui bagaimana prosedur laser rejuvenation, simak langkah-langkahnya dari persiapan, proses, dan perawatan setelahnya di bawah ini.

    Persiapan sebelum prosedur

    Pada dasarnya, persiapan laser rejuvenation mirip dengan laser resurfacing, meliputi:

    • memberikan informasi kepada dokter seputar obat dan perawatan yang dijalani,
    • menjalani pemeriksaan fisik, seperti warna dan ketebalan kulit,
    • minum obat antivirus yang diresepkan dokter, bila memiliki riwayat infeksi herpes,
    • menghindari paparan sinar matahari yang langsung tanpa pelindung,
    • berhenti merokok, serta
    • meminta bantuan orang lain untuk menemani Anda ketika prosedur selesai.

    Meski begitu, beberapa orang mungkin mendapatkan instruksi yang berbeda dari dokter. Itu sebabnya, Anda perlu berdiskusi dengan dokter agar benar-benar paham perihal metode perawatan ini.

    Proses laser rejuvenation

    Pada hari perawatan dimulai, dokter akan mengoleskan anestesi topikal (bius lokal) pada area yang mengalami kerusakan. Hal ini bertujuan mengurangi rasa sakit. Lalu, kulit akan dibersihkan untuk mengangkat minyak berlebih, kotoran, dan bakteri.

    Setelah itu, dokter akan mulai dengan menggunakan laser berdasarkan metode yang Anda pilih. Laser akan digerakkan perlahan di sekitar area kulit yang ditentukan.

    Bila sudah selesai, dokter membalut daerah tersebut guna melindungi bagian kulit pada akhir prosedur.

    Perawatan setelah prosedur

    Setelah prosedur laser rejuvenation selesai, Anda mungkin akan merasakan gatal. Kulit pun tampak membengkak. Tak perlu khawatir karena dokter akan mengoleskan salep pada kulit dan menutupi area tersebut dengan perban kedap udara dan kedap air.

    Bila diperlukan, Anda bisa memanfaatkan obat pereda nyeri dan kompres dingin untuk meredakan gejala efek samping yang dialami.

    Pada saat proses pemulihan berlangsung, Anda diminta untuk tidak menggunakan produk yang mengiritasi wajah, seperti kosmetik dan tabir surya.

    Di lain sisi, laser rejuvenation dengan metode non-ablatif memerlukan proses pemulihan yang lebih cepat.

    Bagaimana dengan hasil laser rejuvenation?

    Bila proses pemulihan sudah selesai, kulit akan tetap memerah hingga beberapa bulan. Begitu area sudah sembuh, Anda akan melihat perbedaan dalam penampilan kulit dan efeknya bisa bertahun-tahun.

    Hasil prosedur laser ini cenderung bertahap. Anda lebih mungkin melihat perbaikan pada tekstur dan pigmen kulit ketimbang kerutan.

    Anda juga perlu menghindari paparan sinar matahari tanpa pelindung selama satu tahun untuk mencegah hiperpigmentasi.

    Perlu diingat bahwa hasil dari perawatan ini tidaklah permanen. Seiring bertambahnya usia, kulit akan menampakkan garis, terutama ketika menyipitkan mata dan tersenyum.

    Kerusakan kulit akibat sinar matahari pun biasanya tidak dapat dicegah lewat perawatan ini.

    Risiko efek samping laser rejuvenation

    Meski tergolong aman, laser rejuvenation dapat memicu berbagai efek samping, seperti:

    • kemerahan, bengkak, dan gatal,
    • masalah jerawat,
    • infeksi bakteri, virus, atau jamur,
    • perubahan warna kulit (hiperpigmentasi),
    • jaringan parut (bekas luka), serta
    • pembalikan kelopak mata (ektropion).

    Beberapa orang mungkin merasa bahwa prosedur ini mirip dengan laser resurfacing. Nyatanya, keduanya cukup berbeda.

    Laser rejuvenation bertujuan membantu kulit tampak lebih cantik dengan bantuan produk skincare (perawatan kulit). Sementara, laser resurfacing secara harfiah menghilangkan lapisan permukaan kulit.

    Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis kulit guna memahami solusi apa yang tepat untuk Anda.

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 06/09/2021

    Iklan
    Iklan
    Iklan