Prosedur laser kini menjadi salah satu perawatan dokter kulit yang diandalkan karena lebih cepat menangani berbagai masalah kulit. Ada banyak jenis perawatan laser yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda, dari perawatan biasa hingga yang pakai teknologi mutakhir seperti gas karbon dioksida (CO2).
Apa saja keunggulan perawatan ini dan seperti apa prosedurnya? Simak jawabannya dalam ulasan berikut.
Apa itu laser CO2?
Laser CO2 adalah prosedur yang menggunakan gas karbon dioksida dan laser untuk mengatasi masalah kulit dengan meratakan tekstur kulit. Penggunaan laser dan karbon dioksida membantu menghilangkan bekas luka, kutil, tanda lahir, hingga keriput yang dalam.
Media yang digunakan berupa campuran 3 jenis gas yang terdiri dari 10 – 20% karbon dioksida, 10 – 20% nitrogen, dan sisanya helium. Kemudian 3 jenis gas ini dipadukan bersama laser sehingga menembus lapisan atas kulit hingga ke dermis.
Perpaduan di atas kemudian menghasilkan panjang gelombang cahaya spektrum inframerah 10.600 nanometer. Proses ini menciptakan kerusakan mikroskopi yang dapat mersangsang produksi kolagen baru dan menggantikan permukaan kulit yang rusak dengan sel-sel epidermis baru.
Prosedur ini merupakan bagian dari perawatan kulit yang dikenal sebagai laser skin resurfacing.
Siapa yang perlu menjalani perawatan laser CO2?
Perawatan laser karbon dioksida cocok untuk orang-orang yang memiliki masalah kulit akibat penuaan, sinar ultraviolet (UV), atau kondisi jerawat yang tidak membaik dengan pemakaian obat. Masalah kulit yang dimaksud antara lain:
- bintik-bintik hitam,
- tanda lahir yang mengganggu penampilan,
- tahi lalat,
- kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet,
- warna kulit yang tidak rata,
- penuaan kulit,
- bekas luka keloid,
- stretch mark,
- keratosis aktinik,
- garis dan keriput yang dalam,
- masalah jerawat dan bekasnya,
- pori-pori kulit besar, hingga
- hiperpigmentasi.
Selain berbagai masalah kulit yang cukup umum, perawatan laser dengan CO2 dapat mengatasi kondisi berikut.
- Keratosis seboroik: bintik kutil yang muncul seiring proses penuaan kulit.
- Veruka vulgaris: infeksi kulit oleh human papillomavirus yang menimbulkan kutil.
- Angiofibroma: tumor jinak yang terbentuk dari pembuluh darah atau jaringan ikat.
- Lentigo simpleks: bercak cokelat akibat pigmentasi kulit yang bukan disebabkan oleh sinar UV.
- Pembesaran kelenjar minyak pada kulit akibat penumpukan sebum (minyak alami kulit).
- Melasma, tumor, kista, dan pertumbuhan massa lainnya pada kulit.
Bagaimana prosedur laser CO2?
Beberapa minggu sebelum prosedur, Anda mungkin akan diminta menggunakan krim retinoid pada area kulit yang akan dilaser. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan kulit dan mengurangi risiko efek samping.
Dokter akan meresepkan obat-obatan khusus bila Anda memiliki riwayat herpes genital, herpes oral, atau penyakit infeksi sejenisnya. Anda perlu mengonsumsi obat-obatan ini sejak dua hari sebelum prosedur hingga tiga hari setelahnya.
Prosedur laser CO2 dilakukan secara rawat jalan oleh seorang dokter spesialis kulit. Sebelum melaksanakan prosedur, dokter akan memberikan bius lokal pada kulit Anda secara oral atau melalui pembuluh darah.
Nah, berikut ini langkah-langkah prosedur laser CO2 yang akan dilakukan dokter.
- Kulit Anda akan dibersihkan dari sisa minyak, kotoran, dan bakteri.
- Dokter lalu memulai perawatan menggunakan laser yang telah disesuaikan energi dan daya tembusnya. Dokter akan menggerakkan laser secara perlahan pada area kulit yang bermasalah.
- Setelah prosedur laser selesai, dokter akan menutup area kulit tersebut dengan perban. Perban biasanya dipasang selama 24 jam ke depan dan perlu dibersihkan sebanyak 2 – 5 kali. Dokter akan memberitahu Anda caranya.
- Prosedur laser CO2 dapat berlangsung selama 30 menit hingga dua jam, tergantung seberapa luas area kulit yang bermasalah.
Dengan perawatan yang tepat, wajah Anda dapat pulih dalam kurun waktu 10 – 21 hari setelah perawatan.
Apa saja efek samping dan komplikasinya?
Seperti prosedur kosmetik lainnya, laser skin resurfacing dengan karbon dioksida memiliki sejumlah risiko, seperti:
- rasa terbakar,
- ruam kulit,
- pembengkakan,
- munculnya benjolan,
- infeksi,
- bekas luka,
- kemerahan, dan
- hiperpigmentasi.
Pada beberapa kasus, kondisi milia juga dapat tumbuh pada permukaan kulit. Milia merupakan benjolan kecil berwarna putih yang muncul akibat berbagai faktor, termasuk sebagai efek samping dari perawatan laser CO2.
Namun, Anda bisa mengurangi risiko efek samping dengan melakukan perawatan yang disarankan oleh dokter. Laser CO2 pada dasarnya merupakan prosedur yang aman. Hasilnya pun dapat muncul dengan cepat dan bertahan cukup lama.
Untuk menyehatkan dan mempercantik penampilan kulit, jangan lupa lakukan rutinitas perawatan dengan produk skincare secara rutin. Hindari pula paparan sinar matahari secara langsung dan jauhi kebiasaan yang mempercepat penuaan kulit.
Catatan akhir
Setelah prosedur dilakukan, hasil laser dapat terlihat sekitar 2 minggu. Oleh karena itu, Anda sebaiknya bersabar menunggu hasilnya dan ikuti petunjuk dokter tentang perawatan setelah prosedur.