backup og meta

Hiperkeratosis

Hiperkeratosis

Hiperkeratosis adalah masalah kulit cukup umum terjadi, tapi sering kali tidak disadari. Kondisi ini ditandai dengan penebalan kulit yang disebabkan oleh produksi sel kulit mati yang berlebihan. 

Apa itu hiperkeratosis?

Hiperkeratosis adalah kondisi kulit yang menjadi lebih tebal dari biasanya. Kondisi ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti kapalan, mata ikan, psoriasis, dan eksim. 

Penebalan kulit sebenarnya merupakan mekanisme perlindungan alami tubuh terhadap tekanan atau iritasi yang terjadi berulang kali.

Jika kulit sering mengalami gesekan atau tekanan di area tertentu, seperti di kaki atau tangan, kulit akan bereaksi dengan menghasilkan lebih banyak keratin. 

Keratin adalah protein yang menyusun jaringan kuku, rambut, dan kulit. Produksi keratin yang berlebihan dapat disebabkan oleh peradangan, tekanan, atau faktor genetik. 

Untungnya, sebagian besar jenis hiperkeratosis dapat diobati dengan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat. 

Tanda dan gejala hiperkeratosis

Gambar penebalan kulit kapalan di siku tangan

Pada umumnya, hiperkeratosis mudah dikenali dari tampilan area kulit yang tampak lebih tebal dan kasar dibandingkan kulit di sekitarnya.

Beberapa gejala lain yang mungkin muncul, antara lain: 

  • penebalan kulit pada telapak kaki atau jari-jari tangan (kapalan), 
  • mata ikan di atau di antara jari-jari kaki, 
  • bercak atau benjolan kecil (eksim), 
  • kulit memerah dan melepuh, 
  • bercak putih yang tebal di lidah, gusi, atau bagian dalam pipi (leukoplakia), dan 
  • pembentukan plak kulit yang keras dan tebal (plak psoriasis). 

Penyebab hiperkeratosis

Ada beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya hiperkeratosis. Berikut beberapa penyebab utamanya mengutip dari Harvard Health Publishing

1. Hiperkeratosis akibat tekanan

Tekanan berlebihan dan iritasi merupakan penyebab penebalan kulit yang paling umum. 

Penebalan kulit akibat tekanan biasanya terjadi di area kulit yang sering terkena gesekan secara terus-menerus, seperti pada telapak kaki atau tangan.

Ketika tertekan, kulit akan merespons dengan memproduksi lapisan keratin tambahan untuk melindungi area yang rusak. Contoh hiperkeratosis yang disebabkan oleh tekanan meliputi:

  • kapalan dan mata ikan, 
  • hiperkeratosis aktinik, dan
  • psoriasis

2. Hiperkeratosis nontekanan

Tidak semua hiperkeratosis disebabkan oleh faktor pemicu eksternal seperti tekanan.

Penebalan hiperkeratosis juga bisa berkaitan dengan faktor genetik atau kondisi kulit tertentu, seperti:

  • eksim,
  • hiperkeratosis epidermolitik,
  • liken planus, dan
  • verruca plantaris (kutil plantar). 

Diagnosis hiperkeratosis

Untuk memastikan diagnosis hiperkeratosis, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut.

  • Pemeriksaan fisik menggunakan dermatoskop, 
  • Pertanyaan seputar gejala dan riwayat kesehatan.
  • Biopsi kulit untuk memastikan penyebab hiperkeratosis.
  • Tes alergi untuk mengetahui penyebab dari reaksi penebalan kulit. 

Pengobatan hiperkeratosis

salep 2-4

Pengobatan hiperkeratosis tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Inilah beberapa pilihan pengobatan yang umum dilakukan. 

1. Obat-obatan topikal dan oral

Untuk kasus seperti eksim, lichen planus, dan hiperkeratosis subungual, dokter mungkin meresepkan obat oral atau salep kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. 

Kondisi seperti keratosis aktinik, psoriasis, atau hiperkeratosis subungual, bisa diatasi dengan salep atau krim khusus yang membantu pengelupasan kulit mati.

Pada beberapa kasus, seperti keratosis pilaris, pengobatan oral juga diberikan untuk meredakan gejala. 

2. Terapi fisik dan tindakan medis

Selain obat-obatan, ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan, seperti: 

  • eksfoliasi untuk keratosis pilaris, 
  • cryotherapy untuk keratosis aktinik, keratosis seboroik, dan kulit, 
  • laser atau terapi cahaya LED untuk eksim dan keratosis pilaris, serta
  • pengikisan kulit secara manual untuk kapalan atau mata ikan. 

Hasil pengobatan bergantung dengan jenis hiperkeratosis dan seberapa parah gejala yang dialami.

Beberapa orang mungkin bisa sembuh dengan cepat setelah melakukan pengobatan, tapi ada juga pasien yang membutuhkan waktu beberapa bulan untuk pulih. 

3. Perawatan lainnya

Perubahan gaya hidup yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hiperkeratosis salah satunya adalah menggunakan sepatu yang nyaman dan pas.

Jika memiliki mata ikan atau kapalan, gunakan bantalan pelindung di area tersebut untuk mencegah gesekan lebih lanjut. 

Selain itu, hindari berjalan tanpa alas kaki di area yang rentan terkena jamur seperti di ruang ganti, gym, atau kolam renang.

Pencegahan hiperkeratosis

Mencegah hiperkeratosis sebenarnya cukup mudah, terutama jika penyebabnya adalah iritasi atau tekanan berulang.

Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan meliputi langkah-langkah berikut.

  • Gunakan sepatu yang nyaman dan pas untuk mencegah gesekan berlebih. 
  • Pakai padding atau pelindung di area yang sering terkena mata ikan.
  • Hindari bertelanjang kaki di tempat yang lembap, seperti ruang ganti, gym, atau kolam renang. 
  • Hindari faktor pemicu eksim, seperti udara kering, sabun beraroma kuat, bahan kimia keras, dan suhu ekstrem.
  • Hindari alergen penyebab peradangan kulit, misalnya bulu hewan atau serbuk sari.
  • Pakai tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap keluar rumah.
  • Lindungi kulit dengan pakaian tertutup seperti topi atau lengan panjang.

Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan kulit, terutama di area yang sering mengalami gesekan.

Bila ada pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter kulit agar Anda mendapatkan pengobatan yang tepat. 

Kesimpulan

  • Hiperkeratosis adalah kondisi penebalan kulit yang umum terjadi, biasanya berupa kapalan, mata ikan, eksim, dan psoriasis.
  • Gejala hiperkeratosis berupa penebalan kulit pada jari kaki dan tangan, kulit kering, kulit mengelupas, dan kemerahan.
  • Pengobatannya bisa menggunakan salep kortikosteroid, obat antiradang lainnya, terapi laser, cryotherapy, dan eksfoliasi kulit.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hyperkeratosis. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved 14 Oct 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/hyperkeratosis 

LeWine, H.E. (2023). Hyperkeratosis. Harvard Health Publishing. Retrieved 14 Oct 2024, from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/hyperkeratosis-a-to-z 

Elwell, R. (2017). British Journal of Nursing, 26(8), 468–470. doi:10.12968/bjon.2017.26.8.468. Retrieved 14 Oct 2024, from https://www.magonlinelibrary.com/doi/abs/10.12968/bjon.2017.26.8.468 

Farci, F., & Mahabal, G. D. (2023). Hyperkeratosis. In StatPearls [Internet]. Treasure Island, FL: StatPearls Publishing. Retrieved 14 Oct 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562206/ 

Jones, K.B. (2024). Keratosis Pilaris. Family Doctor. Retrieved 14 Oct 2024, from https://familydoctor.org/condition/keratosis-pilaris/

Versi Terbaru

25/10/2024

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

7 Manfaat Licorice untuk Kulit Wajah yang Harus Anda Tahu

Mudah Ditemukan, Ini 7 Bahan Alami untuk Eksfoliasi Wajah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 15 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan