Benjolan yang muncul kulit tidak selalu merupakan jerawat. Jika benjolan mirip jerawat muncul di ketiak atau paha dengan ukuran cukup besar dan berisi nanah, kondisi ini bisa menandakan hidradenitis suppurativa. Cari tahu lebih lanjut mengenai gejala, penyebab, dan cara mengobatinya berikut ini.
Apa itu hidradenitis suppurativa?
Hidradenitis suppurativa adalah sebuah penyakit kulit kronis atau kambuhan yang menyerang kulit bagian folikel rambut dan kelenjar keringat. Penyakit ini menyebabkan munculnya benjolan-benjolan seperti jerawat pada kulit.
Umumnya, benjolan-benjolan tersebut akan menyebar dan muncul di area seperti lipatan paha, ketiak, dan payudara pada wanita.
Pada beberapa kasus, benjolan dapat tumbuh di bawah permukaan kulit dan menimbulkan rasa sakit. Benjolan juga dapat pecah dan mengeluarkan nanah yang mengakibatkan infeksi kulit atau peradangan.
Seberapa umum penyakit ini?
Menurut NIH, sekitar 1 – 4% orang di dunia mengalami kondisi ini. Penyakit kulit ini lebih banyak menyerang perempuan dan biasanya muncul pada masa pubertas.
Kasus dengan pasien termuda terjadi pada anak berusia 6 tahun, tapi sebenarnya penyakit ini sangat jarang dialami anak-anak.
Selain itu, hidradenitis suppurativa adalah penyakit keturunan. Sebanyak sepertiga penderitanya memiliki anggota keluarga penderita kelainan yang sama.
Tanda dan gejala hidradenitis suppurativa
Gejala awal pada setiap pasien bisa bervariasi, tapi umumnya berupa munculnya benjolan merah seperti jerawat. Beda dengan jerawat, benjolan hidradenitis suppurativa biasanya berukuran lebih besar dan disertai rasa sakit ataupun kulit melepuh.
Berikut gejala umum hidradenitis suppurativa.
- Benjolan mirip jerawat berisi nanah yang akan pecah dan mengeluarkan bau busuk.
- Benjolan dapat mengecil dan menghilang dengan sendirinya. Namun, biasanya akan muncul benjolan-benjolan baru di sekitar area yang sama.
- Jika tidak ditangani lebih lanjut, benjolan bisa akan bertambah besar dan menyebar ke area lain. Infeksi serius pun bisa terjadi.
- Luka yang ditimbulkan setelah benjolan pecah dapat meninggalkan bekas yang sulit hilang.
Area yang paling sering ditemukan benjolan hidradenitis suppurativa adalah:
- ketiak (salah satu atau dua-duanya),
- pangkal paha (kelamin, anus, dan sekitarnya),
- pantat dan sekitar anus,
- paha atas,
- payudara wanita (di bawah dan kadang pada payudara), serta
- selangkangan.
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, benjolan bisa ditemukan di telinga, sekitar pusar, wajah, leher, atau punggung.
Penyakit ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan bersifat kambuhan.
Apakah hidradenitis suppurativa menyebabkan gatal?
Pada beberapa orang, kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal, sensasi terbakar di kulit, serta keluar keringat berlebih.
Kapan harus periksa ke dokter?
Segera kunjungi dokter apabila Anda mulai mengalami kondisi:
- rasa sakit di benjolan,
- benjolan tidak membaik dalam beberapa minggu,
- muncul kembali dalam minggu-minggu perawatan,
- muncul pada beberapa area kulit, serta
- sering kambuh.
Penyebab hidradenitis suppurativa
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dapat memastikan secara jelas apa penyebab penyakit ini.
Walaupun begitu, banyak ahli percaya bahwa kondisi ini diakibatkan oleh pori-pori tersumbat. Apabila keringat dan kotoran masuk ke dalam pori-pori, folikel rambut dapat membengkak dan pecah, bahkan mengalami infeksi.
Para ahli juga meyakini adanya peran hormon, faktor genetik, dan sistem imun tubuh dalam menyebabkan penyakit ini.
Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan memiliki berat badan berlebih diduga turut memengaruhi munculnya benjolan pada kulit.
Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, para ahli sepakat bahwa hidradenitis suppurativa tidak ada kaitannya dengan kurang menjaga kebersihan tubuh. Penyakit ini juga tidak menular.
Faktor risiko hidradenitis suppurativa
Penyakit kulit ini dapat terjadi pada siapa saja. Berbagai hal berikut ini dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalaminya.
- Usia. Penyakit ini paling banyak terjadi pada orang-orang berusia 18 – 29 tahun.
- Jenis kelamin. Penderita penyakit ini kebanyakan adalah perempuan.
- Turunan keluarga. Seseorang yang memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit ini 30% lebih berisiko mengalaminya.
- Menderita diabetes. Pengidap penyakit diabetes juga cenderung lebih mudah terkena penyakit ini.
- Memiliki jerawat. Pada beberapa kasus, jerawat berpotensi berkembang menjadi hidradenitis suppurativa.
- Obesitas. Kondisi berat badan berlebih atau obesitas juga dikethaui berpengaruh pada munculnya penyakit kulit ini.
- Mengidap penyakit Crohn. Penyakit Crohn yang menyerang saluran pencernaan juga diduga kuat meningkatkan risiko munculnya benjolan hidradenitis suppurativa.
- Memiliki penyakit jantung. Pasien dengan penyakit jantung juga lebih rentan terkena penyakit kulit ini.
- Memiliki kebiasaan merokok. Merokok secara aktif dapat meningkatkan risiko Anda terkena kondisi ini.
Komplikasi hidradenitis suppurativa
Bila benjolan tidak kunjung membaik dan sering kambuh, pasien kemungkinan akan mengalami berbagai komplikasi sebagai berikut.
- Bekas luka. Benjolan berisiko pecah dan meninggalkan bekas luka yang menebal dan membutuhkan waktu yang lama untuk hilang.
- Infeksi. Area benjolan yang pecah dapat mengalami infeksi.
- Tidak dapat bergerak dengan bebas. Benjolan bisa terasa sakit dan menyebabkan Anda sulit menggerakkan bagian tubuh tersebut dengan leluasa.
- Perubahan warna kulit. Bagian kulit yang terdapat benjolan akan mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap.
- Penyumbatan getah bening. Benjolan dan bekas luka yang terletak di sekitar kelenjar getah bening dapat menyebabkan pembengkakan.
- Depresi. Kulit yang penuh benjolan, luka, bahkan mengeluarkan bau tak sedap dapat membuat penderitanya dikucilkan dan menurunkan kepercayaan dirinya, sehingga bisa memicu depresi.
- Kanker kulit. Hidradenitis suppurativa mungkin berkembang menjadi kanker kulit apabila tidak segera ditangani. Ini dilaporkan terjadi pada pria dengan benjolan yang muncul di area kelamin atau pantat.
Diagnosis hidradenitis suppurativa
Biasanya dokter akan mengecek area kulit yang terkena gejala. Dokter juga akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit Anda.
Dokter bisa mengidentifikasi melalui pengamatan gejala ataupun pemeriksaan jaringan kulit secara lebih lanjut.
Jika ada nanah keluar dari benjolan, dokter akan mengambil sampel cairan tersebut dan melakukan pemeriksaan di laboratorium.
Pengobatan hidradenitis suppurativa
Sampai saat ini, belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan hidradenitis suppurativa secara total. Namun, pengobatan dapat membantu meredakan rasa sakit, mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah kekambuhan gejala seperti munculnya benjolan baru, dan mencegah terjadinya komplikasi.
Terdapat beberapa pilihan pengobatan yaitu dengan konsumsi obat-obatan atau prosedur bedah.
1. Obat-obatan
Ada berbagai obat yang biasanya diresepkan oleh dokter di antaranya sebagai berikut.
- Antibiotik. Dokter akan meresepkan antibiotik seperti clindamycin, tetracycline, dan doxycycline untuk mengurangi peradangan dan infeksi.
- Retinoid. Obat turunan vitamin A ini efektif ini bisa membantu menghilangkan benjolan.
- Terapi hormon. Beberapa kasus, terutama pada pasien perempuan, terapi hormon seperti spironolactone dapat membantu meredakan gejala.
- Obat penghilang rasa sakit (painkiller). Dokter bisa meresepkan obat mengurangi rasa sakit pada area yang terdampak.
- Obat penekan sistem imun. Obat-obatan seperti adalimumab (Humira) dan infliximab (Remicade) dapat mengobati hidradenitis suppurativa dengan cara menekan sistem imun.
- Steroid. Obat steroid oral maupun injeksi dapat mengurangi peradangan dan meredakan gejala-gejala yang muncul.
- Sabun dan losion antiseptik. Membersihkan area terdampak dengan sabun secara lembut dan mengaplikasikan losion antiseptik yang tidak mengiritasi bisa mencegah infeksi bakteri.
2. Prosedur operasi
Bedah atau operasi akan dilakukan oleh dokter apabila benjolan tidak kunjung membaik, bahkan setelah diberikan obat-obatan di atas.
Pada beberapa kasus, tindakan operasi berikut juga dilakukan untuk mengatasi benjolan yang tumbuh di bagian dalam permukaan kulit.
- Laser. Dokter bedah menggunakan laser karbondioksida untuk menghilangkan benjolan di bawah kulit.
- Unroofing. Prosedur ini dilakukan dengan menyayat kulit dan daging di area benjolan yang terhubung dengan jaringan di bawah kulit.
- Pembuangan jaringan dan nanah. Dokter membuang bagian benjolan dan mengeluarkan nanah di dalamnya. Namun, prosedur ini tidak memberikan efek jangka panjang.
- Operasi pengangkatan benjolan. Cara ini mengangkat hampir seluruh bagian kulit yang terdapat benjolan, dilanjutkan dengan prosedur cangkok kulit.
Perawatan rumahan hidradenitis suppurativa
Selain mengonsumsi obat-obatan dan menjalankan prosedur medis, Anda juga dapat melakukan perawatan mandiri untuk meringankan gejala. Berikut caranya.
- Menjaga berat badan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit ini. Lakukan olahraga ringan dan atur porsi makanan Anda agar berat badan tetap ideal.
- Kurangi susu dan makanan tinggi gula. Sebaiknya kurangi konsumsi makanan yang mengandung susu atau makanan yang mengandung gula untuk mengurangi tingkat kekambuhan.
- Mengompres area yang sakit. Gunakan handuk hangat sebagai kompres untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman pada benjolan.
- Mengganti sabun mandi. Ganti sabun mandi dengan sabun antiseptik untuk mengurangi ataupun mencegah infeksi bakteri pada benjolan.
- Hindari memakai pakaian ketat. Pakaian yang ketat dapat menimbulkan gesekan kulit yang memicu munculnya benjolan baru.
- Jangan memencet bisul atau benjolan. Memencet benjolan menyebabkan timbulnya luka yang bisa mengalami infeksi serius.
- Berhenti merokok. Kandungan berbahaya pada rokok dapat memperburuk gejala-gejala penyakit ini.
- Minta dukungan orang-orang terdekat. Jika kondisi ini membuat Anda merasakan gejala depresi, carilah dukungan dari keluarga dan teman terdekat. Anda pun bisa melakukan konseling dengan profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, untuk membantu mengatasi gejala yang Anda alami.
Hidradenitis suppurativa umumnya bisa diatasi dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang tepat. Namun, jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
Jika Anda mengalami benjolan mirip jerawat yang disertai rasa sakit dan muncul di ketiak, paha, payudara, atau selangkangan, sebaiknya segera periksakan kondisi ini kepada dokter spesialis kulit.