Dishidrosis merupakan penyakit kulit berupa bintil atau lepuhan yang biasanya muncul di kaki atau tangan. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tapi dapat dikurangi kekambuhannya dengan perawatan tertentu. Ketahui gejala, penyebab, serta cara mengobatinya berikut ini.
Apa itu dishidrosis?
Dishidrosis adalah jenis dermatitis atopik yang ditandai dengan kemunculan bintil-bintil lepuhan di telapak tangan dan kaki, atau pada sela-sela jari.
Penyakit kulit ini tidak menular, tapi menimbulkan peradangan yang membuat kulit di tangan dan kaki memerah. Pada umumnya, timbul lepuhan berisi cairan yang terasa gatal dan perih.
Oleh sebab itu, penyakit ini sering disebut dengan eksim di tangan atau kaki. Istilah medis lain yang juga dipakai untuk menjelaskan dishidrosis adalah pompholyx, vesicular eczema, dan eksim dishidrotik.
Seperti jenis eksim lainnya, penyakit eksim tangan dan kaki (dishidrosis) tidak dapat disembuhkan. Bintil lepuhan biasanya dapat menghilang dalam beberapa minggu, tapi kondisi ini dapat kambuh berulang kali. Namun, melakukan perawatan dapat membantu mencegah dishidrosis kambuh.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Dishidrosis adalah jenis dermatitis ketiga terbanyak yang paling sering terjadi pada orang dewasa berumur 20 – 40 tahun.
Kemunculan eksim di tangan dan kaki dua kali lebih umum dialami oleh wanita dibandingkan pria.
Sekitar setengah dari mereka yang memiliki eksim di kaki dan tangan juga menderita dermatitis atopik (eksim).
Tanda-tanda dan gejala dishidrosis
Setiap macam dermatitis memiliki gejala utama yang mirip, seperti ruam kemerahan yang terasa gatal. Namun, dishidrosis memiliki ciri yang berbeda dibandingkan jenis eksim lainnya.
Penyakit eksim ini ditandai dengan munculnya lepuhan atau lentingan kecil di kaki dan tangan dengan karakteristik berikut ini.
- Lepuhan muncul di tangan, kaki, dan jari-jari.
- Lepuhan muncul di bagian ujung, lipatan, dan tepi jari tangan, jari kaki, telapak tangan, dan telapak kaki.
- Lentingan berukuran sangat kecil (dengan diameter 3 mm atau kurang) dan biasanya berisi cairan.
- Warna lepuhan buram dan terletak pada lapisan yang rata dengan kulit dan ada yang sedikit menonjol serta tidak mudah pecah.
- Banyak lentingan kecil bisa menjadi satu dan membentuk lepuhan besar.
- Lepuhan bisa terasa gatal, nyeri, atau tidak menimbulkan gejala sama sekali.
- Lepuhan bertambah buruk bila tersentuh air, sabun, atau zat yang mengiritasi.
- Menggaruk akan membuat lepuhan pecah sehingga kulit berkerak dan akhirnya retak.
- Bisa disertai pembengkakan kelenjar getah bening yang ditandai dengan munculnya benjolan di bawah ketiak.
- Kuku pada jari tangan atau jari kaki yang terkena bisa tampak berbintik-bintik.
Pada beberapa kasus, gejala eksim, seperti lepuhan kulit sulit terlihat pada bagian jari tangan dan kaki karena tekstur kulit yang lebih tebal.
Kadang, lepuhan yang besar akan terbentuk dan terasa sakit. Biasanya lepuhan akan terasa gatal dan menyebabkan kulit bersisik hingga mengelupas.
Area eksim yang terinfeksi pun menjadi pecah-pecah dan sakit jika disentuh.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda mengalami satu saja gejala yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apa pun seputar dishidrosis, konsultasikanlah kepada dokter.
Tubuh setiap orang bereaksi dengan cara berbeda. Selalu lebih baik untuk mendiskusikan apa yang terbaik untuk keadaan Anda dengan dokter.
Penyebab dishidrosis
Penyebab dermatitis, termasuk eksim di tangan dan kaki, hingga saat ini masih belum diketahui pasti.
Namun, para ahli menduga kemunculannya berkaitan erat dengan riwayat kondisi seperti alergi musiman, penyakit dermatitis kontak, dan jenis eksim lainnya.
Kebanyakan kasus yang ditemukan menunjukkan bahwa dishidrosis bisa digolongkan menjadi penyakit keturunan.
Jika memiliki keluarga yang mengalami dishidrosis, peluang Anda untuk terkena penyakit ini akan lebih tinggi.
Faktor risiko dishidrosis
Berikut beberapa faktor pemicu yang turut menyebabkan munculnya eksim di tangan dan kaki.
- Sering mengalami stres.
- Memiliki kulit sensitif.
- Terkena zat pemicu alergi seperti serbuk sari.
- Tangan dan kaki lembab akibat keringat berlebihan atau kontak yang terlalu lama dengan air.
- Kontak sehari-hari dengan benda yang mengandung logam nikel, seperti kunci, ponsel, bingkai kacamata, stainless steel, kancing logam, dan resleting.
- Mengonsumsi makanan mengandung nikel, seperti kakao, cokelat, oatmeal, kacang-kacangan, almon, dan makanan kaleng.
- Menggunakan barang yang mengandung kobalt, seperti piring berwarna biru kobalt, cat dan pernis, peralatan medis tertentu, dan perhiasan.
- Mengonsumsi makanan mengandung kobalt, seperti kerang, sayuran hijau, hati, susu, kacang-kacangan, tiram, dan daging merah.
- Terpapar garam kromium yaitu material yang digunakan dalam pembuatan semen, mortar, kulit, cat dan antikorosi.
Amat memungkinkan juga bagi Anda untuk mengalami dishidrosis bersamaan dengan jenis dermatitis kontak lainnya.
Penting untuk memahami jenis, gejala serta pemicu eksim yang mungkin Anda miliki agar dapat mengelolanya dengan lebih baik.
Satu-satunya cara untuk memastikan bahwa Anda memiliki dishidrosis adalah dengan berkonsultasi dengan dokter.
Diagnosis dishidrosis
Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat mendiagnosis eksim dishidrosis berdasarkan pemeriksaan fisik. Tidak ada tes laboratorium yang secara khusus memastikan diagnosis penyakit ini.
Akan tetapi, dokter bisa menganjurkan beberapa tes untuk mengeliminasi masalah kulit lain yang menimbulkan gejala serupa sehingga diagnosis lebih mengerucut.
Dokter mungkin saja melakukan tes pada kulit Anda untuk jenis jamur yang menyebabkan masalah seperti athlete’s foot (kutu air). Alergi dan sensitivitas kulit dapat diketahui dengan melakukan tes alergi.
Pengobatan dishidrosis
Kemunculan eksim di tangan dan kaki dapat dikendalikan dengan perawatan tertentu. Bergantung pada tingkat keparahan gejala yang muncul, pilihan pengobatan eksim dishidrosis meliputi sebagai berikut.
1. Kortikosteroid
Krim dan salep kortikosteroid amat berpotensi untuk mempercepat hilangnya lepuhan. Mengutip Mayo Clinic, pada kasus dishidrosis yang parah, dokter kadang juga meresepkan pil kortikosteroid.
Kendati ampuh, steroid harus digunakan dengan hati-hati karena penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping serius.
2. Fototerapi
Jika pengobatan lain tidak efektif, dokter dapat menganjurkan satu jenis terapi cahaya khusus.
Fototerapi menggabungkan paparan cahaya ultraviolet dengan obat khusus yang dapat membuat kulit Anda lebih menerima efek cahaya tersebut.
3. Salep penekan sistem imun
Obat-obatan seperti tacrolimus dan pimecrolimus dapat mengatasi gejala dengan cara menekan fungsi sistem imun, saat tubuh terkena zat pemicu alergi atau iritasi.
Obat ini bisa menjadi alternatif bagi pasien yang ingin mengurangi pemakaian kortikosteroid.
4. Suntikan botoks
Dokter juga dapat menganjurkan suntik botoks untuk mengatasi kasus dishidrosis yang parah.
Suntikan pada area kulit yang bermasalah akan mengurangi produksi keringat dan meredakan gejala gatal.
Apakah dishidrosis bisa sembuh sendiri?
Bintil atau lepuhan pada kulit dapat hilang dengan sendirinya dalam 3 – 4 minggu tanpa perawatan. Namun, ada juga yang muncul kembali setelah beberapa bulan. Melakukan perawatan dapat membantu mencegah kekambuhannya.
Perawatan rumahan dishidrosis
Berikut adalah perubahan gaya hidup dan perawatan rumahan yang bisa membantu mencegah kambuhnya eksim dishidrosis.
- Mengompres dingin pada bagian kulit yang bermasalah.
- Rutin mengoleskan salep pelembap yang diresepkan dokter, petroleum jelly, minyak mineral, dan lain-lain.
- Menghindari makanan yang mengandung mineral nikel dan kobalt.
- Tidak menggaruk atau memecahkan lepuhan.
- Menjaga kebersihan tubuh dengan rutin mencuci tangan, tapi tidak berlebihan.
- Menghindari kontak berlebihan dengan air.
- Menghindari produk perawatan yang dapat menyebabkan kambuhnya eksim, seperti losion atau sabun yang mengandung pewangi.
Dishidrosis menimbulkan gejala yang sangat mengganggu karena kulit yang terdampak di bagian tangan dan kaki. Penyebab kondisi ini tidak diketahui secara pasti, tapi ada sejumlah faktor risiko yang bisa Anda hindari.
Jika memiliki tanda-tanda penyakit ini, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter Anda untuk mencegah kambuhnya penyakit.